PERSADA UAD Selenggarakan Resepsi Milad ke-12
YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah—Pesantren Mahasiswa KH. Ahmad Dahlan (PERSADA) menyelenggarakan acara resepsi milad yang ke-12 secara offline di aula Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dan secara online via Zoom Meeting dan live streaming YouTube dengan channel “Persada Uad TV” pada Sabtu (15/1).
Dalam acara resepsi milad ini turut hadir Rektor Universitas Ahmad Dahlan, ketua Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI), serta mudir PERSADA beserta seluruh pengurus. Rektor UAD dan ketua LPSI juga berkesempatan untuk memberikan amanat kepada seluruh audien yang hadir dalam acara tersebut.
Dalam sambutannya, mudir PERSADA, Thontowi menyatakan bahwa resepsi milad tahun ini merupakan resepsi yang pertama kali diadakan oleh PERSADA. Sudah berumur 12 tahun, tetapi resepsi baru dapat dilaksanakan di tahun ini. Selain itu, beliau menjelaskan bahwasannya sejak tahun 2020 PERSADA sudah bercabang tidak hanya di kampus 4 saja, melainkan sudah ada di kampus 2B dan juga di Wates, Kulon Progo. Kampus 2B khusus diperuntukkan untuk program Tahfiz tahun ini.
PERSADA juga tidak banyak menerima santri selain BPM (Beasiswa Persyarikatan Muhammadiyah) mengingat kondisi yang tidak memungkinkan untuk menerima santri dalam jumlah seperti biasanya. Di akhir sambutan Thontowi menyampaikan pesan kepada seluruh santri.
“Santri PERSADA tidak hanya alim, tetapi juga amil. Kalau hanya berilmu, mahasiswa yang lain juga berilmu. Santri PERSADA bukan hanya alim saja, tapi juga amil. Selalu melaksanakan apa yang sudah diketahui. Kalau itu baik, kerjakan secara istiqamah. Kalau itu kurang baik, tinggalkan. Jangan diingat kembali. Apakah cukup sampai di situ? Tentu tidak. Santri PERSADA tidak berhenti sampai di situ, tapi juga harus mukhlis. Apakah cukup sampai di situ? Santri PERSADA tidak hanya mukhlis, tapi juga muhsin. Kami berpesan di manapun santri PERSADA berada, tetaplah melakukan kebaikan.“ Pesan mudir PERSADA.
Selanjutnya pengarahan dari ketua LPSI UAD, Anhar Anshori. Beliau menyatakan bahwa pesantren adalah wahana untuk membina kader-kader persyarikatan Muhammadiyah agar tercipta kader-kader yang militan. Maka, untuk mencapai militansi ini diperlukan sebuah perjuangan. Selain itu, beliau menyampaikan beberapa pesan kepada seluruh santri; pertama, Para santri ditempa agar disiplin dalam hal ibadah. Dalam ibadah harus ada penjiwaan, sehingga dapat mencapai pada “qolbun salim” (hati yang bersih).
Hati yang bersih akan memudahkan dalam segala urusan dan mengantarkan pada situasi yang tenang; kedua, milikilah hubungan sosial yang kuat (kohesi sosial yang kuat) di manapun santri PERSADA berada. Santri PERSADA harus menjadi contoh/pengawal dalam hal akhlak di kehidupan sosial; ketiga, beliau berpesan tampakkanlah keseriusan dalam belajar; keempat santri harus menjadi stabilator kampus. Para santri harus mampu menstabilkan kehidupan di kampus.
Terakhir, beliau berpesan tunjukkanlah prestasi. Kalau orang lain saja bisa berprestasi, mengapa kita tidak. Selain itu, Anhar mengungkapkan bahwasanya para santri harus mampu memberikan pengaruh dalam kehidupan, bukan dipengaruhi. Jadi, berikanlah pengaruh yang positif bukan dipengaruhi oleh hal yang negatif.
“Jangan sampai kepribadian anda sebagai santriwan dan santriwati PERSADA itu luntur setelah keluar. Jangan sampai. Harus dipegang teguh. Upayakan kita godok diri kita di sini. Agar kita betul-betul punya dasar spiritual yang kuat. Itu sebagai energi kita dalam mengembangkan disiplin ilmu apapun yang kita tekuni. Nah, itu harapan kami sebagai orang tua. Jika Ananda berhasil, maka kami ikut bersyukur dan bangga atas keberhasilan para santriwan dan santriwati.” Harap Kepala LPSI UAD pada seluruh santri.
Kemudian, amanat dari Rektor UAD, Mukhlas. Di awal pembicaraan Mukhlas menyampaikan atas nama pimpinan UAD, “selamat milad kepada PERSADA yang ke-12. Kiprah PERSADA dapat benar-benar ditingkatkan untuk membentuk para kader militan.”
Mukhlas menyampaikan bahwa ulang tahun/milad hendaknya dipersepsikan dengan tiga hal; pertama, untuk refleksi diri. Mengevaluasi diri atau melihat perjalanan yang telah dilalui; kedua, sebagai cara untuk bersyukur kepada Allah swt atas semua karunia yang telah diberikan; ketiga, sebagai psychology recharging. Upaya untuk mengecas kembali motivasi-motivasi dalam melangkah.
Rektor berpesan bahwa para santri harus bisa mengambil peluang-peluang dengan sebaik-baiknnya di waktu yang singkat selama tinggal di PERSADA ini. Sebab para santri tinggal di PERSADA hanya satu tahun. Di PERSADA ada semangat soft skill. Banyak pelatihan-pelatihan yang disiapkan untuk menunjang soft skill para santri. Selama satu tahun ini pesantren mencoba untuk memberikan dasar-dasar yg kokoh. Dengan demikian, gunakanlah bekal-bekal yang telah didapatkan di PERSADA untuk menapaki hidup menuju lebih baik.
“Adik-adik yang tinggal di pesantren beruntung. Oleh sebab itu, ini harus kita syukuri. Cara mensyukuri hal ini adalah dengan mengokohkan diri kita berniat untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan di pesantren ini dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai kita merasa terpaksa. Menjadi santri dengan semangat gembira. Di pesantren ini kan tidak ada yang tidak gembira. Harus gembira. Sebab kalau kita tidak gembira nanti akan menjadi tidak kerasan tinggal di pesantren. Jangan sampai terpaksa.” Amanat rektor UAD kepada seluruh santri PERSADA. (Ahmad Farhan)