YOGAYAKARTA, Suara Muhammadiyah– Dalam menghadapi krisis pandemi global perempuan memegang peran yang sentral khususnya dalam ketahanan keluarga. Ketua Umum PP Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini dalam pembukaan Tanwir Muhammadiyah-Aisyiyah Sabtu (4/9) menilai bahwa resiliensi perempuan berkontribusi besar dalam mempertahankan kehidupan keluarga khusnya dalam menghadapi dampak pandemi yang ada.
“Walaupun banyak kendala namun perempuan memiliki keuletan, semangat, gigih, dan memiliki daya tahan yang tinggi.”
Pandemi telah mendatangkan tantangan yang kompleks bagi perempuan baik secara domestik, kesehatan, juga sosial ekonomi. Di antaranya meningkatnya beban dalam mengurus atau perawatan (unpaid care work), peningkatan angka kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), permasalahan akses dan kemampuan dalam penggunaan teknologi termasuk karena minimnya pembiayaan dan akses. Sedangkan dari aspek kesehatan, perempuan rentan terhadap Covid karena keharusan untuk memegang peran utama dalam pemenuhan ekonomi, perawatan kesehatan, hingga pekerja di sektor kesehatan. Secara ekonomi perempuan juga menghadapi penurunan produktivitas karena beban keluarga yang berlebih.
Meskipun demikian, di tengah-tengah dampak ekonomi yang cukup besar akibat pandemic perempuan yang dinilai adaptif dalam mengahapi krisis mampu mensupport kebutuhan keluarga dengan berbagai aktivitas ekonomi yang dilakukan dari rumah. Bahkan, menebar manfaat untuk lingkungan dengan berbagai kegiatan sosial yang dikembangkan dalam membantu sesama yang mengalami kesusahan karena Covid-19.
“Jiwa sosial kerelawanan, dan welas asih untuk membantu bagi warga menjadi kekuatan yang luar biasa dari perempuan dalam menangggulangi Covid-19.”
Aisyiyah sebagai organisasi perempuan berkemajuan yang fokus dalam permasalahan sosial keagamaan dan kemasyarakatan selama ini secara aktif telah berkontribusi dalam memperbaiki kehidupan yang terdampak oleh pandemi. Noordjannah pun mengatakan bahwa Aisyiyah senantiasa menggaungkan optimisme dalam menghadapi dampak pandemi tidak lain dengan mengajak masyarakat untuk merespons pandemi dengan berdasarkan keilmuan dan keimanan atau secara ilmiah dan ruhaniah.
“‘Aisyiyah bergerak bersama-sama bahu membahui, ta‘āwun, membangun kesadaran bersama pandangan terhadap Covid-19 berdasar ilmu pengetahuan dan religiusitas, pentingnya solidaritas tanpa sekat, merekat persatuan anak bangsa dengan tulus, dan gerakan lainnya untuk mengatasi atau memberi solusi atas musibah Covid ini.”
Sejumlah usaha di bidang kesehatan, keagamaan, pendidikan, sosial, ekonomi dan keluarga terus dilakukan oleh Aisyiyah untuk membantu saudara-saudara kita yang terdampak pandemi. Seperti gerakan vaksinasi oleh UNISA, Sekolah ‘Aisyiyah dan PWA di berbagai tempat bersama Muhammadiyah serta pembelajaran daring yang terus digalakkan di kala krisis. Aisyiyah juga telah melakukan Gerakan Lumbung Hidup ‘Aisyiyah yang masif sampai di tingkat Ranting serta mengembangkan pemberdayaan ekonomi komunitas. Demikian juga para mubaligat, relawan, kader, dan anggota ‘Aisyiyah lainnya tak kenal lelah berkiprah.
“Semangat ibu-ibu ‘Aisyiyah di akar-rumput sungguh luar biasa, dalam keadaan keterbatasan banyak yang terus berkhidmat dengan semangat yang tinggi,” tandas Noordjannah. (Th)