Izinkan Aku Persembahkan Dua Mutiara, Sebuah Inspirasi dan Motivasi untuk Bekal Akhir Zaman
Oleh: Alif Sarifudin Ahmad
Saat itu sinar sang surya di pagi hari sangat mencerahkan. Setiap sentuhan sinarnya menjadikan dedaunan hijau berseri. Setiap mata memandang menjadikan rela hati. Gerakan sentuhan sinar sang surya ke setiap benda menjadikan bumi berbahagia. Di timur fajar cerah gemerlapan, mengusir kabut hitam, menggugah hati setiap insan tuk tinggalkan peraduan.
Sinar mentari mencerahkan setelah semalam bulan tak kelihatan menyelinap di balik langit malam. Bintang-bintangpun mulai kembali ke peraduannya setelah bernyanyi semalam dan menampakkan senyumnya walaupun senyum semalam tidak seperti malam-malam sebelumnya.
Nida yang manis dan senyumnya menawan itu, telah melambaikan tangan perpisahan , yah…kakak mana yang tak akan sedih saat adiknya yang sangat dicintainya telah pergi selama-lamanya. Semangat mulai tercabik-cabik dengan kepergian adik tercinta yang cerdas dan manis, Nida. Dengan segala suka dan dukanya, senyum adik itu selalu menginspirasi dan menyadarkan dirinya bahwa semua makhluk yang bernyawa pasti ada ajalnya.
Perpisahan adalah cermin, itulah pelajaran dalam kehidupan kita terutama ketika kakak berpisah dengan adiknya yang sangat dicintainya. Sang adik pergi dengan senyumnya yang indah, melambaikan tangan, dan kini sedang menunggu di alam cinta abadi untuk dipersatukan dalam cinta keluarga. Seakan adik ini berkata kepada kakaknya, “Kak…. Nida pergi dulu ya! nanti kakak, ayah dan ibu setelah selesai tugas di dunia, segera susul Nida ya!” Sebelum meninggalnya, Nida pernah bercita-cita mondok untuk menjadi penghafal Al-Qur’an seperti kakaknya yang telah mondok lebih dulu. Saat sakit di rumah sakit, Zulfa sedang ada kegiatan sehingga tidak menyaksikan saat adiknya yang tercinta melambaikan tangan perpisahan dan meninggalkan selama-lamanya.
Satu juta dua puluh tujuh huruf telah menyentuh kalbu zulfa setelah selama 20 bulan perpisahan dengan adiknya. Duka yang panjang bersama Al-Quran, kini menjadi secercah harapan untuk dipersembahkan kepada adiknya Nida yang telah pergi lebih dahulu dan juga untuk hadiah terindah ibu dan ayahnya agar bisa memberikan mahkota cinta Al-Quran kelak di surga.
Perjuangan dan sakit yang selama ini diderita telah menghasilkan buah keindahan tersendiri. Kerinduan terhadap adiknya telah membimbing untuk lebih mencintai Al-Qur’an dan kini cita-citanya akan terus merawat hafalan Al-Quran bersama indahnya waktu menjadikan semangat untuk berkarya. Murajaah selalu dilantunkan apalagi saat memasuki Ramadhan tahun lalu. Al-Qur’an telah menemaninya dalam shalat yang terkadang satu juz mulai hadir untuk dibaca dalam shalatnya mengimami bersama sahabat-sahabatnya.
Cinta Al-Qur’an telah memberikan semangat zulfa disaat badai perpisahan menerpa. Al-Quran telah memberikan bahagia dalam hidupnya. Al-Qur’an telah mengabadikan cinta dan semangat untuk hidup lebih bermakna. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Hijr ayat 9,
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا ٱلذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَـٰفِظُونَ [١٥:٩]
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.
Rasulullah SAW sangat mendorong sahabat dan umatnya untuk menghafal ayat-ayat suci Al-Qur’an. Orang-orang yang menghafalnya akan mendapat posisi yang istimewa di mata Allah SWT dan Rasulullah SAW. Mereka yang menjaga Al-Qur’an lewat hafalan akan mendapat posisi yang terhormat dalam kehidupan di dunia dan di akhirat. Bahkan di alam kuburnya dijanjukan jasadnya akan dijaga hingga dibangkitkan saat hari kiamat.
- Kedudukan Penghafal Al Quran Berada di Akhir Ayat yang Dibaca
Menjadi penghafal Al Quran memiliki kedudukan seperti pada akhir ayat yang dibaca. Dalam hadist riwayat Ahmad, Rasulullah SAW bersabda “Dikatakan kepada pemilik (penghafal-penghafal) Al-Quran akan diperintahkan baca lah dan bangkit lah! Baca lah sebagaimana kamu membaca di dunia! Maka sesungguhnya kedudukanmu berada pada akhir ayat yang kamu baca.”
- Mendapatkan Syafaat
Menjadi penghafal Al Quran juga memberikan keutamaan di akhirat. Sebab, dalam hadist riwayat Muslim, Rasulullah bersabda Al Quran bisa memberikan syafa’atnya atau pertolongan kepada pemilknya. “Baca lah Al-Quran, maka sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat nanti sebagai pemberi syafaat kepada pemilknya. Baca lah az-Zarawain (dua surat cahaya) yakni surat Al-Baqarah dan Ali Imran karena keduanya datang pada hari kiamat nanti seperti dua awan atau seperti dua cahaya sinar matahari atau seperti dua ekor burung yang membentangkan sayapnya (bersambung satu dengan lainnya), keduanya akan menjadi pembela bagi yang rajin membaca kedua surat tersebut.
Beberapa kalimat di atas penulis hadirkan kembali ketika kita berada pada zaman yang dibutuhkan penguatan akar generasi penerus kita. Sungguh penulis sangat menyayangi semua sehingga harapannya melalui tulisan ini ingin menghadirkan dua mutiara untuk menjadi penyejuk setiap langkah. Setelah kerjasama LAZISMU Kota Tegal dan Kabupaten Batang dalam membedah rumah yang menguras waktu, tenaga, pemikiran, bahkan pengorbanan yang tidak sedikit. Kini penulis ingin persembahkan dua mutiara.
Mutiara pertama adalah untuk para ibu yang sedang semangat dalam menghafal Al-Qur’an. Ratusan ibu-ibu antusias untuk mengikuti jejak langkah para penghafal Al-Quan. Mereka ingin jasadnya setelah wafat tetap utuh hingga dibangkitkan di hari kiamat. Rencana Rumah tahfidz itu kini sudah ada di depan mata. Bangunan dua lantai itu menjadi mutiara akhir zaman untuk sebuah perjuangan. Tidak mudah menghadapi sebuah impian dan perjuangan yang penuh tantangan. Ketika penderitaan dan cobaan yang sering mendera akan terasa indah pada saatnya nanti dan sinar kesabaran serta rasa syukur akan tumbuh dalam hati yang menjadi kekuatan super power melebihi semangat para syuhada dalam menghancurkan kezaliman.
Mutiara kedua, penulis akan persembahkan berupa sebuah istana untuk masa depan anak-anak kita. Ya Istana akhirat dari sebuah cita-cita serta jihad besar hingga sisa-sisa usia harapannya segera terwujud. Lima belas ribu meter persegi akan dibuat taman-taman surga bagi para penghafal Al-Qur’an dan Hadis yang siap mengahadapi tantangan akhir zaman. Ada ladang kesehatan untuk menjaga sehat lahir batin para penghafal Al-Qur’an dan hadis. Ada rumah Allah yang setiap saat menjadi tempat curhat siapapun yang beri’tikaf di dalamnya. Ada base camp tempat para pleno mengatur barisan jihad dan perjuangan.
Para pembaca yang budiman, tulisan ini terinspirasi dan termotivasi pada janji Allah yakni pada akhir surat Al-Ankabut,
وَٱلَّذِينَ جَـٰهَدُوا۟ فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلْمُحْسِنِينَ [٢٩:٦٩]
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.
Ada 10 motivator dan inspirator dunia akhirat yang terus akan menjadi motivasi dan inspirasi kita dalam menapak hidup yang penuh tantangan hingga husnul khotimah. Sepuluh hamba Allah itu yang akan dijaga jasadnya hingga hari kiamat walaupun kadang hatinya tercabik-cabik karena perjuang membela yak hak mestinya menjadi referensi utama dalam menapak hidup yang penuh tantangan. Siapakah mereka?
- Para nabi dan Rasul.
- Para ahli jihad fisabilillah.
- Para alim ulama yang menegakkan kalimat Allah.
- Para syuhada yang sentiasa memperjuangkan Islam.
- Para penghafal Alquran dan beramal dengan Alquran.
- Imam atau pemimpin yang adil dalam menegakkan syariat Allah.
- Muadzin para penyeru kebaikan yang tidak meminta imbalan tahta, harta, dan dunia.
Akhirnya penulis berpesan kepada sendiri dan pembaca, jalani segala perjalan hidup ini dengan Ikhlas, sabar, syukur, ikhtiyar, istiqomah, banyak bersedekah dengan maksimal, beribadah wajib yang sunnah, silaturrahiem, menuntut ilmu, menyempurnakan islam, iman, dan ikhsan, serta berjihad, hijrah, dan semangat bersama Al Qur’an. Semoga tulisan ini bisa bernilai ibadah dan bermanfaat. Nashrun Minallahi Wa fathun Qarieb Wa Bashshiril Mukminin.
Alif Sarifudin Ahmad, PDM Kota Tegal