MEDAN, Suara Muhammadiyah – Kepala Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Dr. Arwin Juli Rakhmadi Butar-butar melakukan Penelitian dan Penelusuran Naskah-Naskah Manuskrip Falak yang tedapat di Museum Pedir Banda Aceh. (03-09/11/2021).
Dr. Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar (Kepala OIF UMSU) menjelaskan, bahwa kegiatan tersebut dilaksanakan terkait kerja sama antara OIF UMSU dengan Museum Pedir. “Agenda ini adalah MoU/kerja sama antara Museum Pedir Banda Aceh dengan OIF UMSU, khususnya kerja sama penelitian dan penelusuran naskah-naskah manuskrip falak yang terkoleksi di Museum Pedir Banda Aceh,” tuturnya.
Arwin juga menambahkan bahwa agenda khusus dalam penelitian ini ada 3 (tiga) target capaian. Pertama, penyusunan katalog naskah manuskrip Falak yang dikoleksi Museum Pedir, yang mana dalam penulusuran sekilas oleh pihak Museum Pedir, ada puluhan naskah manuskrip yang masih belum tersusun yaitu berupa lembaran-lembaran, potongan-potongan naskah Falak yang ada. Ini menunjukkan bahwa Aceh punya khazanah yang besar, sehingga dalam hal ini OIF punya kepentingan akademik dan peradaban untuk menggali hal itu.
Untuk membuat katalog tersebut tentu Tim OIF turun ke lapangan dan menelaah secara langsung bersama Tim di Museum Pedir untuk menyusun katalog. Katalog ini tentu nantinya akan disebarkan kepada masyarakat atau secara online sehingga jika ada peneliti muda atau generasi muda yang ingin meneliti lebih jauh naskah-naskah itu, bisa terlebih dahulu dengan menelaah katalog tersebut, jadi katalog itu nanti berisi informasi umum tentang naskah-naskah atau potongan-potongan naskah yang ada di museum Pedir.
Kedua, membuat artikel jurnal dengan memilih satu topik dari salah satu naskah-naskah manuskrip falak. Dan yang ketiga tentu ini yang menjadi utama dan menjadi tugas seorang filolog yaitu mentahqiq salah satu atau beberapa naskah-naskah tersebut supaya lebih kontributif untuk masyarakat, untuk peneliti, untuk khazanah, untuk bacaan generasi muda tentang sejarah dan peradaban Falak yang ada di Aceh. Jelasnya, jelas Arwin.
Kolektor benda-benda cagar budaya aceh, pendiri, pemelik, Direktur Museum Pedir dan juga merangkap sebagai Wakil Ketua Masyarakat Peduli Sejarah Aceh (MAPESA) yakni Masykur Syarifuddin, S.Hum menyampaikan bahwa Museum Pedir selama 7 tahun telah memiliki 500 manuskrip Aceh dan juga terkait Ilmu Falak, terdapat sekitar 30 naskah ilmu falak yang masih dalam bentuk manuskrip.
“Selama tujuh tahun kita sudah memiliki 500 manuskrip Aceh yang terdiri dari beberapa Bahasa. Kebanyakkan bahasa Arab, Bahasa Jawi/Melayu, dan Bahasa Aceh. Untuk manuskrip falak, dari 500 naskah saat ini kami mengidentifikasi ada sekitar 30 naskah Ilmu Falak yang masih dalam bentuk manuskrip,” jelasnya.
Masykur Syarifuddin juga mengkonfirmasi bahwa sejauh ini masih banyak naskah-naskah manuskrip yang tersebar di masyarakat. “secara pribadi saya melihat karena kita sering dilapangan, banyak naskah-naskah yang hari ini mungkin kalau bisa kita mengatakan bahwa di masyarakat Aceh mungkin lebih dari 5 Manuskrip itu masih ada tersebar diseluruh Aceh.
Katanya, naskah-naskah Ilmu Falak yang terdapat dalam bundelan teks, tugas kita hari ini untuk melacaknya, mempublikasi dalam bentuk katalog, kajian, sehingga kemudian dikenal luas oleh masyarakat, saya kira masih banyak sekali naskah-naskah Ilmu Falak, dengan satu lembaga saja sudah terdapat 30 naskah belum lagi yang dimilki oleh lembaga lain, kolektor pribadi apalagi yang dimasyarakat,” jelas Masykur. (Syaifulh/Riz)