MEDAN, Suara Muhammadiyah – Persoalan hama yang dialami petani jagung masih menjadi persoalan bagi petani di kawasan desa Tanjung Gunung, Kecamatan Lau Baleng. Mengatasi hama pada jagung petani masih menggunakan pestisida kimiawi. Untuk itu, guna memberi efisiensi biaya dan kecilnya risiko residu maka Dosen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara mendorong petani menggunakan pestisida nabati.
Edukasi dosen Fakultas Pertanian UMSU itu disampaikan pada gelaran Program Kemitraan Masyarakat di desa penghasil jagungh di Lau Baleng. Tim dosen dari Fakultas Pertanian UMSU , Nana Trisna Mei Br Kabeakan, S.P., M.Si., Rini Susanti, S.P., M.P. dan Muhammad Alqmari S.P., M.P berusaha untuk memberikan pemahaman yang benar tentang penggunaan pestisida.
Selama ini dalam kegiatan pengendalian hama pada tanaman jagung mayoritas petani masih menggunkan pestisida kimiawi. Oleh karena itu pada kegiatan program kemitraan masyarakat ini tim dosen fakultas Pertanian UMSU memberi pelatihan pembuatan pestisida nabati. Pestisida nabati dapat dibuat secara mandiri menggunakan bahan-bahan alami yang ada di sekitar lingkungan rumah, persawahan, dan kebun warga.
Tentu saja penggunaan pestisida nabati ini membuat biaya produksi pestisida sangat murah bila dibandingkan biaya ketika harus membeli pestisida sintetis,” demikian kata Nana Trisna (ketua Tim Pelaksana). Ia menegaskan pemanfaatan pestisida nabati harus didorong sebagai bagian dari upaya mengurangi resistensi produk yang berlebihan atas residu kimia sintetis.
Standar dan proses produksi atas pestisida nabati harus dibangun dengan tetap fokus pada efektivitas produk pestisida nabati.
Pembuatan pestisida nabati menggunakan bahan seperti daun sirsak dan daun nimba. Dalam proses pembuatannya daun tersebut ditumbuk atau dihaluskan selajutnya direndam dengan air setelah itu didiamkan di wadah yang tertutup selama 24 sampai 48 jam. Setelah 24 sampai 48 jam selanjutnya dilakukan penyaringan untuk memisahkan ekstrak kasar dan ekstrak halus. Selanjutnya tambahkan kedalam cairan yang sudah disaring tadi sedikit detergen sebagai perekat dari cairan tersebut kemudian aduk rata, jelas Rini Susanti, S.P., M.P.
Pada kesempatan yang sama Muhammad al-Qamari, SP.,M.P menyatakan sosialisasi pemanfaatan dan penggunaan pestisida nabati kepada petani-petani dilakukan dengan harapan petani mulai meninggalkan penggunaan pestisida kimiawi. Dengan demikian prinsip-prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang lebih ramah lingkungan semakin banyak diterapkan,” ungkapnya.
Salah seorang petani, mengatakan bahwa pengetahuan yang diberikan terkait pengendalian hama dengan pestisida nabati sangat bermanfaat bagi mereka yang nantinya dapat diaplikasikan oleh petani dalam kegiatan budidaya tanaman yang merekalakukan. (Syaifulh/Riz)