MEDAN, Suara Muhammadiyah – Tim PKM – PI Fakultas Teknik UMSU membangun rancang bangun alat ukur pH dan ketinggian air berbasis smartphone guna meningkatkan produktifitas budidaya ikan nila. Tim yang diketuai Raja Sanubari Harahap itu beranggotakan Rafido Alfarizi, Panji Purnama, Mhd Ilham Amin dengan dosen pembimbing : Affandi, ST.,MT itu berharap dengan teknologi berbasis smartphone itu dapat membantu meningkatkan tingkat produksi ikan nila.
Raja Sanubari Harahap mengatakan, saat ini ikan nila merupakan salah satu komoditas budidaya yang mempunyai prospek pasar yang cukup tinggi, ini disebabkan permintaan pasar domestik dan non domestik yang terus meningkat. Sektor perikanan budidaya ikan air tawar di Indonesia memiliki potensi besar untuk dikembangkan.
Kota Medan merupakan salah satu kota yang potensi untuk dikembangkannya budidaya ternak ikan air tawar. Untuk itu tim PKM-PI UMSU itu membangun kemitraan dengan petani budidaya ikan air tawari Medan. Salah satunya bersama Kalang Idris yang berdomisili di Jalan Jermal XV Kramat Indah I Kecamatan Medan Denai, Kota Medan Provinsi Sumatera Utara, melakukan pengembangan usaha budidaya ini.
Namun Kalang Idris, seperti halnya petani budidaya ikan air tawar lainnya menghadapi kendala yakni persoalan kualitas air yang kurang baik mengakibatkan pertumbuhan ikan menjadi lambat.
Tim PKM-PI UMSU itu menjelaskan, dalam usaha budidaya ikan nila (Oreochromis sp) ketersediaan air dan kualitas air merupakan salah satu faktor fisik yang menjadi parameter. Kualitas air dalam budidaya ikan air tawar diantaranya suhu, pH (power of Hydrogen), DO (Dissolve Oxygen), ammonia, nitrat. Kelayakan kualitas air yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan benih ikan nila yaitu pada suhu 26,5°C – 28,5°C, sebagian besar organisme akuatik sensitif terhadap perubahan pH, dan lebih menyukai pH netral yaitu antara 7 – 8,5.
Dijelaskan, kendala yang dialami dalam proses pemeliharaan juga menyebabkan penurunan hasil produksi, salah satunya adalah bila terjadi serangan penyakit infeksi maupun non infeksi. Sehingga pengembangan budidaya ikan nila kedepannya perlu dilakukan melalui pendekatan teknologi dan alat yang berkelanjutan. wirausaha budidaya ikan nila dituntut lebih modern dan profesional dengan memanfaatkan inovasi teknologi yang menekankan aspek efisiensi usaha.
Pengembangan usaha budidaya ikan nila tersebut harus didukung dengan pengembangan teknologi melalui optimalisasi pemanfaatan teknologi monitoring. Proses monitoring kolam ikan yang awalnya secara manual, kini dapat secara otomatis memonitoring kondisi pH dan ketinggian air pada kolam lalu dikirim otomatis melalui pesan ke smartphone pembudidaya dengan waktu yang sudah diprogramkan pada alat sehingga pembudidaya. akan selalu update terhadap kondisi kolam ikan nila. Hal ini tentunya dapat menekan kematian pada ikan nila dan diharapkan dapat meningkatkan produktifitas budidaya ikan nila.
Untuk itulah tim PKM-PI UMSU itu merancang sebuah alat yang mampu memberikan sebuah solusi bagi para pengusaha tambak ikan nila untuk meningkatkan hasil produksi ikan yang berkualitas baik serta dapat menekan angka kematian ikan secara massal. Untuk memenuhi kebutuhan para pengusaha dalam mengelola tambak secara mobile tanpa harus bersusah payah melakukan pengecekan setiap hari untuk mengontrol kualitas air tambak.
Alat ukur pH dan ketinggian air berbasis smartphone, sebagai media monitoring diharapkan pembudiya dapat meningkatkan efisiensi waktu dalam memonitoring kondisi air kolam dan menghemat tenaga dalam mengelola kolam ikan nila. Kemudahan dalam mengecek air kolam dengan melihat informasi pesan pH dan ketinggian air yang dikirim oleh alat monitoring langsung ke smartphone pembudidaya.
Mitra juga dapat melihat informasi pH dan ketinggian air pada layar alat sehingga pembidaya dapat update terhadap kondisi air kolam dan melakukan treatmen-treatmen khusus ketika pH dan ketinggian air berubah, tentunya kesigapan pembudidaya dalam memantau kondisi air kolam dapat menekan jumlah kematian pada bibit ikan nila dan meningkatkan produktifitas budidaya ikan nila, sehingga keuntungan yang diterima pembudidaya dapat meningkat. (syaifulh/Riz)