Jawaban Surat Terbuka untuk dr Taufiq Muhibbuddin Waliy
Kepada
Teman Sejawat (TS),
saudara dr. Taufiq Muhibbuddin Waly, Sp.PD
Saya membaca surat TS kepada Prof Haedar Nashir dalam rangka membantah dan mengajak berdebat tim covid-19 Muhammadiyah setelah TS tidak berhasil minta difasilitasi pak Jokowi untuk debat dengan para pakar covid.
Saya tidak mengenal TS, tapi dari yang tercantum dalam postingan yang beredar, anda adalah dokter spesialis penyakit dalam. (Semoga nama asli dan gelar asli), sehingga saya menyebut anda sebagai Teman Sejawat (TS). Dan.. sebagai dokter, tentu kita terikat dengan kode etik kedokteran yang dalam hal Covid-19 sudah dikeluarkan oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) dan mengikuti ketentuan sebagai anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Saran saya kepada TS:
datanglah ke Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) untuk melampiaskan keinginan TS itu. Kalau sudah, silahkan datang ke Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (PERKI) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Soal Pasien Emergency dan Kritis silahkan ke PERDAMSI & PERDICI. Tentu TS mengetahui semua organisasi profesi yang saya sebut di atas, kan?
Beberapa waktu ini kami para dokter yang bekerja di IGD, Bangsal Covid dan ICU makin sering menghadapi pasien Covid-19 dalam kondisi kritis, tak jarang harus memilih salah satu di antara sekian pasien yang akan dibantu ventilator sementara ventilator sangat terbatas. Pada saat yang sama, banyak rumah sakit kekurangan suplai oksigen, pernah ada yang kehabisan, tak jarang yang stok oksigennya mendekati titik kritis, sekian banyak IGD terpaksa menutup layanan karena terlalu penuh. TS tidak perlu jauh-jauh sampai WHO, ini masalah ada di rumah kita.
Jadi daripada berdebat, mari bantu kami ngurusi pasien. Saya yakin TS tidak sedang bosan mengurusi pasien yang memang tidak membuat kita jadi terkenal. Atau TS bisa juga membantu menyumbang melalui Muhammadiyah yang sudah menyalurkan 1 Trilyunan untuk mengatasi Covid-19.
Sudah benar doa yang TS tulis, “Allahumma arinal haqqa haqqa.. ”
Saya amini itu sehingga TS bisa dapat keyakinan ‘ainul yaqin dan haqqul yaqin bahwa kita sedang menghadapi masalah besar yang harus dihadapi dengan kerja, bukan debat.
Salam
dr Ahmad M Alim, Sp.An, M.Sc.DM(EMDM)