Prof Suyatno, Tokoh Muhammadiyah yang Peka pada Dunia Pendidikan

Prof Suyatno, Tokoh Muhammadiyah yang Peka pada Dunia Pendidikan

Prof Suyatno, Tokoh Muhammadiyah yang Peka pada Dunia Pendidikan

Oleh: Ace Somantri

Kepergian Prof. Dr. H. Suyatno, M.Pd., aktivis persyarikatan Muhammmadiyah tangguh dan agresif, menjadi duka yang sangat mendalam bagi Muhammadiyah.

Dedikasi beliau untuk Muhammadiyah tidak diragukan lagi. Membesarkan Muhammadiyah kegiatan sehari-hari dalam hidupnya. Uhamka Jakarta ada bukti dari kerja kerasnya sehingga menjadi Perguruan Tinggi Unggul dan diperhitungkan kompetitornya.

Profil yang humble, sosok Prof. Suyatno selalu murah senyum kepada siapa pun tanpa ada sekat batas status sosial. Mengenal sosok Prof. Suyatno adalah sosok aktivis persyarikatan yang peka terhadap perkembangan dunia pendidikan, khususnya Perguruan Tinggi Muhammadiyah.

Dari tangan dinginya banyak lahir perguruan tinggi Muhammadiyah, termasuk adanya keterlibatan pendirian Universitas Muhammadiyah Bandung (UMBandung). Percepatan pembangunan gedung belasan lantai adalah ketika Prof. Suyatno menjadi Rektor UMBandung periode 2016-2020.

Walaupun tidak lama menjadi Rektor UMbandung, tetapi beliau telah memberikan rasa bangga kepada warga persyarikatan Muhammadiyah Jawa Barat, khususnya warga Kota Bandung.

Saya menjadi saksi, ketika proses perizinan pendirian UMBandung, bagaimana beliau terus-menerus melakukan pendekatan komunikasi dengan direktur kelembagaan Kemenristekdikti kala itu, dengan ungkapan, “Pak Ridwan, saya minta tolong secara khusus untuk memperhatikan dan memberikan izin UMBandung.”

Kalimat tersebut sering diulang-ulang via telepon pribadinya ketika setiap kita tim pendiri bertemu meminta bantuan pada beliau.

Saya yakin, kebaikan Prof. Suyatno sangat banyak karena saya menyaksikan beliau sering membantu perizinan pendirian perguruan tinggi Muhamamdiyah, bukan hanya UMBandung.

Kenal lebih dekat lima tahun lebih, cukup banyak mengenal sosok Prof. Suyatno. Tidak mengenal lelah adalah karakternya, kadang-kadang sakit biasa tidak dirasa, yang penting target yang ingin dicapai terpenuhi.

Maka ketika sakit, saya hanya mendoakan semoga lekas sembuh karena saya sering mendengar baliau sakit itu adalah bentuk istirahatnya. Namun, sakit saat ini beberapa hari kemudian membuat saya kaget.

Namun, ini semua adalah kehendak yang Mahakuasa, Allah SWT telah mengistirahatkan selamanya. Semoga amal salehnya memberikan motivasi dan menginspirasi aktivis persyarikatan yang masih tetap berjuang untuk umat dan bangsa.

Ace Somantri – Dosen Al-Islam dan Kemuhammadiyah UMBandung

Exit mobile version