GUNUNGKIDUL, Suara Muhammadiyah – Pesilat Tapak Suci Gunungkidul menunjukkan kelasnya kelasnya dengan menyabet 10 medali pada even POR Pencak Silat Dewasa Kabupaten Gunungkidul. Kejuaraan berlangsung selama 2 hari tanggal 16 – 17 Oktober 2021 di GOR SMA 1 Karangmojo Gunungkidul.
Pada kejuaraan ini Tapak Suci Gunungkidul berhasil mengoleksi 3 medali emas, 3 medali perak, dan 4 medali perunggu. Penyumbang medali emas untuk kontingen Tapak Suci Gunungkidul adalah Yoga Pratama (Juara 1 Kelas C Putra), Fajarudin Latif (Juara 1 Kelas F Putera), dan Maharani Diah Wisnu Wardani (Juara 1 Kelas B Putera).
Sedangkan Medali Perak berhasil diraih oleh Nugi Riyoga Permana (Juara 2 Kelas E Putera), Amien Subarkah (Juara 2 Tunggal Putera), serta Nabilah Wahidinah Ausafiah (Juara 2 Tunggal Puteri). Medali Perunggu diraih Achmad Mustaqim (Juara 3 Kelas E Putra), Dian Wulandari (Juara 3 Kelas B Putri), Rejeki (Juara 3 Kelas B Puteri), Muhammad Hanief Kurniawan (Juara 3 Kelas G Putra).
Menurut Coach Achmad Mustaqim, para pesilat Tapak Suci Gunungkidul secara teknis telah menampilkan kemampuan terbaiknya. Semangat juang para pesilat juga sangat heroik, bahkan Yoga Pratama peraih emas kelas C putra pantang surut kendati lawannya bertarung keras. Lawannya Yoga bahkan berkali-kali mendapat teguran dan peringatan dari wasit.
Mustaqim yakin bahwa prestasi dalam Porkab ini menunjukkan kebangkitan Tapak Suci Gunungkidul sudah nampak nyata. “Selanjutnya Pimda Tapak Suci Gunungkidul perlu memperbaiki shaf-nya sehingga dapat menyajikan sistem pembinaan prestasi yang semakin mapan,” ungkap Mustaqim.
Yang muda dinamis, yang tua ngenomi
Sementara itu Pimwil I Tapak Suci DIY melalui sekretaris Rowin Hari Aprinal menyambut baik dan memberi selamat atas capaian prestasi Tapak Suci Gunungkidul. Rowin berharap Tapak Suci Gunungkidul semakin meningkatkan mutu pembinaan atletnya. Pihaknya juga mendorong para kader Tapak Suci di Gunungkidul yang masih muda agar berani berkreasi dan berinisiatif untuk bersama meningkatkan performa kinerja Pimda. “Tapak Suci itu dinamis, selaras dengan jiwa muda, maka anak mudanya harus semangat berkarya untuk mewujudkan perguruan yang berkemajuan”, tegas Rowin.
Selain itu untuk para sesepuh dan anggota senior meski usianya telah “menua” diharapkan paradigmanya tetap “ngenom-i” untuk membersamai semangat dan jiwa muda para yuniornya. Kiranya hal ini akan membangun sebuah sinergi yang mantap guna meningkatkan performa Pimda Tapak Suci Gunungkidul. Harapannya ke depan pembinaan Tapak Suci di Gunungkidul semakin bagus sehingga capaian prestasi para pesilatnya semakin meningkat. (YK)