Gandeng PCM Sedayu, UAD Dampingi Budidaya Lele Metode Shipon Termodifikasi

Budidaya Lele

BANTUL, Suara Muhammadiyah – Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak terhadap kesehatan, namun juga mempengaruhi aspek perekonomian, pendidikan, sosial, keagamaan. Masyarakat yang terdampak secara ekonomi mulai dari masyarakat kelas atas maupun menengah ke bawah. Upaya untuk meningkatan ketahanan pangan, ekonomi di masa pandemi sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

Warga masyarakat di dusun Selogedong, Argodadi Sedayu Bantul mayoritas memiliki pekerjaan sebagai buruh tani. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ketahanan ekonomi dan pangan yaitu dengan Pengabdian Kepada Masyarakat (PPM) dengan budidaya Lele Sangkuriang menggunakan metode Shippon termodifikasi.

Kegiatan ini dilakukan sebagai kerjasama antara UAD khususnya prodi Magister Pendidikan Fisika dengan PCM Sedayu yang dilaksanakan oleh Kelompok Wanita Tani Uzlifatul Jannah di Dusun Selogedong Argodadi Sedayu Bantul.

Penggunaan metode shippon karena metode ini sudah dikenal luas oleh masyarakat.  Metode ini menekankan desain dasar kolam yang miring diarahkan ke satu titik supaya dapat mengalirkan kotoran lele berupa amoniak ke titik tersebut. Dari titik ini dibuat pipa keluaran yang dapat dikendalikan debit alirannya melalui ukuran lubang- pada bagian dasar pipa dan jumlah lubang. Dengan cara ini maka air yang  keluar tidak bergolak sehingga lele tidak stress sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara normal.

Modifikasi yang dilakukan disini adalah frekuensi pengeluaran kotoran yang ditingkatkan. Pembudidayaan lele dengan cara konvensional tidak pernah dilakukan pengurasan kolam sampai panen. Akibatnya kolam menjadi sangat berbau, ikannya juga berbau bahkan dari tangan memegangnya maka bau di tangan tidak hilang walupun tangan sudah dicuci memakai sabun. Hal ini terjadi akibat amoniak yang bereaksi dengan kulit.

Metode shippon termodifikasi menekankan pengurasan kolam jika pada kolam sudah ditemukenali tanda-tanda berbau. Dengan cara demikian maka lele tumbuh pada kolam yang bersih dan tidak berbau.

Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan metode pelatihan dan pendampingan. Tahapan pembuatan kolam dan penyerahan bibit dilaksanakan tanggal 20 Agustus 2021; tahap pengecakan perkembangan ikan tanggal 11, 18, dan 25 September 2021, dan tahap pemanenan dilaksanakan 13 Oktober 2021.

Dari hasil yang diperoleh terdapat peningkatan bobot lele yang cukup signifikan yaitu dari bibit 100 kg dalam tempo 50 hari menjadi 210 kg dengan pakan 90 kg. Kegiatan PPM memberikan dampak kepada warga sasaran meliputi peningkatan pengetahuan, peningkatan kemampuan budidaya lele, memperoleh ilmu baru serta kolam lele yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya selanjutnya. (Moh. Toifur/Okimustava/Yahya Hanafi)

Exit mobile version