Refleksi Milad ke -109 Muhammadiyah: Gerakan Pembaharuan Pendidikan
Oleh: Alfain Jalaluddin Ramadlan
Muhammadiyah telah memasuki usia yang ke-109 tahun pada tanggal 18 November 2021. Pimpinan Pusat Muhammadiyah pun telah resmi mengeluarkan logo Milad Muhammadiyah, setelah mengeluarkan surat keputusan nomor 1800/KEP/1.0/E/2021 tentang tema dan logo Milad ke-109 Muhammadiyah.
Tulisan yang sederhana ini saya niatkan sebagai kado Milad ke 109 Muhammadiyah. Sebagai aktivis Muhammadiyah takk ada salahnya jika saya menulis khusus tentang Muhammadiyah.
Kita ketahui Sejarah telah mencatat bahwa Islam telah memberikan suatu kerangka bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban dunia. Sikap dan semangat inilah yang telah dibentuk oleh dunia Islam pada abad klasik dan pertengahan, melahirkan figure ensiklopedik dari berbagai ragam ilmu pengetahuan. Tetapi setelah abad ke-13 ketika Baghdad dihancurkan oleh Hulagu Khan, dunia Islam mulai mundur. Peradaban dan kemajuan ilmu pengetahuan yang telah dicapai oleh kaum muslimin sebelumnya tidak Nampak lagi. Bahkan kaum muslimin Nampak statis dalam berbagai lapangan pemikiran.
Begitu juga Indonesia merupakan Negara yang mempunyai sejarah pendidikan yang beragam. Hal ini dikarenakan banyak organisasi-organisasi yang juga mencantumkan pendidikan sebagai sarana pergerakan maupun komitmen. Dari sekian banyak organisasi-organisasi di Indonesia dapat kita ketahui Muhammadiyah adalah salah satu organisasi yang sampai saat ini masih menunjukkan eksistensinya, dan bahkan berkembang sangat pesat terhadap perkembangan zaman.
Muhammadiyah adalah salah satu oganisasi Islam terbesar yang ada di Indonesia, di tambah lagi Indonesia merupakan Negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, maka tidak heran jika Muhammadiyah dapat menjadi organisasi terbesar khususnya di Indonesia. Bahkan Muhammadiyah sudah menyebar di Negara-negara luar. Seperti yang di tulis oleh M. Iqbal dalam detiknews. Pada Muktamar ke 47 Muhammadiyah mempunyai 15 cabang istimewa di luar negeri. Contohnya saja di Negara Malaysia sudah ada Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia, bahkan sudah mempunyai kampus pertama di luar negeri yaitu Universitas Muhammadiyah Malaysia. Ini adalah bukti bahwa Muhammadiyah sudah menyebar di dunia.
Bulan November merupakan bulan yang bersejarah bagi warga Muhammadiyah. Sebab bulan tersebut KH. Ahmad Dahlan telah mendirikan Organisasi Muhammadiyah di kampong Kauman Yogyakarta pada 8 Dzulhijjah 1330 H atau yang bertepatan pada 18 November 1912. Muhammadiyah ada untuk memperbarui cara berislam, mendakwahkan Islam dengan gerakan Tajdid dan pembaharuan.
Terus apa sih arti dari Muhammadiyah itu? Baik penulis akan ngasih tau. Arti kata Muhammadiyah secara bahasa yaitu berasal dari bahasa arab, dari kata “Muhammad” yaitu nama Nabi dan Muhammad Rasul Allah terakhir. Kemudian menambahkan tambahan “yah”, yang berfungsi menjeniskan atau membangsakan atau bermakna pengikut. Jadi Muhammadiyah sendiri yaitu pengikut Muhammad Saw atau dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad Saw. Muhammadiyah sendri juga mempunyai tujuan untuk memurnikan ajaran Islam dengan mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Dengan mewujudkan hal tersebut tentunya tidaklah mudah jika dilihat dari lingkup di Nusantara kala itu yang dimana kita tau sejak zaman dahulu masih banyak sekali penyimpangan-penyimpangan dengan pengaruh mistik. Dengan demikian Muhammadiyah bergerak dengan perlahan tapi pasti melalui proses panjang seperti yang terjadi di masa sekarang bahwasanya Muhammadiyah telah berkembang pesat dengan dakwah melalui sikap dan tindakan dengan membangun beberapa amal usaha di bidang pendidikan, kesehatan, bahkan samapai ke lingkup sosial yang berbasis islami. Sehingga muhammadiyah sudah tidak asing lagi terdengar di telingah masyarakat.
Perlu di ketahui Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi berdirinya organisasi Muhammadiyah yaitu, pertama, Ajaran Islam dilaksanakan tidak secara murni. Ajaran Islam bersumberkan pada Alqur’an dan Hadist, akan tetapi tercampur dengan perbuatan-perbuatan bid’ah, syirik, dan khurafat. Kedua, lembaga-lembaga Pendidikan Islam yang mengisolir diri dari pengaruh luar tidak mampu lagi memenuhi tuntunan zaman. Ketiga, keadaan umat yang menyedihkan dalam bidang ekonomi, sosial, politil, kultural, akibat adanya penjajahan.
Aprianto menyebut bahwa usaha dan kegiatan Muhammadiyah dapat dikelompokkan ke dalam empat bidang. Yakni pertama, bidang keagamaan, yang meliputi memberikan tuntunan dan pedoman dalam bidang Aqidah, ibadah, akhlak dan muamalah berdasarkan Alqur’an dan As-Sunnah, mendirikan masjid dan musholah sebagai tempat sarana ibadah, mencetak kader ulama’ (fuqoha).
Kemudian yang kedua, bidang pendidikan, yaitu meliputi penidikan yang yang beroerientasi kepada perpaduan antara sistem pendidikan umum dan pesantren. Ketiga, sosial kemasyarakatan, yang meliputi kegiatan dalam bentuk amal usaha rumah sakit, rumah bersalin, poliknik, balai pengobatan, apotik, panti asuhan anak yatim. Keempat, bidang partisipasi politik , dimana Muhammadiyah bukan partai dan underbouw partai politik, akan tetapi sebagai partisipasi politik Muhammadiyah daam bentuk beramar ma’ruf nahi munkae dan memberikan panduan etika, moral dan akhlakul karimah terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah dan masyarakat.
Dengan demikian, seperti bidang yang kedua yaitu bidang pendidikan, Muhammadiyah saat ini menjadi organisasi yang berpengaruh dalam dunia pendidikan. Walaupun awalnya didirikan oleh kelompok Islam. Namun Muhammadiyah mampu berkembang dengan baik seiring kemajuan zaman, sehingga mudah diterima seluruh elemen masyarakat Indonesia. Banyak hal yang mendorong kemajuan visi dan misi, konsep pendidikan, tujuan. Maupun kurikulum yang saling berkesinambungan, sehingga Muhammadiyah sehingga Muhammadiyah dapat beroproses dengan baik di Masyarakat.
KH. Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah sangat berharap pembaharuan yang dapat mencerdaskan kehidupan bangsa dan memberikan pencerahan mental kepada bangsa ini. Sejarah panjang yang dialami Muhammadiyah dan KH. Ahmad Dahlan sebagai pendiri organisasi perlu kita ketahui, karena Muhammadiyah sebagai organisasi yang bergerak pada bidang pendidikan yang juga ikut serta membangun dan mencerdaskan bangsa memilikilatar belakang dan bertujuan baik yang berguna bagi kemajuan bangsa, khususnya pada bidang pendidikan saat ini.
Muhammadiyah dipandang memiliki peranan yang sangat penting dalam menyebarkan ide-ide pembaharuan Islam dan memiliki pengaruh yang sangat kuat di kalangan masyarakat menengah Indonesia. Muhammadiyah dapat dikatakan trendsetter dan dapat diibaratkan sebagai lokomotif penarik gerbong gerakan reformasi Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari luasnya cakupan reformasi Muhammadiyah yang tidak hanya bergerak dalam tatanan reformasi pendidikan, tetapi juga berbagai bidang lain seperti, menjadi pelopor pendirian panti-panti asuhan, rumah sakit, Bank Pengkreditan Rakyat, Baitul Mal wa at-Tamwil dan lain sebagainya sebagai ciri masyarakat modern.
Oleh karena itu, menjadi suatu hal yang sangat urgen dan menarik untuk mengkaji tentang gerakan pembaharuan Muhammadiyah dalam berbagai bidang, khususnya gerakan pembaharuan Muhammadiyah dalam pendidikan. Karena cikal bakal berdirinya Muhammadiyah dialami dan dimotori oleh gerakan pendidikan, dan pendidikan menjadi area of concern Muhammadiyah dalam eksperimen pendidikan Islam modern abad ke-20 yang pada akhirnya melahirkan berbagai kemajuan di berbagai bidang kehidupan masyarakat Indonesia.
Dalam dunia pendidikan, Muhammadiyah telah melakukan aktifitasnya dalam bentuk mendirikan madrasah-madrasah dan pesantren dengan memasukkan kurikulum pendidikan dan pengajaran ilmu pengetahuan umum dan modern, mendirikan sekolah-sekolaj umum dengan memasukkan kurikulum keislaman dan Kemuhamadiyahan. Lembaga pendidikan yang didirikan diatas dikelolah dalam bentuk amal usaha dengan penyelenggaranya dibentuk sebuah majelis dengan nama Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah, secara vertical mulai dari Pimpinan Pusat sampai ke tingkat Pimpinan Cabang.
Pendidikan Muhammadiyah telah berkembang menjadi suatu kekuatan di bidang pendidikan, disebabkan karena, yang pertama karena tatanan dari struktur kelembagaan dan wewenang yang sangat jelas. Sehingga memudahkan untuk melakukan pengawasan terhadap sekolah-sekolah Muhammadiyah. Kedua, adanya keseragaman pemakaian nama sekolah untuk setiap lembaga yang berada di dalam naungan Muhammadiyah. Ketiga, sifat yang fleksibel dari kebiasaan organisasi pendidikan Muhammadiyah.
Pada tahap ini, guna merefleksi Milad ke-109 Muhammadiyah, maka kita harus mendukung dan bersamanya menyaksikan Indonesia menjadi negeri yang berpendidikan. Akhirnya, sampai dengan tahun 2021 ini, Muhammadiyah masih eksis dan menjadi garda terdepan dalam melayani umat dan bersinergi dengan pemerintah.
Semoga dengan apa yang saya tulis bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca sekalian. Semoga Muhammadiyah tetap maju dan berkembang di seluruh penjuruh dunii.
Alfain Jalaluddin Ramadlan, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Lamongan