Dua Mimpi itu Terbawa ke Surga
Oleh: Mariman Darto
Mendung di langit Kota Tepian, Samarinda, terus menghalangi senyum matahari di pagi ini. Seolah, alam turut berduka atas kepergian mas H. Kusyanto, S.Pd.,ME menemui Sang Khaliq.
Ketua Wilayah Pemuda Muhammadiyah Kalimantan Timur, meninggal di usia yang relatif muda. Saat semangat geliat dakwahnya membuncah mengisi hausnya nutrisi hati anak negeri di Kalimantan Timur.
Belum hilang dari ingatan saya, pada 24 Juni 2021 beliau silaturahmi ke Puslatbang KDOD, bersama dua sahabat setianya, mas Agus Toto Suriyanto dan mas Danas Miftahul Gisya.
Kunjungan ini untuk membahas ide tentang Pelatihan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Pelatihan ini menjadi media bagi pengembangan kompetensi bagi kepala sekolah. Gagasan ini merupakan program Government Social Responsibility Puslatbang KDOD yang kami gagas untuk menyiapkan para kepala sekolah mampu menghadapi krisis sebagai akibat dari pandemi Covid-19.
Awalnya kegiatan ini akan kami laksanakan pada tanggal 26-27 juni 2021, namun kebijakan pemerintah melarang pertemuan dengan tatap muka. Sehingga kegiatan ini urung dilakukan. Kita sepakat untuk melaksanakannya pada waktu yang tepat.
Kesempatan ini saya manfaatkan untuk mengajak mereka keliling kantor. Tempat pertama yang saya kunjungi adalah minitheatre. Setelah selesai, saya meminta mereka berfoto.
“Ayoo… Bertiga berdiri, tetap jaga jarak ya. Saya yang foto”, kata saya.
“Jangan pak. Gak enak. Biar kami bergantian saja”, kata Kusyanto.
“Gak papa. Nyantai saja”.
Saya kemudian mengajaknya menuju lantai 2 untuk melihat ruang kelas. Dan terakhir saya ajak melihat gedung asrama peserta di belakang. Setelah mengobrol beberapa saat, mereka pamit pulang.
Namun sebelum pulang, saya menitipkan tiga buku ke mereka. Buku ini berjudul “Mencari Negarawan: 85 Tahun Buya Ahmad Syafii Maarif”.
Kepada mas kusyanto, saya sempat mengutarakan harapan saya agar suatu saat nanti mas Kusyanto menjadi politisi hebat. Politisi yang Negarawan.
Sambil berbisik saya mengatakan, “Mas Kus. Posisi menjadi Ketua Pemuda Muhammadiyah itu penting. Saya berharap, suatu saat nanti mas Kus menjadi Politisi hebat. Politisi yang Negarawan. Tolong dibaca buku ini”.
Dua harapan saya untuk mas Kusyanto, satu untuk pelatihan kepemimpinan kepala sekolah dan harapan saya untuk mas Kusyanto menjadi seorang politisi yang negarawan pupus sudah.
Ternyata, harapan tinggallah harapan. Allah Ta’ala lebih mencintainya. Mimpi itu terbawa terbang ke Surga.
Selamat jalan mas Kusyanto. Insya Allah husnul khotimah.
Mariman Darto, Wakil Ketua PWM Kaltim