Terpapar Covid 19 di Saat Hari Arofah
Oleh: Nur Ngazizah
Hari Arofah banyak kemuliaan di dalamnya
Dari ‘Amr bin Syu’aib, salah satunya adalah sebaik baik doa adalah di hari Arofah.
Dari ayahnya, dari kakeknya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِى لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
“Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah. Dan sebaik-baik yang kuucapkan, begitu pula diucapkan oleh para Nabi sebelumku adalah ucapan “LAA ILAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIKA LAH, LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU WA HUWA ‘ALA KULLI SYA-IN QODIIR
(Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Miliki-Nya segala kerajaan, segala pujian dan Allah yang menguasai segala sesuatu).”
(HR. Tirmidzi no. 3585; Ahmad, 2:210. Syaikh Al-Albani menyatakan hadits ini shahih dilihat dari syawahid atau penguat-penguatnya, lihat Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 1503, 4:8.)
Di saat hari Arofah inilah,saat dimana digunakan untuk beribadah secara semaksimal mungkin. Bagaimana jika di hari Arofah ini kita sakit karena terpapar covid 19 sehingga harus melakukan isolasi mandiri berada di rumah atau bahkan berada di Rumah Sakit dengan gejala yang sedang atau berat. Apa yang harus kita lakukan di saat menerima ujian ini.
1. Terima sapaan covid 19 yang diberikan kepada kita oleh Allah SWT dengan sabar dan optimis, yakinkan dalam diri kita ini adalah bentuk sayang Allah agar kita terus dekat kepada Nya, dan ujian hidup adalah sunatullah
Berikut firman-Nya:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ
الصَّابِرِينَ
“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. al-Baqarah/2: 155)
Melalui ujian dan musibah, Allah SWT akan menilai dan mengelompokkan siapa di antara umat manusia ini yang benar-benar memiliki etos amal (spirit dan kinerja perjuangan yang pantang menyerah) dengan yang bersantai-santai.
“Dan sungguh, Kami benar-benar akan menguji kamu sehingga Kami mengetahui orang-orang yang benar-benar berjihad dan bersabar di antara kamu; dan akan Kami uji perihal kamu.” (QS. Muhammad/47: 31)
2. Bahagia menjalani ujian, karena segalanya itu baik bagi seorang muslim. Diberikan nikmat bersyukur, diberikan ujian bersabar.
3. Yakinkan bahwa Allah adalah Sang Penyembuh
وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ
Ash-Shu’ara (26):80
Artinya: Dan apabila aku sakit. Dialah yang menyembuhkan aku.
4. Lakukan ikhtiar terbaik disertai dengan doa yang maksimal. Kewajiban manusia adalah berikhtiar, hasilnya diserahkan kepada Allah.
Lakukan pengobatan sesuai arahan dokter, jaga pola makan seimbang, berolahraga secara teratur, berjemur, mengkonsumsi vitamin,madu, minum ramuan rempah rempah, habbatussauda dll. Ikhtiar manusiawi ini diimbangi dengan banyak beristighfar kepada Allah, memohon ampun atas segala dosa dan kesalahan. Memasrahkan rasa sakit dan minta sembuh kembali, seperti doanya Nabi Ayyub AS
Kisah Nabi Ayub yang berdoa demi memohon kesembuhan pada Allah ini terdapat dalam QS. Al Anbiya ayat 83, berbunyi:
وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ
Artinya: “Dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.” (QS. Al Anbiya: 83).
Ikhtiar terbaik dan doa yang sempurna, serta yakin Allah Maha Penyembuh. Hasilnya kita serahkan pada Allah.
5. Bersedekah sesuai kemampuan, sebagai salah satu cara mendekatkan diri pada Allah.
6. Banyak membaca kalimat thoyibah, membaca Al Qur’an atau mengulang ulang hafalan, tetap lakukan ibadah wajib dan Sunnah sesuai kemampuan.
7. Kurangi berinteraksi dengan media sosial yang menghabiskan banyak waktu kita, ganti dengan aktifitas untuk semakin dekat pada Allah. Jangan jauh-jauh dari Allah di saat kondisi seperti ini. Ini kesempatan yang diberikan Allah untuk mengadu dan mendekat padaNya
8. Banyak memohon doa dari para guru, kerabat, sahabat dan orang-orang yang kita kenal, dan doakan juga orang orang di sekitar kita agar diberikan kesehatan, keberkahan dan keselamatan
9. Tidak panik dan selalu menggembirakan hati, jika kita ikhlas menerima sakit yang tidak ringan ini, insyaallah Allah akan mengampuni dosa dosa kita. Jangan mengeluh dan bersedih hati berkepanjangan, karena hal tersebut justru akan memperburuk keadaan kita.
10. Berterima kasih dengan siapa pun yang membantu kita,baik doa, motivasi maupun bantuan materiil lainnya. Berterima kasih kepada sesama manusia dan bersyukur kepada Allah akan menggembirakan jiwa dan meningkatkan optimisme sehat. Dan jangan lupa jika bisa dilakukan,kita pun bisa saling berkirim doa, motivasi dan bingkisan kepada sesama teman yang juga sedang sakit, yakinlah itu sangat menenangkan jiwa kita.
Dan ingat apapun yang kita terima di dunia ini adalah ujian dari Allah, dan ujian Allah itu pasti sesuai dengan kemampuan kita, maka jangan pernah bersedih hati dan berputus asa.
Allah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 286 :
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.”
Dari ayat di atas dapat kita pahami bahwa Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dan ini merupakan janji Allah, jadi sesungguhnya tidak mungkin Allah membebani kita dengan ujian yang tidak kita sanggup.
Seandainya dengan sakit itu menjadi cara Allah menghendaki kita kembali kepada Nya,itu adalah bagian dari takdir Allah untuk kita sebagai hambaNya. Karena ajal tidak dapat dimajukan dan tidak dapat dimundurkan. Bukan sakit yang menjadikan kita mati, tetapi ajal kita sudah tiba. Saatnya kita memang sudah habis. Sakit hanya menjadi salah satu cara saja.
Mari optimis sehat,sembuh dan kuat agar bisa bersama menempuh jalan dakwah amar ma’ruf nahi munkar ini. Dan memperbanyak kebaikan kebaikan yang mampu kita lakukan untuk kehidupan yang abadi kelak. Karena sungguh maut itu teramat dekat. Maka buat Persiapan terbaik, buat bekal terbaik, jangan lelah untuk beramal shaleh, jangan lelah untuk beribadah, karena taat itu tidak lama, hanya sepanjang usia kita saja.
Bagi para guru, para tokoh Muhammadiyah, para Alim Ulama , keluarga, sahabat yang lebih dahulu dipanggil Allah lantaran covid 19 ini, semoga diberikan akhir yang baik husnul khatimah dan syahid di jalan Allah. Keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan kesabaran.
Kita yang masih diberikan kesempatan untuk menghirup Oksigen yang tidak murah ini, mari gembirakan amal Sholeh, gembirakan dakwah dan cerahkan semesta.
Fastabiqul khairaat
Albirru manittaqaa
Nur Ngazizah, S.Si.M.Pd., Dosen UM Purworejo, Ketua PDNA Purworejo