Lembaga Pendidikan Muhammadiyah Berkembang Pesat di Pasaman Barat

pasbar

KETUA Cabang Muhammadiyah Kinali, Kusnan, dalam suatu pertemuan dalam acara ‘sekolah cabang dan ranting’.

Lembaga Pendidikan Muhammadiyah Berkembang Pesat di Pasaman Barat

Oleh: H. Adi Bermasa

LEMBAGA pendidikan binaan persyarikatan Muhammadiyah berkembang pesat di Kabupaten Pasaman Barat. Jumlah muridnya terus memperlihatkan grafik menaik dari tahun ke tahun. Bahkan, jumlah muridnya melebihi sekolah negeri. Sehingga layak jika jadi pusat pembelajaran Muhammadiyah Indonesia.

Di Muhammadiyah Cabang Kinali saja, terdapat SD Muhammadiyah dengan murid 396 orang, TK 60 orang, dan Madrasah Tsanawiyah 255 orang. Adalagi Madrasah Aliyah di Alamanda dan SMK di Sidodadi.

Ketua Muhammadiyah Cabang Kinali, Kusnan mengatakan baik aliyah dan SMK belum lama berdiri namun jumlah siswanya terus meningkat. Hal itu berkat keseriusan Muhammadiyah dalam memberikan dukungannya. Sudah menjadi tradisi bahwa persyarikatan memberi perhatian serius terhadap semua amal usaha yang dibangun.

Kunci keberhasilan lembaga pendidikan berkembang di lingkungan Muhammadiyah Kinali adalah memadukan amal usaha di bawah satu komando cabang, terutama yang berkaitan dengan keuangan. Jika sistem keuangan dikelola satu tangan tentu sangat mudah mengontrolnya. Di sinilah kesuksesan Muhammadiyah di Pasaman Barat dalam mengembangkan amal usahanya. Manajemen keuangan transparan dan hasilnya terbukti luar biasa.

Semua gedung lembaga pendidikan Muhammadiyah, terutama yang berlokasi di Alamanda bangunan fisiknya melebihi sekolah negeri di Pasaman Barat. SD Muhammadiyah di Alamanda ini bangunannya bertingkat dua. Bergonjong pula. Bersih dan rapi dengan warna cat yang serasi. Begitu juga tsanawiyah, juga bertingkat dua.

Rp5 Miliar dari Walet

Perkembangan pesatnya lembaga pendidikan Muhammadiyah Kinali didukung oleh warga persyarikatan yang berjibaku mengembangkan usaha ekonomi produktif berupa perkebunan sawit dan peternakan burung walet. Kedua usaha itu sudah menghasilkan miliaran rupiah. Alhasil, warga persyarikatan mayoritas hidupnya terbilang sejahtera. Mereka manut dan patuh pada pimpinannya yang jujur. Allah pun membuktikan bahwa mereka yang bersyukur, rezekinya selalu dimudahkan.

Kepemimpinan Kusnan sungguh luar biasa dalam mengendalikan warga persyarikatan. Sekarang Muhammadiyah Kinali ibarat pusat pembelajaran Muhammadiyah Indonesia. Setiap saat tim studi tiru datang ke Kinali menyaksikan beragam amal usaha yang dikelola.

Kusnan sebagai tokoh disegani punya prinsip menggelitik: ‘Jangan tenang, cari masalah dan selesaikan’. Terbukti, di lingkungan warga persyarikatan Kinali tak begitu kelihatan warga yang hilir-mudik tak tentu arah. Mereka sibuk dengan usaha masing-masing. Mengolah kebun sawit, perbengkelan, pertukangan, memantau walet, dan beragam usaha ekonomi produktif lainnya. Otomatis, angka pengangguran sangat minim sekali.

Bagaimanapun juga, siapa bekerja keras, merekalah yang sukses. Terbukti di awal-awal kedatangan warga trans dari Lamongan dan sekitarnya (Jawa Timur) di era Presiden Soekarno dulunya, Kinali hanyalah rimba dengan beragam tumbuhan liar. Bahkan, Kabupaten Pasaman Barat belum ada ketika itu. Masih Kabupaten Pasaman dengan ibukabupatennya Lubuksikaping. Di masa itulah warga trans dari Jawa ‘manaruko’. Kini Kinali sudah luar biasa. Semuanya diawali dengan niat, tekad, dan kerja keras. Kini, Kinali ibarat sekeping tanah sorga yang terlempar ke dunia. Warganya sejahtera.

Berkembangnya Kinali, terutama lembaga pendidikan Muhammadiyahnya juga seiring sejalan dengan Talu Kecamatan Talamau dan Tamiang Lembah Malintang. Muhammadiyah cabang Talu dipimpin Zulfikar, sekretaris Ajumril, dan bendahara Afdal. Muhammadiyah Cabang Talu juga punya lembaga pendidikan madrasah aliyah dengan gedung bertingkat dua. Jumlah muridnya 156 orang. Meski memiliki bangunan bertingkat dua, namun keadaannya sudah sangat padat dan sempit. Murid dan guru banyak, sehingga gedung yang ada tak seimbang lagi dengan daya tampung. Bahkan ruangan kantor cabang sifatnya nebeng saja. Tak begitu layak rasanya.

Ada juga tsanawiyah dengan murid 145 orang. Kemudian panti asuhan dengan anak binaan 47 orang, serta pesantren 29 santri. Sedangkan usaha yang dikelola antara lain kolam air deras 6 unit dan lahan 50 hektare. Saat ini Cabang Talu tengah sibuk membangun asrama permanen panti asuhan dengan biaya diperkirakan Rp1 miliar.

Sementara, lembaga pendidikan Muhammadiyah di Tamiang Kecamatan Lembahmalintang yang begitu melejit perkembangannya adalah Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) setingkat SD dengan muridnya 1.034 orang, menyusul tsanawiyah dengan murid 140 orang, dan aliyah 124 orang.

Dari tiga lokasi cabang Muhammadiyah yang penulis kunjungi, yaitu Kinali, Talu, dan Lembah Malintang, tergambar bahwa peran Muhammadiyah di Pasaman Barat dalam mendukung gerak pembangunan terbilang luar biasa. Kesuksesan program pengembangan Muhammadiyah di kabupaten yang terbilang berusia muda ini tak terlepas dari semangat warga persyarikatan yang luar biasa. Dapat dikatakan hal itu menjadi bukti dakwah Muhammadiyah mensejahterakan. Kini Pasaman Barat dikenal luas sebagai ‘Pusat Pembelajaran Muhammadiyah Indonesia’.

Exit mobile version