Prof Suyatno, Pemimpin Tanpa Beban

Prof Suyatno, Pemimpin Tanpa Beban

Oleh: Deni Asyari

Saya mengenal Prof Suyatno saat beliau menjabat Rektor Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) periode Pertama. Walau nama dan kiprah beliau sebagai seorang kader dan aktivis Muhammadiyah sudah lama saya ketahui. Namun perjumpaan dan interaksi yang intensif mulai berjalan sekitar tahun 2008, tepatnya saat saya aktif di kepengurusan DPP IMM.

Walau menjabat sebagai pucuk pimpinan tertinggi di Kampus Uhamka. Namun karakter kader dan aktivis sangat melekat dalam diri beliau. Prof Suyatno sepanjang perjalanannya, tidak hanya berpikir untuk kemajuan Universitas Uhamka yang dipimpinnya saja. Bahkan beliau berpikir bagaimana amal usaha Muhammadiyah di berbagai daerah bisa tumbuh besar bersama Muhammadiyah, baik di tingkat ranting, cabang, daerah maupun wilayah.

Maka selama menjabat sebagai rektor, Prof Suyatno sangat gigih turun ke lapangan untuk membantu dan memperjuangkan pendirian, pengembangan dan kemajuan amal usaha. Cara berpikir beliau yang tanpa sekat dan tanpa beban, membuat banyak pimpinan Muhammadiyah meminta bantuan beliau. Apalagi, tidak sedikit dari amal usaha yang mendapat sentuhan beliau tumbuh besar dan penuh manfaat. Sehingga orang sering menyebut beliau, sebagai “orang yang bertangan dingin”.

Bahkan, di awal saya memimpin Suara Muhammadiyah, tidak sedikit beliau meluangkan waktu untuk berdiskusi dan sharring. Banyak ide dan gagasan beliau yang saya jalankan untuk mengembangkan usaha Suara Muhammadiyah. Salah satunya adalah mengembangkan pendistribusian majalah SM melalui perguruan tinggi Muhammadiyah.

Menurut beliau, tidak semua ranting dan cabang Muhammadiyah mampu berlangganan majalah Suara Muhammadiyah. Sementara, para pimpinan dan warga Muhammadiyah di ranting maupun cabang, wajib dan penting untuk membaca majalah persyarikatan ini. Maka solusi beliau adalah, Perguruan Tinggi setempat, wajib membantu melanggankan pengurus Muhammadiyah. Karena inilah salahsatu peran dan tugas PTM.

Sehingga, untuk memulai langkah ini, beliau memberikan contoh dari Kampus UHAMKA. Dimana kampus ini selain melanggankan majalah SM untuk para dosen dan karyawan, namun juga melanggankan pengurus Muhammadiyah ranting dan cabang setempat.

Dan melalui kebijakan yang sudah diawali oleh beliau ini, tanpa segan-segan beliau menyurati dan membantu untuk mengkomunikasikan dengan PTM lainnya, agar menjalankan skema yang dijalankan oleh UHAMKA untuk membantu dakwah literasi Muhammadiyah di tingkat ranting maupun cabang.

Tidak hanya itu, Prof Suyatno juga sering mengajak saya berdiskusi dalam mengembangkan bisnis-bisnis di lingkungan persyarikatan. Hadirnya batik muhammadiyah nasional yang kini dipergunakan oleh warga Muhammadiyah secara nasional, tidak lepas dari peran beliau. Bahkan beliau pula yang melaunching pertama Batik Muhammadiyah nasional ini.

Tentu banyak cerita dan kisah lainnya yang tak akan habis jika mengurai tentang pengabdian, perjuangan dan pengorbanan seoranh Prof Suyatno. Bahkan tidak hanya Suara Muhammadiyah. Banyak Amal Usaha Muhammadiyah lainya yang juga akan memiliki kisah dan cerita yang hampir sama. Karena memanh demikianlah karakter beliau sejak dulu. Sehingga Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir pernah mengatakan, ” Prof Suyatno adalah Pemimpin persyarikatan yang tidak pernah mengatakan tidak atau menolak dari amanah. Walau amanah itu sangat berat sekali, beliau akan menjalankannya tanpa beban ”

Cepat kaki ringan tangan, demikianlah sosok dari putra asal Purbalingga, Jawa Tengah ini. Sehingga sampai akhir hayatnya, mungkin sudah tidak terhitung kiprah dan peran beliau untuk memajukan amal usaha dan memajukan persyarikatan Muhammadiyah.

Akan tetapi hari ini, Ahad 10 oktober 2021, ternyata Allah punya rencana lebih baik dengan mencukupkan waktu pengabdian Prof Suyatno di dunia ini. Saya dan tentu warga Muhammadiyah sangat kehilangan sosok pemimpin yang tanpa beban ini.

Dan dengan rasa duka yang sangat mendalam, saya beserta keluarga besar Suara Muhammadiyah mengucapkan Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rajiun. Allahummagfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fuanhu. Amiin

Selamat jalan Prof Suyatno
Semoga seluruh pengabdian Prof Suyatno selama ini, tercatat sebagai amal jariyah dan pemberat timbangan kebaikan. Sehingga Allah memberikan Magfiroh & JannahNya. Amiin..

Deni Asyari, Direktur Utama PT Syarikat Cahaya Media/ Suara Muhammadiyah

Exit mobile version