MEDAN, Suara Muhammadiyah – Muhammadiyah sebagai organisasi terbesar terus memainkan peran untuk kedamaian umat manusia di berbagai belahan dunia. Muhammadiyah juga memainkan peran dalam mengelola perbedaan menjadi kekuatan.
Penegasan itu disampaikan Ketua PP Muhammadiyah Prof. Dr. Syafiq Muhgni pada wisuda UMSU, Selasa (7/12).
Wisuda yang dilaksanan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) yang ke-2 tahun 2021 diikuti sebanyak 2.142 mahasiswa magister, dokter, sarjana dan ahli madya.
Proses wisuda dilakukan dengan prokes yang ketat. Untuk proses selama dua hari itu, wisudawan tidak didampingi keluarga, tetap melakukan cuci tangan, menggunakan masker dan duduk dengan tetap menjaga jarak.
Tentu saja prosesi wisuda dilakukan dengan tidak melakukan beberapa agenda yang biasa dilakukan pada kegiatan wisuda yang dilakukan UMSU selama ini agar tetap terjaganya protokol kesehatan yang baik.
Selama pandemi Covid19, seluruh proses wisuda dilakukan secara heybrid yakni antara offline dan online.
Wisuda periode ke dua tahun 2021 kali ini, ditandai dengan hadirnya Ketua PP Muhammadiyah Prof. Safiq Mughni MA, Ketua Kopertis Wilayah I Prof. Dr. Ibnu Hajar, Koordinator Kopertais Wilayah IX Prof. Dr. Syahrin Harahap.
Proses untuk hari pertama, Selasa (7/12) dilakukan untuk 1.059 wisudawan yang berasal dari Program Magister (S2), Dokter dari Fakultas Kedokteran, Fakultas Agama Islam, Fakultas Hukum, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakulktas Pertanian. Sedangkan pada hari kedua, Rabu (8/12) akan diikuiti 1.083 wisudawan yang berasal dari Fakuktas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dan Fakulktas Teknik.
Kualitas Pendidikan
Rektor UMSU Prof. Dr. Agussani MAP dalam sambutannya menegaskan, pandemi covid19 telah memberi dampak yang sangat luas terhadap perkembangan kehidupan manusia terutama dibidang pendidikan, sosial dan ekonomi.
Ditengan kondisi yang terjadi, Muhammadiyah melalui perguruan tinggi dan lembaga pendidikan yang dimiliki terus melakukan pembenahan agar kualitas pendidikan tidak tergredasi semakin jauh.
Kata Agussani, perubahan sosial yang begitu cepat menuntut manusia harus beradaptasi dengan baik. Maka prinsif integritas, profesionalitas dan akuntabilitas adalah modal dasar yang harus dimiliki
Agussani pada sambutan itu menyampaikan berbagai progres capaian UMSU dalam upayanya menjadi perguruan tinggi terbaik.
Sementara itu Koordinator Kopertais IX Prof. Dr. Syahrin Harahap menyampaikan apresiasi dengan kinerja UMSU selama ini.
Syahrin Harahap yang juga Rektor UINSU menegaskan bahwa lulusan perguruan tinggi dunia hari ini menghadapi tiga persoalan serius. Pertama, Sarjana cenderung menghasilkan ilmu yang sekuleristik. Kedua, sarjana menghadapi kegamangan dalam menghadapi masadepannya dan ketiga, ilmu pengetahuan yang diperoleh cendrung teoritis dan konsepsional dan tidak aplikatif.
Bicara kegamangan yang dihadapi lulusan perguruan tinggi hari ini salah satunya disebabkan perubahan lingkungan global. Kata Syahrin, du dunia kerja hari ini terjadi hilangnya 25 ribu jenis pekerjaan. Namun demikian muncul 40 ribu jenis pekerjaan baru yang yang sangat mengandalkan talenta. Untuk itu Syahrin Harahap meminta agar alumni UMSU dapat mengembangkan talenta yang dimiliki.
Satu kata kunci penting yang dipesankan Koordinator Kopertais itu adalah kemampuan untuk mengintegrasikan ilmu pengetahuan ( wahdatul ulum)..
Kedamaian Dunia
Seperti dijelaskan Ketua PP Muhammadiyah Prof. Syafiq A. Mughni, Muhammadiyah melakukan kebijakan inklusive , terbuka untuk menciptakan perdamaian mulai dari perdamaian di Moro Philipina, Petani Selatan, Thailand sampai Timur Tengah khususnya Palestina. ” Muhammadiyah menyediakan 300 beasiswa untuk ana-anak di Petani, Thailand,” sebut Syafig A. Mughni.
Muhammadiyah, seperti simbolnya, terus mencerahkan tiada henti kepada semua orang dan untuk itu Muhammadiyah tak pernah meminta imbalan apa pun. (Syaifulh/Riz)