Pengajian PCM Medan Tembung Kupas Makna Hijrah untuk Perubahan

hijrah

MEDAN, Suara Muhammadiyah – Hijrah bermakna, bergerak untuk melakukan perubahan. Proses hijrah yang dilakukan Rasulullah SAW bersama sahabat dari Makkah ke Madinah selain berlangsung sebagai akibat tekanan yang demikian berat dari kaum kafir Makkah juga adalah perintah Allah. Spirit hijrah yang dilakukan rasulullah harus menjadi motivasi bagi kita untuk terus bergerak dalam melakukan perubahan menjadi lebih baik.

Demikian Ustadz Drs. Irwan Syahputra MA Sekretaris PW Muhammadiyah Sumatera Utara pada pengajian harian ber-Muhammadiyah Cabang Medan Tembung, Ahad (15/8) di Masjid Taqwa, PRM Bantan Timur, Jalan Pertiwi, Medan.

Pengajian dipimpin oleh Muflih Simanullang, Wakil Ketua PCM Medan Tembung, pembacaan Al-Quran, Ustadz Fahmi Ikhlas Harahap dan sambutan PCM Medan Tembung oleh Sekretaris Syawal Ritonga.

Pengajian yang dihadiri Pimpinan Cabang Muhammadiyah, Aisyiyah dan Pemuda Muhamadiyah itu menjadi sangat menarik karena Ustadz Irwan Syahputra menggambarkan pergerakan Islam hari ini di berbagai negara di Eropa. Islam hari ini terus berkembang dengan penambahan populasi dan aset yang dimiliki. Banyak gereja yang dibeli umat Islam dan kemudian merubahnya menjadi masjid.

Perkembangan Islam di Eropa itu menjadi bagian dari dinamisasi perubahan (hijrah) yang terjadi diberbagai belahan dunia dan itu akan terus terjadi.

Bagi Muhammadiyah, spirit hijrah dilakukan dengan mengembangkan amal usaha pendidikan sebagai salah satu cara untuk mendidik dan mempersiapkan kader umat dimasa mendatang. Muhammadiyah, kata Irwansyah, sudah membangun sebuah perguruan tinggi di Perlis, Malaysia dan menyiapkan sekolah di Austrlian serta beberpa negara lain di Timur Tengah.

Muhajirin dan Anshar

Dijelaskan, penetapan tahun hijriah ( penanggalan hijriah) dilakukan pada jaman khalifah Umar bin Khattab. Dari empat pilihan usulan untuk penetapan awal tahun baru Islam itu, maka disepakati usul oleh Ali bin Abi Thalib yang meminta agar penetapan awal tahun baru dimulai dengan penandaan hijrahnya rasulullah ke Madinah atau pada Juni 622 Masehi.

Hijrahnya Rasulullah ke Madinah dan bertemunya dengan Kaum Anshar menjadi titik awal perkembangan Islam setelah 10 tahun Rasul berdakwah di Makkah. Di Madinah, Rasulullah kemudian membangun peradaban Islam yang modern dengan tiga pencapaian keunggulan, (1) umat, (2) Imperium dan (3) Agama.

Di Madinah, Rasulullah bersama sahabat dan kaum Anshar mengawali pengembangan risalah Islamiyah dengan membangun masjid, mulai dari Masjid Quba sampai Masjid Nabawi. Jelas Irwan Syahputra yang juga dosen tafsir di UINSU itu, Masjid adalah syiar dan simbol Islam. Itulah mengapa Muhammadiyah mensyaratkan pendirian Ranting Muhammadiyah dengan pendirian masjid. ” Masjid Muhammadiyah sudah sangat banyak, tinggal bagaimana warga Muhammadiyah memakmurkannya,” tegas Irwan Syahputra.

Setelah membangun masjid maka Rasulullah membangun perekonomian melalui konsep persaudaraan Islam. Rasulullah kemudian mengembangkan perekonomian umat di Madinah dengan membangun pasar dan kerjasama perdangan lintas kota Madinah. (Syaifulh/Riz)

Exit mobile version