Menuju Kampus Unggul di Jabar, UMC Optimalkan Catur Dharma

UMC

Menuju Kampus Unggul di Jabar, UMC Optimalkan Catur Dharma

CIREBON, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) dalam proses peningkatan mutu pendidikan yang berkelanjutan, bertekad melakukan optimalisasi Catur Dharma Perguruan Tinggi melalui Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Demikian disampaikan Wakil Rektor 1 UMC, Nana Trisovelna M.T memberikan sambutan pada Lokakarya Penyusunan dan Evaluasi Kurikulum MBKM Bermuatan OBE, RPS Pembelajaran Studi Kasus/PBL Serta Relevansinya Dengan Catur Dharma (Penelitian, Pengabdian dan AIK) di Aula Masjid Raya UMC Kampus 2 Jalan Fatahillah Watubelah Sumber Cirebon , Kamis hingga Sabtu (6-8/1/2022).

Kegiatan yang menghadirkan Wakil Rektor V Bidang Kerjasama dan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Prof. Achmad Nurmandi, Arif Nurudin M.T (Rektor UMC), Dr. Badawi (Wakil Rektor II) dan Wiwi Hartati, S.Kom,. M.Si (Wakil Rektor III),  juga diikuti oleh 74 Dosen dari setiap Prodi di UMC.

Nana memberikan apresiasi kepada Prof. Achmad Nurmandi atas kesediannya untuk terus mendampingi UMC. Menurut Nana, Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) merupakan sebuah tantangan dan cita-cita mulia dunia pendidikan Indonesia. Oleh sebab itu perlu penyempurnaan kurikulum dan semua pihak harus menyesuaikan pembelajaran agar bisa selaras dengan kurikulum MBKM.

Dengan begitu, kurikulum sangat penting bagi sebuah program studi karena kurikulum adalah panduan utama dalam penyelenggaraan perkuliahan dan proses pembelajaran di program studi tersebut, karena di dalam struktur kurikulum tersebut termuat mata kuliah yang diajarkan di prodi tersebut beserta  bobot sks, serta sebaran mata kuliah tersebut di tiap semester yang akan diambil oleh mahasiswa hingga lulus kuliah nanti, termasuk penyusunan tugas akhir yang harus dilaksanakan mahasiswa.

Lokakarya juga membahas rencana pembelajaran semester (RPS). Bagi Nana, RPS secara garis besar disusun menjadi acuan dosen dalam menyampaikan perkuliahan dalam satu semester juga memuat metode pembelajaran sampai juga memuat skema penilaian yang menjadi dasar dosen dalam menilai mahasiswa.

Kegiatan ini dapat menyajikan RPS yang mengacu pada kurikulum Outcome Based Education (OBE) dan bermuatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Selain itu, dalam konteks Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiah (PTMA), dosen mempunyai 1 kegiatan tambahan yaitu Agama Islam dan Kemuhammadiyahan sehingga tugas dosen PTMA disebut dengan Catur Dharma.

Adapun tiga aspek dari Catur Dharma PTMA yang menjadi tugas dari para dosen adalah pengajaran, penelitian, dan pengabdian. Dalam pengajaran dosen dituntut untuk menggunakan metode pengajaran yang berbasis pada siswa (student centered learning) dimana dosen menjadi fasilitator dan mahasiswa menjadi peserta aktif dalam proses pembelajaran.

Melalui kegiatan penelitian dan pengabdian, dosen memiliki kesempatan untuk mengidentifikasi masalah-masalah dalam bidang keilmuannya dan mencoba memberikan solusi atas masalah-masalah tersebut dengan data-data hasil penelitian dan pengabdian di lapangan.

Sayangnya, komponen Tri Dharma ini masih berdiri sendiri. Artinya, pengajaran dianggap sebagai entitas yang berdiri sendiri, terpisah dari kegiatan penelitian dan pengabdian. Akibatnya, masih terdapat dosen yang menitikberatkan kegiatan mengajarnya, namun kurang kinerjanya dalam penelitian dan pengabdian.

Sebaliknya, ada juga dosen yang bagus performa penelitian dan pengabdiannya namun kurang baik dari sisi pengajarannya.

Di antara kedua kutub ini, ada juga dosen yang bagus baik dalam aspek pengajaran maupun penelitian dan pengabdiannya, namun hasil dari penelitian dan pengabdian ini tidak menjadi kontribusi dalam kegiatan pengajarannya.

Idealnya, hasil penelitian dan pengabdian seharusnya menjadi salah satu elemen bahan ajar karena penelitian meniscayakan dosen untuk tetap update dengan isu-isu terkini dalam bidangnya. Alhasil, integrasi hasil penelitian dan pengabdian sebenarnya merupakan upaya bagi dosen untuk menyajikan isu-isu terkini dari bidang ilmunya kepada para mahasiswa

Maka dari itu, hasil dari kegiatan ini bisa diimplementasikan dengan baik, sebagai bentuk dari penajaman lokakarya yang digelar selama 3 hari berlangsung.(riza)

Exit mobile version