YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Asosiasi Pengelola Asrama (ASLAMA) Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) mengadakan Musyawarah Nasional (Munas) ke-III bertempat di kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Kegiatan tersebut berlangsung selama tiga hari, yakni pada Kamis – Sabtu, 16 – 18 Desember 2021, dengan mengusung tema “Meneguhkan Asrama PTMA sebagai Pusat Keunggulan dan Kaderisasi”.
Ketua Panitia Munas, Muhammad Sulaiman dalam sambutannya menginformasikan bahwa kegiatan Munas ASLAMA ke-III diawali dengan dua agenda sebelumnya, yaitu perlombaan secara nasional antar santri asrama PTMA yang berakhir pada Jumat (10/12). Beberapa cabang perlombaan tersebut antara lain essai, quote picture, video profile, pidato bahasa Arab dan Inggris. Kemudian seminar nasional ASLAMA yang dilaksanakan secara blended pada Rabu (15/12) di Universitas Muhammadiyah Jakarta dan diikuti oleh seluruh pengelola asrama PTMA se-Indonesia. Para juara diumumkan pada akhir acara pembukaan Munas tersebut oleh Sekjen ASLAMA sekaligus mudir Pesantren Mahasiswa KH. Ahmad Dahlan (PERSADA) H.Thonthowi, M.Hum.
Rohmat Suprapto, M.S.I sebagai Ketua ASLAMA menyampaikan bahwa ASLAMA menjadikan asrama bukan sebagai museum, tetapi sebagai kawah candradimuka bagi mahasiswa sehingga menjadi kader yang mampu menjadi agen perubahan.
Selanjutnya Prof. Gunawan selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta berpesan bahwa asrama harus menjadi tempat pembentukkan karakter bagi mahasiswa, sehingga harapan mahasiswa yang ada di asrama berbeda dengan mahasiswa yang tidak di asrama, terutama dalam pemahaman dan pengamalan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan.
Acara Munas ke-III ASLAMA ini dibuka oleh Prof. Dr. Noor Rahman Hajam mewakili Majelis Dikti PP Muhamamdiyah, sekaligus memberikan amanah agar Asrama PTMA dapat menjadi center of excellent, di samping para pengelolanya memiliki karakter kebiasaan seperti salam saat bertemu, peka terhadap kebersihan, mau mendoakan ataupun menengok yang sakit; sabar dan mau mendengar pertanyaan, keluhan, serta mampu merangkul atau berkontak fisik, dan sebagainya.
“Para pengelola asrama harus menjadi model yang nantinya akan mempengaruhi sifat atau karakter penghuni asrama, dan asrama juga harus menjadi center of excellent. Mampu mencetak kader militan, yang secara akademik dapat dipertanggungjawabkan, juga memiliki emosional juga baik atau sense of belonging pada sesama ataupun kepada persyarikatan Muhammadiyah,” ungkap Prof. Hajam (BJP/DF).