Kaum Muslimin di Garda Depan Melaksanakan Isi Perjanjian
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَوْفُوا بِالْعُقُودِ …….﴿ ١﴾
[5:1] Hai orang–orang yang beriman, penuhilah aqad–aqad itu. (QS Al Maidah ayat 1)
…….وَأَوْفُوا بِالْعَهْدِ ۖ إِنَّ الْعَهْدَ كَانَ مَسْئُولًا
…. dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya. (QS Al Isra’ 34)
وَ يَقُوْلُ النَّبِى صَلَّ الله ُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ :
اَلْمُسْلِمُوْنَ عَلَى شُرُوطِهِمْ ( رَوَاهُ التِّرمِذِى عَنْ عَمْرُو بنِ عَوْفِ المزنِى ر. ض.)
Dan Nabi SAW bersabda : Kaum muslimin itu berpegang teguh terhadap isi perjanjian yang telah disepakati. ( HR At Tirmidziy dari ‘Amru bin ‘Auf Al Muzniy R.A.)
“Pancasila sebagai Darul ‘Ahd Wa Syahadah“
Atau tepatnya : Negara Panca Sila sebagai Darul ‘Ahdi Wa Syahaadah “
Sebagaimana kita ketahui bahwa Pancasila adalah ikatan perjanjian anak bangsa untuk melandasi negaranya yang Bhinneka Tunggal Ika, berbentuk Republik (RI) dengan sila-sila yang ada didalamnya.
Perjanjian ini mirip dengan Piagam Madinah sebuah traktat, sebuah perjanjian yang ditawarkan oleh Rasulullah SAW kepada penduduk Madinah tempat beliau berhijrah. Diantara isi pokok perjanjian ialah semua sepakat mendirikan negara kesatuan Madinah, sepakat sama–sama menghadapi musuh dari luar yang akan merusak. Dan tidak ada paksa memaksa dalam beragama dan siapa saja yang didlolimi harus dibela tidak pandang apa suku dan agamanya. Kemudian mereka yaitu Anshar, Muhajir,Aus ,Khazraj, Yahudi Bani Nadlir dan Qoinuqo, kaum Nashrani dan lainnya menyepakatinya dan semua menanda tangani perjanjian tersebut.
Dalam kajian ke tata negaraan baru kali itulah sejarah dunia mengenal sebuah perjanjian yang ditulis, disepakati bersama dan diperkuat dengan tanda tangan.
Penduduk Madinah sangat simpati dengan contoh yang diberikan oleh Rasulullah SAW bagaimana beliau mempersaudarakan antara kaum Muhajir dan Anshar. Bagaimana cara beliau menghormati tokoh Anshor yaitu Abu Ayyub Al Anshory. Rasulullah bersedia mampir dan tinggal sementara waktu , kurang lebih 1 (satu) bulan di kediaman sahabatnya itu. Yang masuk Islam saat haji dan ikut bai’at Aqobah, sebelum Nabi hijrah ke Madinah.
Kebetulan unta beliau Al Qoswa tatkala masuk kota Madinah saat hijrah itu, atas kemauannya sendiri berhenti dan duduk di depan kediaman Abu Ayyub Al Anshory.Kediamannya terdiri 2 lantai, Beliau Rasulullah SAW diminta untuk menempati lantai atas agar tidak terganggu oleh keluarganya.Barulah setelah bilik dan masjid Nabi selesai, Nabi SAW pindah ke biliknya yang menyatu dengan dinding masjid.
Beliau sahabat yang hafal Al Quran di masa Nabi SAW.Beliau juga mengajar baca tulis kepada mereka yang masih buta huruf dan menyantuni mereka yang butuh pertolongan.
Beliau termasuk mereka yang dikabarkan oleh Rasulullah SAW yang masuk surga – min man busysyiruu bil jannah – karena beliau ikut berperang di Badar dan mengikuti seluruh peperangan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW :
Sabda beliau :
لاَ يَدْخُلُ النَّارَ رَجُلٌ شَهِدَ بَدْرًا وَ الْحُدَيْبِيَّةَ . ( رواه إبْنُ حبان عن أم مبشر إمراءة زيد بن حارِثَة )
Tidak akan masuk neraka orang yang ikut perang Badar dan perang Hudaibiyah. ( HR Ibn Hibban dari Ummu Mubasyir istri Zaid bin Haritsah ).
Beliau wafat umur 80 tahun di Kontantinopel – Turki. Beliau syahid sebagai tentara Yazid bin Mu’awiyah yang membebaskan Kontantinopel dari cengkeraman Salib dan dikuburkan di sana Tatkala anak anak beliau mencegah agar tidak ikut ke medan perang Konstantinopel – Turki, yang harus menyeberangi sungai dan laut pada hal sudah sepuh, 80 tahun. Beliau Abu Ayyub Al Anshary lalu menyitir Firman Allah SWT QS At Taubah 41 :
انْفِرُوا خِفَافًا وَثِقَالًا وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ ﴿ ٤١﴾
[9:41] Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan ( masih muda-pent. ) maupun berat ( sudah tua-pent. ), dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui
Begitulah eratnya kaum muslimin memegang isi perjanjian sebagaimana yang dilakukan oleh Abu Ayyub Al Anshory pelaku bai’at (perjanjian ) Aqobah dan penanda tangan piagam Madinah, maka selayaknya kita kaum muslimin Indonesia khususnya warga Muhammaiyah harus ada di garda depan melaksanakan isi perjanjian yang tertuang di sila-sila Panca Sila.
Sila –sila Pancasila itu Islami. Muslim yang taat pasti Pancasialis.Untuk itu kaum Muslimin tidak usah digurui tentang toleransi, tentang menghormati Hak Asasi Manusia (HAM) / Huquuqul Insaan.
Kaum muslimin sudah sejak 1453 tahun yang lalu sejak Piagam Madinah ditanda tangani sudah melaksanakannya. Sementara PBB ( Persatuan Bangsa Bangsa ) baru 73 tahun yang lalu, saat di tanda tangani Deklarasi Hak Azazi Manusia pada sidang umum PBB tanggal 10 Desember 1948 setelah negara-negara Barat bapak belur akibat Perang Dunia I dan II
Firman Allah SWT :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَوْفُوا بِالْعُقُودِ …….﴿ ١﴾
[5:1] Hai orang–orang yang beriman, penuhilah aqad–aqad itu. ( QS Al Maidah ayat 1)
Di ayat yang lain:
…….وَأَوْفُوا بِالْعَهْدِ ۖ إِنَّ الْعَهْدَ كَانَ مَسْئُولًا
…. dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya. (QS Al Isra’ 34)
Dan Sabda Rasulullah SAW:
اَلْمُسْلِمُوْنَ عَلَى شُرُوطِهِمْ ( رَوَاهُ التِّرمِذِى عَنْ عَمْرِو بنِ عَوْفِ المزنِى ر. ض.)
Kaum muslimin itu berpegang teguh terhadap isi perjanjian yang telah disepakati. ( HR At Tirmidziy dari ‘Amru bin ‘Auf Al Muzniy R.A.)
Kita harus jadi saksi sejarah – syahaadah – bahwa keluarga kita, keluarga besar Muhammadiyah, khususnya para pelaku amal usaha Muhammadiyah mampu merealisir isi perjanjian tersebut dan berusaha untuk mengajak masyarakat di lingkungannya.
M.Sun’an Miskan, Ketua PWM DKI