Sumpah Pemuda dalam Konteks Kekinian, Apa Kata Akademisi Muhammadiyah?

MAKASSAR, Suara Muhammadiyah – Wakil Rektor II Unismuh Makassar, Dr.H.Andi Sukri Syamsuri, A.Md, S.Pd,M.Hum, panggilan akrab Dr. Andis kembali tampil jadi narasumber pada Webinar Nasional bertajuk, Refleksi dan Aktualisasi Nilai Nilai Sumpah Pemuda dalam Konteks Kekinian, Ahad, 31 Oktober 2021.

Webinar skala nasional dengan peserta join mencapai ratusan orang ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Indonesia (HMPI) Sulsel, dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-93.

Pada pemaparan materinya dimulai dengan mengutip pidato spektakuler dan monumental bapak bangsa dan Presiden I RI, Bung Karno, yang mengatakan, ‘’ Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia’’, kata
mahasiswa teladan RI 1993 ini.

Maksud dari pidato Ir Soekarno ini, bukanlah jumlah sepuluh pemuda melainkan penggambaran betapa dahsyat apa yang harus dilakukan pemuda dalam mendorong perubahan. “Generasi muda akan jadi tonggak perubahan suatu bangsa,” tutur Tim Penyelia PPG Kemenristekdikti RI.

Baik buruknya suatu bangsa dapat dilihat dari generasi penerusnya. Pada era kekinian adalah masanya generasi milenial mereka ini lahir tahun 2010-2025.

Arah perjalanan bangsa ini berada di tangan generasi milenial yang akan menerima tongkat estafet pembangunan, kata Timsel Anggota KPU Sulsel Pemilu 2019 ini.

Para generasi milenial ini harus berada di depan memegang obor untuk mencegah paham yang betentangan dengan Pancasila sehingga masa depan pendidikan dan nasib generasi penerus bangsa ke depan ini tidak berada di jalan yang salah, tegas Sekjen Kemawa ini.

Sosok generasi milenial sangat terdidik, karena masuk sekolah lebih awal dan banyak belajar. Generasi ini akan jadi lebih materialistik dan fokus pada gaya hidup berteknologi tinggi, kata penulis tiga judul buku selama masa Covid-19 ini.

Generasi milenial ini selalu bersikap reseftif ketika menghadapi sesuatu. Mereka selalu terbuka akan inovasi dan cepat beradaptasi dengan dunia digital, ungkap Sekretaris Himpunan Pembina Bahasa Indonesia (HPBI) Sulsel ini.

Webinar nasional ini juga tampil nara sumber lainnya, Dr.H.Mustadin Taggala, S.Psi, M.Si , Dr.Andi Fajar Asti, M.Pd, M.Sc dengan moderator, Mutmainnah Syam, SH, MH mahasiswa PPs Unhas. Pada awal pembukan acara turut member sambutan Ketua Umum HMPI Sulsel, Takdir Khair, S.Pd.I,M.Pd.

Dr Andis sebelumnya pada 28 Oktober 2021 jadi nara sumber pada sedaring nasional dan peluncuran bukunya memperingati Bulan Bahasa dan Sumpah Pemuda 28 Oktober 2021, mengusung tema, Mengukuhkan Eksistensi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Penghela di Dunia Pendidikan.
(yahya/ulla)

Exit mobile version