Athfal In Camp HW MIMutu Payaman Ajak Cinta Budaya Indonesia
LAMONGAN, Suara Muhammadiyah – Di penghujung tahun 2021 Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah 1 (MIMutu) Payaman Cabang Solokuro menyelenggarakan Athfal In Camp XIII Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan, 29-31 Desember 2021
Kegiatan Athfal In Camp Hizbul Wathan XIII ini dibuka oleh Ramanda Yusup Ismail SPd Ketua Kwarda HW Lamongan dengan melepas balon ke udara yang disaksikan seluruh Pembina HW MIMutu, jajaran Pimpinan Ranting Muhammadiyah Payaman, Wali Murid dan Kwarcab HW Solokuro
Yusup Ismail memberikan apresiasi atas terselenggaranya perkemahan pandu Athfal dengan berbagai kegiatan yang menggembirakan. Tentu kegiatan kepanduan yang bersifat bersifat menggembirakan
“Semoga melalui kegiatan Athfal In Camp HW yang diselenggarakan MIMutu ini terlahir kader kader penerus perjuangan persyarikatan dan bangsa sebagaimana yang diwariskan Jendral Besar Sudirman,” harapnya
Kepala MIMutu Payaman Ramanda Ali Mas’ud SPdI mengatakan bahwa kegiatan Athfal In Camp HW ini secara rutin dilaksanakan setiaptahun. Karena wabah pandemic Covid 19, kegiatan ini sempat berhenti. Alhamdulillah, dengan meredahnya wabah tahun ini kegiatan bisa kita laksanakan lagi
Lebih lanjut Ali Mas’ud menngungkapkan bahwa kegiatan ini bertujuan membentuk siswa yang kreatif, cerdas dan mempunyai disiplin yang tinggi baik dalam beraktifitas maupun beribadah sehari hari.
Lanjutnya, dengan mengadakan kegiatan seperti Athfal In Camp kepanduan Hizbul Wathan merupakan kegiatan positif bagi anak didik. Anak sejak dini dilatih belajar mandiri.
Ia menambahkan, harus diakui bahwa perkemahan pandu HW merupakan salah satu bentuk kegiatan yang menawarkan pendidikan bagi siswa menjadi lebih mandiri, bersahaja dengan kesederhanaan, disiplin dan belajar bersosialisasi dengan lingkungan.
“Kita Cinta Budaya Indonesia merupakan tema Athfal In Camp Hizbul Wathan XIII MIMutu Payaman. Selain menyuguhkan kegiatan kepanduan juga dilaksanakan pentas seni, ataksi Tapak Suci Putra Muhammadiyah, berbagai lomba, pemakaian pakaian adat nusantara, dan pawai ta’aruf,” pungkasnya. (Fathurrahim Syuhadi)