Teks Lengkap Khutbah Iftitah Tanwir Ketua Umum PP ‘Aisyiyah

Teks Lengkap Khutbah Iftitah Tanwir Ketua Umum PP ‘Aisyiyah

Optimis Hadapi Covid-19 Menuju Sukses Muktamar Ke-48

Tanggal 4-5 September 2021

Assalamu’alaikum wr.wb.

Pertama marilah kita senantiasa bersyukur atas nikmat Allah yang tidak terhitung dan terbentang luas di alam semesta ini. Kesyukuran dan kesabaran kita saat ini diuji dengan musibah pandemi Covid-19. Tanwir Bersama Aisyiyah-Muhammadiyah yang ke-2 dilaksanakan dalam suasana keprihatian karena waktu terakhir ini korban Covid baik yang terpapar maupun meninggal meningkat berlipat dibanding tahun yang lalu.

Masa pandemi sudah berjalan tahun ke-2 memunculkan dampak yang semakin kompleks dalam berbagai aspek kehidupan seperti kesehatan, pendidikan, kemiskinan, dan kesenjangan sosial yang semakin tinggi. Secara khusus dampak pandemi sangat dirasakan bagi perempuan dan anak yang setiap terjadi bencana menjadi salah satu kelompok yang rentan.

Dampak sosial pandemi, seperti meningkatnya beban dalam mengurus atau perawatan (unpaid care work) yang dilakukan untuk keluarga semakin berat karena berbagai kegiatan dan pekerjaan banyak dilakukan dari rumah sebagai konsekuensi kebijakan PSBB dan kebijakan lainnya. Meningkatnya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), permasalahan akses dan masih lemahnya kemampuan beradaptasi secara cepat dalam penggunaan teknologi secara online sementara berbagai kegiatan dan pekerjaan banyak dilakukan dari rumah menggunakan IT termasuk dalam pendampingan belajar anak. Pembelajaran daring juga menemui kendala bagi perempuan dan keluarga pada umumnya karena minimnya pembiayaan dan akses. Selain itu dampak sosial Covid menimpa bagi anak-anak salah satunya banyak anak yang menjadi yatim-piatu karena ditinggalkan oleh orang tuanya terkait Covid.

Dilihat dari aspek kesehatan, perempuan rentan terhadap Covid karena di antara mereka harus memegang peran utama ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, juga dalam perawatan kesehatan keluarga, sebagai ibu hamil dan menyusui, dan perempuan pekerja di sektor kesehatan yaitu para nakes dan tenaga supporting di rumah sakit dan tempat-tempat yang berisiko tinggi. Sementara dampak secara ekonomi dapat kita lihat seperti meningkatnya angka kemiskinan dan pengangguran karena PHK, menurunnya pendapatan, kerentanan bertahan hidup karena keterampilan yang rendah, dan keterampilan yang dimiliki tidak dapat dimanfaatkan, produktivitas turun karena beban keluarga yang berlebih. Patut disayangkan dalam kenyataan penanganan pandemi Covid-19 masih ada pihak yang korupsi, masalah dalam pemberian hak terhadap tenaga kesehatan, dan hal-hal yang tidak simpatik lainnya.

Pada masa pandemi yang sulit ini, kontribusi perempuan dalam mempertahankan kehidupan keluarga sangat menentukan. Perempuan melakukan aktivitas ekonomi yang dikembangkan dari rumah. Walaupun banyak kendala namun perempuan memiliki keuletan, semangat, gigih, dan memiliki daya tahan yang tinggi. Perempuan dapat mensupport kebutuhan keluarga, kepemimpinan atau kemampuan perempuan dalam menghadapi krisis cukup adaptif dalam kondisi yang sulit, serta perempuan sebagai penyangga ekonomi keluarga karena kemampuannya melakukan segala kegiatan. Selain itu, perempuan juga memiliki perhatian yang besar untuk melakukan kegiatan sosial seperti membatu sesama yang mengalami kesusahan karena Covid-19. Jiwa sosial kerelawanan, dan welas asih untuk membantu bagi warga menjadi kekuatan yang luar biasa dari perempuan dalam menangggulangi Covid-19.

‘Aisyiyah optimis hadapi Covid-19 sebagaimana tema Tanwir. Optimis harus melahirkan energi positif dan menghilangkan energi negatif dalam jiwa, pikiran, dan tindakan dalam menghadapi kehidupan. ‘Aisyiyah sebagai organisasi sosial keagamaan dan kemasyarakatan terus bergerak menanggulagi atau memutus rantai Covid dengan berbagai kegiatan yang dilakukan di semua tingkatan. Pandemi tidak membuat ‘Aisyiyah berhenti menjalankan dakwah dan terus berkontribusi menangani dampak Covid-19. Oleh karenanya Aisyiyah mengajak masyarakat luas bahwa sebagai umat yang beriman harus merespons pandemi dengan berdasarkan keilmuan dan keimanan atau secara ilmiah dan ruhaniah. Kita diajarkan untuk tetap memiliki harapan atau optimis bahwa pandemi ini akan berangsur membaik dengan catatan semua pihak memiliki komitmen untuk menanggulanginya dengan sikap, tindakan, dan perilaku yang bertanggung jawab, disiplin kuat, kebersamaan, ta‘āwun, dan gotong royong. Tunjukkan sikap merunduk dan rendah hati penuh kesadaran spiritual dengan menengadah kepada Yang Maha Kuasa agar kita dilindungi olehNya. Selain itu harus meninggalkan sikap congkak atau sombong, egois, dan sikap lainnya yang nir akhlak karimah. Secara khusus pemerintah dan pejabat negara tentu memiliki tanggung jawab konstitusional untuk mengatasi pandemi ini dengan kebijakan dan program yang berpihak kepada penyelamatan rakyat secara umum dan keberpihakan yang besar kepada rakyat kecil dan miskin yang jumlahnya semakin banyak.

Orang beriman diajarkan Islam agar optimis dalam hidup dan menghadapi kesulitan. Sikap optimis dalam ajaran Islam harus diaktualisasikan dalam tindakan nyata dengan berbuat yang terbaik, menebar kebaikan untuk semua, membangun kesadaran kolektif warga bangsa untuk bersatu dan maju, serta sikap positif lainnya. Sebaliknya menghindari segala hal yang negatif dalam kehidupan seperti meratapi nasib, ketakutan, dan segala keburukan yang membuat hidup menjadi pesimis dan lemah. Allah mengajarkan kita dalam Al-Qur’an:

وَلَا تَهِنُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَنْتُمُ الْاَعْلَوْنَ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ

Artinya: “Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman” (QS Āli ‘Imrān: 139).

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ

Di lain ayat Allah berfirman:

Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya” (QS Āli ‘Imrān: 159).

Begitu banyak ayat yang memberikan jalan bagi manusia untuk hidup optimis menatap harapan masa depan yang lebih baik setelah menjalani pandemi yang diikhtiarkan dengan sungguh-sungguh agar kondisi makin membaik.

‘Aisyiyah dan solusi pandemi Covid-19. ‘Aisyiyah berkontribusi memberikan solusi mengatasi pandemi dengan menggerakkan seluruh potensi yang dimiliki dari tingkat pusat sampai tingkat ranting. Pimpinan, kader, relawan dan simpatisan ‘Aisyiyah bergerak bersama-sama bahu membahui, ta‘āwun, membangun kesadaran bersama pandangan terhadap Covid-19 berdasar ilmu pengetahuan dan religiusitas, pentingnya solidaritas tanpa sekat, merekat persatuan anak bangsa dengan tulus, dan gerakan lainnya untuk mengatasi atau memberi solusi atas musibah Covid ini. Usaha di bidang kesehatan, keagamaan, pendidikan, sosial, ekonomi dan keluarga terus dilakukan secara bersinergi agar makin intensif dan luas untuk membantu saudara-saudara kita yang terdampak pandemi.

Amal usaha ‘Aisyiyah di seluruh tanah air bergerak memberi kontribusi dalam menghadapi pandemi, termasuk dalam gerakan vaksinasi seperti dilakukan UNISA, Sekolah ‘Aisyiyah dan PWA di berbagai tempat bersama Muhammadiyah. Guru-guru PAUD-TK ABA dan sekolah di lingkungan ‘Aisyiyah tetap bersemangat mendidik generasi bangsa meski dalam kondisi darurat dan pembelajaran daring. Dalam menangani dampak ekonomi, ‘Aisyiyah melakukan Gerakan Lumbung Hidup ‘Aisyiyah yang masif sampai di tingkat Ranting serta mengembangkan pemberdayaan ekonomi komunitas. Demikian juga para mubaligat, relawan, kader, dan anggota ‘Aisyiyah lainnya tak kenal lelah berkiprah. Semangat ibu-ibu ‘Aisyiyah di akar-rumput sungguh luar biasa, dalam keadaan keterbatasan banyak yang terus berkhidmat dengan semangat yang tinggi.

Sukses Muktamar ke-48 Insya Allah Muktamar Muhammadiyah-‘Aisyiyah akan dilaksanakan pada tahun 2022 bertempat di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Muktamar yang digelar dalam situasi pandemi Covid-19 tentu memerlukan penyesuaian dalam pelaksanaan namun tidak mengurangi makna dan maksud dari Muktamar tersebut. Oleh karenanya, Muktamar ‘Aisyiyah ke-48 penting mendialogkan berbagai prasyarat modal sosial organisasi, sumber daya insani, sistem organisasi, dan program serta agenda strategis yang adaptif terhadap perubahan dan mampu menghadapi tantangan zaman dalam mengemban misi dakwah mewujudkan Islam raḥmatan lil-‘ālamīn. Kesuksesan Muktamar ke-48 juga ditentukan oleh kesiapan semua pihak baik pimpinan organisasi, panitia, peserta, dan pihak-pihak terkait yang mengikhtiarkan kesuksesan Muktamar baik secara substansi maupun syiar dakwah melalui penyelenggaraan Muktamar. Kesuksesan Muktamar semuanya kembali kepada kita khususnya para pimpinan organisasi. Kita berusaha semaksimal mungkin mempersiapkan Muktamar, bersamaan dengan itu kita berpasrah diri kepada Allah sebagaimana firman-Nya “Fa-iżā ‘azamta fa-tawakkal ‘alā-Allāh” (QS Āli- ‘Imrān: 159), jika kita sudah berikhtiar maka berserah dirilah kepada Allah.

Sukses Muktamar ‘Aisyiyah ke-48, diarahkan pada keputusan-keputusan yang membawa pada kemajuan ‘Aisyiyah sebagai organisasi perempuan muslim terbesar di dunia yang mampu menghadapi tantangan global dan memberi solusi atas masalah keumatan, kebangsaan dan kemanusian untuk mewujudkan Islam raḥmatan lil- ‘ālamīn. Risalah Perempuan Islam Berkemajuan menjadi bagian penting dari hasil Muktamar di Surakarta. Oleh karenanya dalam menggerakkan organisasi memerlukan para pemimpin, penggerak yang istikamah yakni para pemimpin yang memiliki komitmen kuat secara ikhlas, sungguh-sungguh, jiwa dan sikap militan, gigih serta tahan uji dalam menghadapi kesulitan dan tantangan. Sekaligus semua anggota, kader, dan pimpinan ‘Aisyiyah dari Pusat sampai Ranting menjadi penggerak dan pemimpin yang dinamis berkemajuan!

Kondisi pandemi memang berat, tetapi kita harus bangkit dengan optimis. Para pimpinan ‘Aisyiyah harus istikamah baik di kala berat maupun ringan dalam menjalankan tugas organisasi, sebagai wujud jihad di jalan Allah sebagaimana firman-Nya:

اِنْفِرُوْا خِفَافًا وَّثِقَالًا وَّجَاهِدُوْا بِاَمْوَالِكُمْ وَاَنْفُسِكُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

Artinya: “Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui” (QS At-Taubah: 41).

Pandemi Covid-19 yang membawa dampak dalam berbagai kehidupan menjadi tantangan ‘Aisyiyah untuk tetap bergerak menjalankan jihad melalui dakwah sebagaimana yang dituntunkan dalam Al-Qur’an Surah At-Taubah: 41 tersebut. Akhirnya, marilah kita sukseskan Muktamar Muhammadiyah-‘Aisyiyah ke-48 dengan penuh semangat, kegembiraan, dan ikhtiar yang kuat disertai doa mohon pertolongan Allah SWT.

Āmīn Yā Rabbal-‘Ālamīn.

Yogyakarta, 4 September 2021

Ketua Umum

Siti Noordjannah Djohantini

 

Exit mobile version