YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Alternatif 75 Devisi V.A.3, Kecamatan Wirobrajan, Daerah Istimewa Yogyakarta selama kurang lebih 2 bulan pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) telah melaksanakan Program Kerja Tematik (PROKER Tematik) maupun individu. Upaya yang dilakukan mahasiswa KKN dalam merealisasikan PROKER Tematik yaitu salah satunya dengan melaksanakan kegiatan tahsin ibu-ibu jamaah di Masjid Hikmah Wirobrajan.
Kegiatan ini merupakan salah satu program dari Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Ahmad Dahlan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang religius dalam pemahaman membaca Al-Quran. Kegiatan ini menjadi kegiatan rutin yang dilakukan oleh ibu-ibu Masjid Hikmah setiap hari Jumat bada maghrib. Mahasiswa KKN juga berpartisipasi dengan mengikuti kegiatan rutin tahsin secara bergantian setiap minggunya, selain untuk mendampingi juga untuk sama-sama belajar mendalami cara membaca Al-Quran dengan benar.
Mahasiswa KKN Dahlan Muda bekerja sama dengan Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) dalam memberikan guru tahsin untuk ibu-ibu Masjid Hikmah dan mahasiswa KKN. Sekretaris berperan dalam pembuatan proposal yang akan diajukan kepada LPSI sebagai bentuk meminta persetujuan untuk membantu kegiatan ini.
Melalui kegiatan ini, ibu-ibu diajarkan mengenai cara membaca Al-Quran berdasarkan ilmu tajwid. Setiap pertemuan akan diberikan kesempatan untuk membaca 1-5 ayat setiap orang. Meskipun ibu-ibu sudah bisa membaca Al-Quran tetapi banyak yang belum paham mengenai tajwid, panjang pendek, dan tanda-tanda waqaf.
Hal ini juga disampaikan oleh Bu Wahyu Budi Yantini (62) selaku ketua PKK RW 2 yang mengatakan, meskipun banyak ibu-ibu yang sudah bisa tetapi dengan kegiatan tahsin ini sangat bermanfaat karena kami bisa lebih paham dan lancar dalam membaca Al-Quran sesuai tajwid . dulunya ibu-ibu memang memiliki basic sekolah keagamaan.
Beliau menambahkan bahwa kegiatan ini sangat ditunggu oleh ibu-ibu. Hal ini dikarenakan sebelumnya memang sudah pernah dilaksanakan kegiatan tahsin seperti ini namun sempat terhenti karena alasan tertentu.
Berdasarkan waktu pelaksanaan kegiatan tahsin ini, menurut Ibu Wahyu dan ibu-ibu lainnya dirasa sudah cukup (cocok) karena tidak terlalu lama ataupun terlalu cepat. Bukan tanpa alasan, jika waktu kegiatan terlalu lama justru akan sulit bagi ibu-ibu dalam mengingat apa yang sudah dipelajari. Mengingat ibu-ibu jamaah Masjid Hikmah sudah tidak muda lagi jadi akan sulit jika mengingat terlalu banyak.
Untuk waktu kegiatan, setiap pertemuan diadakan kurang lebih 90 menit atau dari bada maghrib sampai sebelum isya. Selain belajar membaca Al-Quran, Bu Nurmahni selaku guru tahsin Masjid Hikmah juga sering menyelingi dengan bercerita tentang kisah maupun makna yang terkandung dalam surah yang dibaca.
Kegiatan tahsin yang diadakan mahasiswa KKN UAD ini sangat bermanfaat karena membantu agar lebih paham lagi dalam membaca Al-Quran. Yang awalnya masih banyak yang belum bisa sekarang jadi lebih lancar, bisa membedakan panjang pendek, kapan harus berhenti dan kapan harus mulai lagi karena sudah mulai paham, ujar Bu Wahyu.
Kesan dan pesan yang disampaikan Bu wahyu terkait dengan kegiatan tahsin ini yaitu sangat merasakan manfaatnya. Menurut beliau belajar Al-Quran tidak harus ketika sudah berumur (tua) namun ketika masih dulu (anak-anak) sehingga ketika sudah tua hanya tinggal melanjutkan. Ibu-ibu yang sebelumnya masih terbata-bata dalam membaca Al-Quran sekarang menjadi lebih lancar. Ibu wahyu sangat bersyukur kepada mahasiswa KKN UAD karena sudah menghadirkan guru tahsin untuk membimbing mereka. (Sri Rahayu)