Kampus Mengajar: Cakrawala dan Naluri Pendidik Semakin Terbuka
Oleh: Rizky Nailatul Fauni
Kampus Mengajar merupakan salah satu dari beberapa program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan didukung oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Kampus mengajar mengajak mahasiswa di Indonesia untuk menjadi guru dan mengajar siswa-siswa Sekolah Dasar (SD) di wilayah 3T (Terdepan, Tertinggal dan Terluar) serta sekolah yang masih berakreditasi C yang ada di sekitar domisili mahasiswa. Kegiatan ini berlangsung selama 3 bulan, terhitung sejak tanggal 22 Maret sampai dengan 26 Juni 2021.
Rizky Nailatul Fauni (penulis artikel ini) sebagai salah satu mahasiswa Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Universitas Ahmad Dahlan yang lolos seleksi Kampus Mengajar dan ditempatkan di SD Negeri Talunombo, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah bersama 5 mahasiswa dari perguruan tinggi lain. Selama masa pandemi, kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dimana guru memberikan materi pembelajaran melalui WhatsApp Grup kemudian siswa mengambil dan mengumpulkan tugas di sekolah setiap satu minggu dua kali dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Program ini menjadi salah satu program di era pandemi yang tentunya diharapkan mampu memberdayakan mahasiswa diseluruh perguruan tinggi untuk ikut andil dalam mensukseskan serta ikut terjun ke masyarakat membawa perubahan dan dampak baik. Melalui program ini juga menjadi terobosan bagi Rizky untuk mendapatkan ilmu lebih banyak lagi ketika di luar kelas. Rizky dapat mengembangkan dirinya melalui berbagai kegiatan yang diadakan selama Kampus Mengajar berlangsung. Mulai dari kegiatan membantu mengajarkan literasi dan numerasi, adaptasi teknologi untuk siswa dan guru serta bantuan administrasi sekolah.
Pada program membantu guru mengajar, para mahasiswa terbagi dalam kelas masing-masing dimana jumlah siswa yang dibatasi dan tetap mematuhi protokol kesehatan. Mereka membuat jadwal mengajar dengan waktu yang disesuaikan dengan jadwal kuliah. Rizky mendapatkan bagian membantu mendampingi belajar siswa di kelas 4. Proses bantuan mengajar yang dilakukan menggunakan metode interaktif sehingga siswa menjadi lebih aktif, metode yang menyenangkan namun tetap berfokus dalam memberikan pengetahuan kepada siswa. Kegiatan pembelajaran diawali dengan pemberian motivasi kepada siswa agar terus meningkatkan semangat belajarnya meskipun dengan PJJ. Setelah itu, masuk pada pemberian materi literasi dan numerasi kepada siswa. Pada saat pemberian pembelajaran juga diselingi dengan bernyayi bersama agar siswa tetap semangat dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Di akhir pembelajaran, siswa diajak berdiskusi mengenai kesimpulan dari materi yang dibahas.
Proses bantuan mengajar juga dilakukan melalui Google Meeting untuk siswa kelas 6, selain bantuan mengajar hal tersebut juga dilakukan untuk pemberian adaptasi teknologi yang berkaitan dengan PJJ. Adaptasi teknologi yang lainnya yaitu mendampingi pelatihan Assesment Kompetensi Minimum (AKM) untuk siswa kelas 4. Kegiatan ini diadakan setiap hari Sabtu, dimana pelaksanaan pelatihan didampingi dan bimbingan oleh operator sekolah.
Selanjutnya kegiatan pembantuan administrasi sekolah, dalam kegiatan ini mereka membantu sekolah dalam melengkapi berkas akreditasi sekolah. Dalam menyusun berkas akreditasi selalu berkoordinasi dengan guru dan kepala sekolah. Mereka juga membantu melengkapi dokumen pendamping seperti dokumentasi, surat menyurat, dan lain sebagainya. Kegiatan ini terlaksanakan dari bulan Maret hingga Juni.
Program Kampus Mengajar ini memberikan solusi kepada seluruh SD yang ada di Indonesia yang masih perlu dibantu baik dalam proses pembelajaran maupun administrasi sekolah. Program ini juga sangat membantu mahasiswa dalam mengasah kemampuan serta memberikan pengalaman terjun langsung ke sekolah dan mengambil pelajaran baik dari kegiatan yang telah dilakukan.
Pada akhirnya sebagai muara program Kampus Mengajar benar-benar memberikan pengalaman yang sangat berharga serta memberikan wawasan yang lebih luas dan nyata kepada para calon guru yang akan meneruskan estafet tugas mulia menyiapkan generasi bangsa yakni sebagai guru dan pendidik di waktu mendatang.
Rizky Nailatul Fauni, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Universitas Ahmad Dahlan.