Program Kampus Mengajar: Asyiknya Belajar Perkalian dengan Jarimatika
Oleh: Siti Komariyah
Dewasa ini sangat sering ditemui siswa merasa kesulitan dalam memahami pelajaran matematika. Padahal matematika diperlukan untuk proses perhitungan dan proses berpikir, yang sangat dibutuhkan seseorang dalam menyelesaikan berbagai masalah. Meskipun matematika termasuk mata pelajaran yang cukup penting, namun sampai saat ini matematika dikalangan siswa masih dianggap sulit dipelajari dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain (Andini 2019). Sebenarnya kesulitan tersebut dialami siswa karena umumnya siswa bukan memahami konsep melainkan hanya menghafal konsep, mengakibatkan pada rendahnya hasil belajar dan siswa memiliki motivasi yang rendah dalam mempelajari matematika.
Oleh sebab itu, dibutuhkan suatu metode menarik yang dapat membantu memahamkan siswa dalam belajar matematika, kemudian meningkatkan motivasi belajarnya. Sebenarnya untuk alat bantu hitung sendiri sudah sangat mudah ditemui. seperti kalkulator ataupun berupa aplikasi yang terpasang di smartphone dan lain sebagainya. Namun bukan konsep seperti yang kalkulator dan aplikasi tersebut tawarkan, melainkan sebuah proses menuju analisis dan logika berpikir siswa yang diinginkan dalam pelajaran matematika.
Menjadi tantangan tersendiri bagi Siti Komariyah (mahasiswa peserta Kampus Mengajar) yang berkesempatan mengabdi di SDN Sungai Hitam, Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan. Siti Komariyah ketika sedang menganalisis dan menyusun program kegiatan bersama Guru Pamong dan Kepala Sekolah di SDN Sungai Hitam harus memikirkan metode apa yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan berdampak pada nilai siswa. Dalam hal ini targetnya adalah Kelas VI di SDN Sungai Hitam tersebut. Berdasarkan keterangan guru, banyak siswa kelas VI yang mulai lupa dan sulit berkonsentrasi pada pelajaran matematika karena terlalu lama menjalani sekolah dari rumah yang diakibatkan dari adanya kebijakan Work From Home (WFH) dan Study From Home (SFH) dari pemerintah untuk memutus penyebaran rantai virus Covid-19.
Siti Komariyah menerapkan metode Jarimatika dalam materi pembelajaran perkalian di kelas VI. Model pembelajaran ini dianggap sebagai model yang mengasyikkan dan memudahkan siswa memahami matematika dan konsep perkalian suatu bilangan. Jarimatika adalah suatu konsep metode berhitung dengan memanfaatkan sepuluh jari. Dalam bukunya, Septi Peni Wulandani tahun 2008 mengungkapkan bahwa dengan Jarimatika, siswa tidak perlu dipusingkan dengan menghafal karena hasil berhitung menggunakan Jarimatika sangat mudah dilihat.
Langkah-langkah penggunaan metode Jarimatika:
Pertama, pendidik atau guru melakukan apersepsi dan pemberian semangat serta motivasi untuk mengikuti pembelajaran secara maksimal. Kedua, guru menanamkan konsep dasar dalam metode Jarimatika yaitu dengan memanfaatkan jari yang dimiliki beserta ruasnya terdiri dari bilangan satuan dan puluhan untuk perkalian angka 6 – 10. Ketiga, pemberian contoh kepada siswa dalam melakukan metode berhitung Jarimatika. Keempat, dilakukan pembinaan keterampilan sekaligus tanya jawab kepada siswa apakah sudah cukup dipahami. Terakhir, guru melakukan evaluasi pembelajaran dilakukan secara langsung berupa pretest dan postest tertulis maupun uji coba mengerjakan soal yang diberikan guru di papan tulis secara langsung.
Pelatihan Jarimatika sangat bermanfaat dan membantu dalam peningkatan kemampuan berhitung siswa (Syaharuddin and Mandailina 2018). Dan metode ini cukup berhasil pada mata pelajaran matematika di kelas VI SDN Sungai Hitam dan antusias siswa sangat tinggi. Siswa sangat bersemangat ingin belajar perkalian menggunakan metode Jarimatika, bahkan sampai meminta penambahan waktu ketika jam berakhir. Oleh sebab itu, metode ini dapat terus dilestarikan oleh kaum pendidik atau guru khususnya pada mata pelajaran matematika, serta akan lebih baik jika orang tua juga mempelajari metode berhitung Jarimatika untuk kemudian dilakukan bimbingan belajar secara maksimal kepada anak atau siswa dimasa pandemi Covid-19 ini.
Siti Komariyah, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Universitas Ahmad Dahlan