Sepuluh hari sejak kedatangannya di Kota Banjarmasin, perahu fiber bantuan dari Muhammadiyah Jawa Timur telah menyita perhatian banyak pihak. Apalagi sejak diberangkatkan ke Kalimatan Tengah pada Jum’at (10/09) untuk mengemban misi kemanusiaan bersama Muhammadiyah Kalimantan Selatan, perahu buatan Institut Teknologi dan Bisnis Muhammadiyah (ITBM) Banyuwangi ini seolah menjadi magnet, terutama melihat aksi-aksinya di lokasi terdampak bencana yang diabadikan oleh para relawan. Kehadiran perahu ini bahkan menjadi angin segar dalam tanggap darurat bencana banjir di Kalimantan Tengah, khususnya di Kabupaten Katingan, mengingat ketinggian air dan sulitnya medan yang harus ditembus agar bisa mencapai pemukiman warga yang terdampak banjir.
Hal ini ditegaskan oleh Ketua MDMC Kota Palangka Raya, Apri Husin Rahu. “Dengan adanya perahu dari teman-teman dari Kalimantan Selatan ini sangat membantu sekali, kita langsung bisa mengakses, membawa logistik, serta mendistribusikan logistik langsung ke rumah-rumah warga tanpa ada kendala harus menyewa ataupun harus dengan batas waktu tertentu,” tegasnya. Ia pun kemudian memberikan pujian kepada perahu tersebut. “Perahu fibernya bisa untuk akses jarak jauh, dengan kapasitas yang kurang lebih saya kira untuk 2 sampai 3 ton muatan itu bisa diisi, dengan kapasitas mesin 15 PK yang sangat irit sekali untuk BBMnya,” pujinya.
Apri menceritakan bahwa keberadaan perahu ini dapat menekan biaya operasional tanggap darurat bencana. “Tanpa adanya perahu, kita pernah pengalaman di hari kedua respon hampir enam jam lebih kita berkeliling di kampung-kampung untuk mencari perahu yang bisa disewa dengan spesifikasi perahu yang cukup besar untuk dapat membawa logistik yang datang dari Palangkaraya menuju ke lokasi yang tidak bisa ditempuh oleh sungai. Karena tidak mendapatkan perahu yang cukup besar, kami menyewa dua buah perahu kecil dan ini sewanya cukup besar, sekali jalan itu sewanya 400 ribu rupiah per perahu pulang pergi. Jadi ada sampai empat perahu selama dua hari, itu biaya cukup besar yang kita keluarkan untuk sewa perahu saja,” keluhnya.
Karena itulah, ia sangat bersyukur dengan datangnya bantuan perahu fiber ke Kalimantan Tengah. “Pada beberapa hari ke depannya kami mendapat kabar bahwa ada teman-teman dari MDMC atau relawan Muhammadiyah Kalimantan Selatan akan mengirimkan personil dengan armada darat dan armada sungainya, itu merupakan berita yang sangat baik, bagus sekali bagi kami dan sangat membantu,” ungkapnya.
Senada dengan Apri, Miftah Farih selaku Divisi Tanggap Darurat, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi (TDRR) MDMC Kalimantan Selatan sekaligus Koordinator Relawan menjelaskan bahwa setelah mendapatkan laporan situasi (Situation Report/Sitrep) dari MDMC Kalimantan Tengah terkait banjir yang terjadi, pihaknya pun segera berkoordinasi dengan Lazismu Wilayah Kalimantan Selatan untuk menyiapkan bantuan, salah satunya armada perahu fiber ini.
“Kami menunggu sitrep dari Kalimantan Tengah. Setelah diterima, kami menyadari bahwa armada air sangat dibutuhkan di lokasi. Sama halnya seperti saat banjir besar di Kalimantan Selatan awal tahun ini, kami saat itu juga terkendala armada air. Setelah berkoordinasi dengan Lazismu Wilayah Kalimantan Selatan, kami mendapatkan lampu hijau untuk menggunakan perahu fiber dari Muhammadiyah Jawa Timur. Dari dua perahu yang ada di Lazismu, satu tetap kami siagakan di kantor Lazismu mengingat Kalimantan Selatan juga terus menerus hujan,” ungkapnya.
Farih pun menuturkan bahwa perahu fiber ini benar-benar berguna di lokasi bencana banjir. Bahkan, salah satu tokoh masyarakat Desa Jahanjang, Kecamatan Kamipang mengucapkan terima kasih kepada Muhammadiyah Jawa Timur atas bantuan perahu fiber ini.
“Bapak Sarwepin mengucapkan terima kasih kepada Lazismu Wilayah Jawa Timur yang telah menyumbangkan dua unit perahu fiber yang sekarang bisa digunakan untuk memberi pelayanan dan bantuan untuk masyarakat Jahanjang,” tuturnya. Ia juga menceritakan bahwa dengan kondisi warga yang masih banyak bertahan di rumah membuat para relawan harus menembus daerah yang terisolir.
“Kami menyusuri pemukiman warga yang belum tersentuh. Mereka sangat senang dengan bantuan dari Muhammadiyah. Ada yang meminta nasi bungkus, popok bayi, bahkan susu. Sudah berhari-hari mereka bertahan di rumah dengan persediaan yang semakin menipis. Karena itulah, perahu fiber ini sangat berguna sekali dalam distribusi bantuan. Selain itu, dengan mesin berkekuatan sama, perahu fiber jauh lebih baik daripada perahu karet karena memiliki ujung yang lancip dan mampu memecah gelombang, sehingga kita bisa sampai di tujuan dengan cepat. Kapasitas angkutnya juga lebih besar,” imbuhnya.
Sementara itu Manajer Regional Lazismu Wilayah Kalimantan Selatan, H. Abdullah Sani turut membenarkan kegunaan perahu fiber ini. “Perahu ini benar-benar berguna, memberikan kemudahan kepada para relawan,” ungkapnya. Ia pun menceritakan kronologis terjunnya perahu ini ke medan bencana.
“Awalnya kami menerima permintaan untuk penggunaan perahu fiber ini. Bagaimanapun, serah terima perahu ini masih belum dilakukan, masih menunggu kedatangan Lazismu Wilayah Jawa Timur. Saya kemudian menghubungi ustadz Zainul Muslimin selaku Ketua dan pak Aditio selaku Sekretaris Lazismu Wilayah Jawa Timur untuk meminta izin agar perahu ini segera digunakan. Beliau berdua mengizinkan, malah memberikan dukungan kepada kami. Setelah kami lakukan ujicoba di danau Kampus UMB (Universitas Muhammadiyah Banjarmasin), perahu ini kami nyatakan siap untuk terjun ke Kalimantan Tengah,” tambahnya.
Perahu fiber dari Muhammadiyah Jawa Timur telah menjadi saksi betapa pentingnya armada air dalam penanganan bencana banjir. Titik terisolir mampu dicapai, bantuan dapat disalurkan, dan evakuasi pun dapat dilakukan dengan adanya perahu fiber. Setelah bertugas selama sepekan di Kalimantan Tengah, perahu fiber kembali ditarik untuk menjalani perawatan dan pemeriksaan, agar siap kembali untuk digunakan bagi kemaslahatan umat. [DY]