• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Minggu, Juni 22, 2025
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Daya Saing dan Stunting, Kendala yang Dihadapi Anak Indonesia

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
3 November, 2021
in Berita
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Daya Saing dan Stunting, Kendala yang Dihadapi Anak Indonesia
Share

BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Fasilitator dari Southeast Asian Ministers of Education Organization Regional Centre for Early Childhood Care Education and Parenting (SEAMEO CECCEP) Indriyana Wahyuni, SS. mengungkapkan beberapa kendala yang dihadapi anak-anak Indonesia, satu di antaranya mereka tidak punya daya saing.

Indriyana Wahyuni mengatakan hal itu usai jadi pemateri dalam acara Regular Training Implementasi PAUD Holistik Integratif (HI) di Satuan PAUD yang digelar oleh Universitas Muhammadiyah Bandung (UMBandung) di auditorium utama dan diikuti 50 peserta, Senin hingga Selasa (01-02/11/2021).

Baca Juga

Kolaborasi Unmuha Dengan BKKBN Aceh Atasi Masalah Stunting

Peluncuran Program “Mikul Saras” MPKU Muhammadiyah

”Hal yang ditekankan dalam kegiatan sosialisasi ini, yakni PAUD Holistik Integratif (HI) itu sebenarnya apa, sasarannya seperti apa, dan nanti ketika mereka masuk ke lembaga PAUD sudah tahu nih apa yang harus dikembangkan dari program-program sekolah yang sudah ada,” kata Indriyana Wahyuni.

”Jadi jangan kaget ya, ketika masuk ke PAUD ternyata oh begini nih yang harus kita siapkan dengan baik, oh ini yang harus kita kembangkan, tidak hanya kognitifnya, ternyata harus ada semua aspek yang harus dikembangkan. Dengan PAUD HI, kita mendidik kembali anak-anak agar nanti di masa depan mereka bisa berdaya saing,” ungkapnya.

Selain soal daya saing, Indriyana Wahyuni juga menyoroti masalah lain yang dihadapi anak-anak Indonesia, yakni stunting. Indriyana Wahyuni menegaskan bahwa masalah stunting sebetulnya bisa dicegas dan diberantas mulai dari usia-usia PAUD.

Menurutnya, soal pengasuhan, kesejahteraan, dan perlindungan ternyata banyak ditemukan anak-anak yang haknya tidak terpenuhi, bahkan ada kekerasan dalam rumah tangga yang membuat prihatin.

”Oleh karena itu, berangkat dari situ program PAUD HI ini digelar untuk juga memfasilitasi semua kebutuhan anak-anak. Dengan cara ini, diharapkan para peserta menjadi terbuka wawasannya, kembali mengambil hikmahnya dari semua ini, bahwa seorang pendidik itu mempunyai tanggung jawab yang cukup besar dalam menyukseskan pendidikan anak-anak Indonesia,” tuturnya.

Indriyana Wahyuni menegaskan bahwa mendidik anak-anak sejak usia PAUD merupakan langkah yang tepat. Dengan didikan yang baik, hal itu akan menjadi bekal dan investasi anak-anak ke depannya.

”Ikhtiar kita semua untuk mendidik anak-anak agar mereka tumbuh sehat, cerdas, dan berakhlak mulia. Jadi seorang guru PAUD ya partisipan ini membuka wawasannya kembali bahwa tugas mereka memang sangat penting dan krusial sehingga harus mereka jalani dengan sepenuh hati,” tandasnya.

Kader pencerah

Pada waktu yang sama Kaprodi PIAUD UMBandung Esty Faatinisa, S.Psi., S.Pd., M.Pd. mengaku pihaknya merasa bahagia karena acara yang diikuti mahasiswa PIAUD semua angkatan ini berjalan dengan baik, lancar, dan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

“Kegiatan ini sebetulnya tindak lanjut dari kerja sama UMBandung dengan SEAMEO CECCEP yang digelar beberapa waktu yang lalu. Tujuan kegiatan ini yang utama adalah meningkatkan kualitas guru-guru PAUD atau calon guru PAUD. Implikasinya secara tidak langsung pada siapa? Tentu pada anak-anak sebagai peserta didik yang mana mereka itu merupakan aset bangsa, tentu ini sangat krusial,” kata Esty.

Esty berharap setelah pelatihan ini, para guru PAUD atau calon guru PAUD, mereka bisa mendapat tambahan pengetahuan dan ilmu sehingga menjadi kader pencerah di tengah-tengah masyarakat.

”Tentu harapanya yang pertama kalau secara praktis, kami sangat menginginkan para peserta ini menjadi agen atau kader pencerah di tengah-tengah masyarakat. Kami yakin mereka akan mampu mewujudkan hal itu karena mereka sudah punya banyak pengetahuan, khususnya dari UMBandung,” tandas Esty.

”UMBandung dengan SEAMEO CECCEP membekali mereka tentang sosisalisasi PAUD HI sehingga mereka bisa mengimplementasikannya di dalam dunia praktis, baik itu yang sudah menjadi guru, apalagi di sini banyaknya kepala sekolah, mahasiswa kita tuh banyaknya kepala sekolah, jadi otomatis para pemegang kebijakan ini kalau sudah tahu, kita berharap impac-tnya akan lebih besar,” pungkas Esty.(Firman Katon)

Tags: StuntingUMBandung
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Kolaborasi Unmuha Dengan BKKBN Aceh Atasi Masalah Stunting
Berita

Kolaborasi Unmuha Dengan BKKBN Aceh Atasi Masalah Stunting

26 Agustus, 2023
Peluncuran Program “Mikul Saras” MPKU Muhammadiyah
Berita

Peluncuran Program “Mikul Saras” MPKU Muhammadiyah

13 Agustus, 2023
Peringati Pekan Menyusui, Nasyiatul ‘Aisyiyah Meningkatkan Peran Kader Mencegah Stunting
Berita

Peringati Pekan Menyusui, Nasyiatul ‘Aisyiyah Meningkatkan Peran Kader Mencegah Stunting

5 Agustus, 2023
Next Post
UMP

Mahasiswa UMP Juara Kompetisi Public Speaking Nasional

Please login to join discussion
  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In