YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) Series “Menyongsong Revisi Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 untuk Generasi 2045.”
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaah (Menko PMK) Prof Dr Muhadjir Effendy, MAP hadir memberikan arahan awalnya kepada para praktisi pendidikan dari persyarikatan Muhammadiyah. Menurutnya Muhammadiyah perlu menyiapkan bahan-bahan yang bisa dijadikan acuan dalam penyusunan revisi UU Sisdiknas.
Prof Muhadjir Effendy menyarankan agar Muhammadiyah mengambil referensi UU Pendidikan baik yang pernah diterapkan di Indonesia maupun berbagai negara. “Sehingga ketika memberikan argumen-argumen mempunyai landasan akademik dan mempunyai landasan historis,” ungkapnya dalam FGD perdana, Jum’at (3/9/2021).
Diharapkan Muhammadiyah dapat membentuk Tim yang terdiri dari Dikdasmen serta kampus-kampus yang memiliki FKIP untuk menelisik dan mengumpulkan berbagai macam dokumen pendidikan sebagai rujukan. Bahkan jika memungkinkan Muhammadiyah melakukan simulasi dalam penggodokan Revisi UU Sisdiknas. Serta merekam ulang kasus yang berasal dari ketidaksinkronan atau kompatibilitas UU dengan realitas di lapangan.
Kemudian, hal krusial dalam pengelolaan pendidikan yaitu terkait anggaran yang juga harus ada tim pemantau dan nanti memberikan usulan perbaikan penganggaran. “Untuk memastikan bahwa 20 persen itu memang betul-betul untuk pendidikan, bukan untuk yang lain,” tutur Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tersebut.
Prof Muhadjir Effendy juga menyebutkan persoalan krusial dalam pendidikan lainnya adalah terkait pendidik atau guru. Dirinya sempat mengusulkan kepada Presiden agar guru dapat ditarik menjadi urusan pusat sehingga bisa menyelesaikan urusan pendidikan. “Karena sesungguhnya 70 persen masalah pendidikan Indonesia berada di guru. Mulai dari kualitas, distribusi, keterjaminan karir maupun insentif guru,” ungkapnya.
Bonus Demografi
Prof Muhadjir Effendy mengusulkan sebaiknya basic education, pembentukan karakter dasar, baik itu karakter personal, maupun karakter sosial dan kebangsaan sudah tuntas pada pendidikan dasar. Kemudian masuk jenjang SMA – SMK, peserta didik harus sudah disiapkan memasuki dunia kerja, yaitu pembentukan karakter dalam dunia profesi atau pekerjaan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan mencetak lulusan yang siap menghadapi dunia profesi atau pekerjaan. Karena ke depannya Indonesia menghadapi masalah angkatan kerja. Saat ini bisa dilihat bahwa jumlah usia produktif lebih banyak dari non produktif. “Ini adalah tahap-tahap menuju bonus demografi yang puncaknya nanti pada 2035,” tuturnya.
Oleh karena itu, dari Muhammadiyah perlu ada tim khusus yang ahli demografi untuk membuat proyeksi tentang bonus demografi ini. Saat ini angkatan kerja di Indonesia ada 140 juta orang, yang tidak bekerja sebelum Covid-19 ada sekitar 7 juta orang. Belum termasuk yang masih berada di SMA-SMK dan perguruan tinggi.
Saat ini Indonesia tengah menghadapi kesulitan dalam pertumbuhan lapangan pekerjaan. Apalagi jumlah industri padat karya mengalami keterbatasan yang menjadi persoalan tersendiri. Oleh karena itu diperlukan ekspansi lapangan kerja untuk menampung angkatan kerja sekitar 2 juta lapangan kerja per tahun.
FGD Series Majelis Dikdasmen
FGD Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah direncanakan berlangsung selama 4 kali. Pertama pada Jum’at, 3 Sep 2021, Tema: “Filosofi dan Kompetensi Pendidikan Masa Depan” bersama Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P, Prof. Suyanto, Ph.D, dan Prof. Dr. Mohamad Ali, M.Pd, M.A.
Kedua, Selasa, 7 Sep 2021, Tema: “Pendidikan Karakter dan Keluarga” dengan narasumber Dr. Siti Noordjanah Djohantini, M.M, M.Si, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed, dan Prof. Ir. Indradjati Sidhi, MSc.Ph.D.
Ketiga, Sabtu, 11 Sep 2021, Tema: “Inovasi Pendidikan” dengan narasumber Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc, Prof. Dr. Paulina Pannenn, M.Ls, Prof. Dr. Bambang Setiaji. Keempat, Selasa, 14 Sep 2021, Tema: “Membangun Pendidikan yang Demokratis” dengan narasumber Prof. Dr. Zainudin Maliki, M.Si, Prof. Dr. Bambang Sudibyo, M.B.A, dan Prof. Dr.Azyumardi Azra, M.A, CBE. (Riz)