KUPANG, Suara Muhammadiyah -Penguatan dakwah di daerah terluar, terdepan dan tertinggal (3T) merupakan salah satu program yang digalakkan Lembaga Dakwah Khusus (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Hal itu sebagai ikhtiar untuk syiar Islam dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Untuk itu, LDK PP Muhammadiyah mengadakan Seminar Nasional dengan tema “Moderasi Beragama bagi Dai di Daerah Terluar, Terdepan dan Tertinggal”, Sabtu (2/10) di Universitas Muhammadiyah Kupang, Nusa TenggaraTimur/ Seminar diadakan secara _hybrid_ (luring dan daring) untuk mencegah penularan Covid-19.
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Syafiq A. Mughni yang memberikan sambutan secara daring mengajak para Dai Muhamadiyah di daerah 3T senantiasa hidup secara rukun dengan kelompok yang berbeda sebagai wujud dari moderasi beragama “Hal itu penting agar dakwah Muhammadiyah tersampaikan dengan baik kepada semua golongan” tutupnya.
Selain itu, Syafiq berpesan agar dalam berdakwah, ada beberapa hal yang harus di perhatian, yaitu, _pertama_, menunjukkan keunggulan Islam tanpa merendahkan lainnya. _Kedua_, dalam konteks tauhid, perlu menekankan akidah yang murni tanpa mengkafirkan. _Ketiga_, dalam konteks ibadah, jadikan kewajiban elementer tanpa menyesatkan orang lain. _Keempat_, dalam konteks akhlak para Dai harus saling menghormati dan menolong dalam soal kemasyarakatan dan kemanusiaan.
Sementara itu Koordinator Tim Kerja, Faozan Amar, dalam sambutannya mengatakan kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut MoU antara Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental.
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah NTT, Sandy Maryanto , menegaskan pentingnya moderasi beragama ditanamkan di wilayah NTT, agar tercipta ruang dialog antar umat beragama sehingga kerukunan beragama di daerah 3T dapat terwujud.
Dibagian lain, Ketua LDK PP Muhammadiyah, Muhammad Ziyad dalam materinya mengatakan, kegiatan ini diadakan karena menyadari pentingnya penguatan moderasi beragama untuk para Dai Muhammadiyah “Terutama bagi mereka yang berdakwa di daerah 3T, yang kondisinya sangat beragam” terangnya.
Hal senada disampaikan oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK), Zainur Wula yang menyambut baik kegiatan LDK PP Muhammadiyah diadakan di Kupang, “NTT ini sangat beragam, maka tak heran mahasiswa kami 70 persen adalah non muslim, maka moderasi beragama harus selalu dijaga” ungkapnya.
Setelah kegiatan seminar tersebut, rombongan LDK PP Muhammadiyah mengunjungi Noelbaki, daerah pemukiman eks pengungsi provinsi Timor Timur di Kupang NTT.
LDK PP Muhammadiyah menampung aspirasi warga eks Provinsi Timor Timur sekaligus memberikan bantuan peralatan ibadah seperti Al-Quran, mukena dan kerudung “Ini bukti kepedulian Muhammadiyah pada pengungsi eks Timor Timur, mereka harus diberikan dukungan” tegas Ziyad. (Fahmi Salim)