Ayahku Inspirasiku
Tulisan Sederhana Mengenang Jasa Ayah di Hari Ayah, 12 November 2021
Oleh: Alif Sarifudin
Untuk kita yang sekarang sudah tak bersama ayah lagi, tentu teringat dengan perjuangan ayah yang luar biasa. Kerinduan kita kepada ayah akan terobati manakala kita merasakan beratnya perjuangan seorang ayah. Kini kita sebagian sudah ada yang menjadi seorang ayah. Seorang ayah akan meneteskan air mata bahagia kalau mendapati 5 perkara.
- Ketika bertemu dengan pujaan hatinya yaitu calon istrinya
- Ketika melihat istri dan anaknya setelah berjuang sukses dalam persalinan dan lahir dengan selamat baik istri dan anaknya
- Ketika melihat anak-anaknya sehat dan sukses
- Ketika melihat anak-anaknya di pelaminan
- Ketika bisa berbagi dengan cucu-cucunya
Dari lima kebahagiaan tersebut, puncaknya adalah ketika di hari tuanya masih bisa berbagi dan menyaksikan cucu-cucunya berada di sampingnya. Serang ayah berubah menjadi seorang kakek yang tersenyum ketika cucu-cucuya melafalkan dengan lucu huruf-huruf yang dirangkai dengan indah. Apalagi huruf yang paling indah di dunia yaitu huruf Al-Quran yang dirangkai menjadi ayat, surat, juz, hingga khatam.
Ayah mengajarkan mengerti apa itu maknanya hidup kehidupan. Ia kadang bekerja tak mengenal waktu hingga sakit menggerogoti tubuhnya. Ia tak pernah putus asa dalam menghadapi permasalahan hidup dan terus berusaha sampai mengajarkan apa artinya ikhtiyar dan pasrah. Dianggapnya kehidupan adalah seni yang sangat indah seperti makna sebuah cinta hakiki.
Ayat yang mengajarkan kita untuk menghormati orang tua adalah
فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًۭا مِّن قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِىٓ أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ ٱلَّتِىٓ أَنْعَمْتَ عَلَىَّ وَعَلَىٰ وَٰلِدَىَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَـٰلِحًۭا تَرْضَىٰهُ وَأَدْخِلْنِى بِرَحْمَتِكَ فِى عِبَادِكَ ٱلصَّـٰلِحِينَ [٢٧:١٩]
maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa: “Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh”. (QS. A-Naml: 19)
Ada tujuh pelajaran saat kita mengenang keihlasan seorang ayah.
- Sebagian orang berkata dan berpendapat bahwa orang itu sebenarnya dalam sepekan cukup bekerja 5 atau 6 hari. Satu atau dua hari ke depan untuk istirahat, dan orang sekelilingnya pun akan memahaminya. Itulah pemahaman yang keliru di sekitar kita tentang nilai Antusias yang diajarkan Ayah. Ia bekerja siang malam tak mengenal waktu untuk istri dan anak-anaknya.
- Ayah yakin betul setelah kematiannya, anak-anaknya yang akan melanjutkan amal sholehnya. Keyakinannya diwujudkan agar anak bisa mengenal Khalik dengan maksimal. Ia sekolahkan anak-anaknya tak mengenal batas biaya yang ia keluarkan. Bahkan kalau perlu potongan tubuhnya dijual untuk kebahagiaan anak-anaknya. Sifat yakin ayah sebenarnya hanya berpindah dari masalah satu ke masalah berikutnya. Dia bisa saja terlepas dari masalah A, B, C, dan seterusnya. Tapi akhirnya, ia yakin semua ada jalan keluarnya.
- Harus kita pahami. Ayah engajarkan untuk banyak beramal. Bahwa Amal itu ada hubungannya dengan rezeki. Sifat rezeki itu akan datang sebagaimana amal yang akan menentukan. Tipikal Ayah itu ada 2, yaitu pertama, umumnya Ayah itu mengisi hari-harinya untuk bekerja demi menghidupi anak-anaknya. Bekerja berarti beramal. Kedua, Ayah itu memikirkan masa depan keturunannya utk berjuang dalam melanjutkan amal sholehnya.
- Ayah itu mempunyai harapannya yang satu. Anaknya harus lebih sukses dari dirinya. Harapan inilah sebenarnya yang mengantarkan kita untuk terus berjihad dalam hidup dan kehidupan.
- Kematian itu hanya satu kali. Seumur hidup di dunia itulah kematian. Di akhirat tidak ada kematian lagi. Ayah sering mengajarkan makna Iman kaitannya dengan hidup setelah mati
- Ayah mengajarkan kita untuk berkarya agar tidak tergilas dengan persaingan yang semakin keras, penuh tantangan dan ujian yang maha berat.
- Usia dan Kematian
Ayah mengajarkan kita bahwa semua akan berakhir.
Ternyata di hari tua ayah ingin bahagia bukan karena harta dari anaknya. Di hari tuanya, orang tua ingin selalu dekat dengan anak-anaknya yang jauh. Ingin selalu dikunjunginya, berkumpul, bercerita, mendengar cucu-cucunya yang lucu-lucu mengingat anak-anaknya saat kecil di pelukannya.
Ayah tak melupakan pengorbanan pendampingnya atau istrinya, ialah ibu kita. Seorang ibu lupa pengorbanannya saat sakit mengeluarkan anaknya dengan kekuatan 57 del padahal batas manusia merasakan sakit itu 45 del (del: satuan sakit). Sebagai anak yang baik berilah satu kebahagian dari tiga kebahagian ayah telah dinikmati. Ayah kita akan bahagia kalau anaknya bisa memberi mahkota untuk diletakkan di kepala orang tuanya. Anaknya telah hafidz Al quran.
Ayah akan berbahagia karena muncul dari hati yang ikhlas dalam membimbing anak-anaknya. Ayah bisa membahagiakan seluruh anak-anaknya. Tapi tidak mesti seluruh anaknya bisa membahagiakan ayah. Belajar dari itu, marilah kita bisa meminjam hati ayah yang ikhlas.
Hati yang ikhlas mempuyai ciri sebagi berikut:
- Hati yang takut sanjungan yang dapat menimbulkan
fitnah (tidak suka dipuji berlebihan)
- Tidak takabbur (tidak berambisi menjadi pemimpin)
- Lebih mencintai amalan yang tersembunyi (menyempurnakan ibadahnya walau dalam keadan sepi dan sendiri)
- Bukan karena semata ingin mendapat kemenangan dunia tetapi lebih memilih keridhoan allah (selalu melihat kelemahannya)
- Gembira melihat orang lain kemampuannya melebihi dirinya (orang tua senang kalau anaknya melebihi dirinya)
- Selalu mendengarkan nasehat (tidak pernah mengabaikan nasehat)
Ayah mempunyai hati yang ikhlas dalam membimbing, mendidik, dan mengantarkan anak-anaknya mencapai kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat. Itulah yang disebut cinta abadi. Cinta itu ada 4:
- Cinta tanpa nafsu (Cintanya para malaikat)
- Nafsu tanpa cinta (Cintanya binatang)
- Cinta karena kebiasaan (Cinta bernafsu, cinta syahwat)
- Cinta abadi (Cintanya ayah kepada anaknya)
Demikian tulisan sederhana mengenang jasa ayah sebagai sumber inspirasi. Selamat hari ayah. Tetesan air matamu, tetesan keringatmu, bahkan tetesan darahmu tidak akan sia-sia. Dari pengorbananmu telah membuahkan anak-anak yang hebat di seluruh dunia. Mudah-mudahan kita dipertemukan lagi dengan ayah di surga.