Kelompok Kerja Kepala Sekolah Penggerak Studi ke SD Muhammadiyah
SURAKARTA, Suara Muhammadiyah – Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Penggerak Kabupaten Gunungkidul mengadakan studi tiru di SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta, di aula sekolah sehat pukul 10.00 WIB dengan protokol Kesehatan secara ketat lawan Covid-19 dan Omicron, Selasa (8/2/2022).
Rombongan K3S Penggerak Gunugkidul berjumlah tiga puluh dua orang terdiri Kepala Sekolah Penggerak, Pengawas Pendamping PSP, Pejabat Dinas Pendidikan Kabupaten Gunung Kidul Kepala Seksi Kurikulum dan Penilaian Sekolah Dasar Asbani MPd.
Diterima oleh Kepala Sekolah Penggerak Hj Sri Sayekti MPd, Pengawas Gugus II Korwil III Kecamatan Banjarsari Dra Tri Winarni MPd, Ketua Komite Drs H Harminto dan wakil kepala dengan MC Wakil Kepala Sekolah bidang Humas Jatmiko.
Dalam sambutannya Sri Sayekti menyampaikan, Program guru penggerak menciptakan pemimpin pembelajaran yang berpusat pada murid.
“Tergerak, Bergerak, dan Menggerakkan,” ungkap Sayekti.
Dia melanjutkan, Keharusan pendidikan dan pendidik memandang anak dengan rasa hormat, semua yang kita lakukan di bidang Pendidikan dan para pendidik harus berorientasi penuh pada murid, seperti yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara.
“Bebas dari segala ikatan dengan suci hati mendekati sang anak tidak untuk meminta suatu hal, namun untuk berhamba pada sang anak,” terangnya.
Silaturrahim berlangsung hangat dan kekeluargaan dengan 17 pertanyaan mulai dari Bagaimana cara mengkondisikan guru – guru agar melaksanakan pembelajaran paradigma baru, mulai dari penyiapan perangkat pembelajaran, proses KBM sampai assesmen ?
Bagaimana KS melaksanakan supervisi pembelajaran pembelajaran paradigma baru, terutama menyangkut pembelajaran terdefferensiasi. Apakah KS memakai instrumen baru yang disesuaikan dengan Sekolah Penggerak? Apa saja kontribusi dari orang tua dalam pelaksanaan program sekolah penggerak. Setelah kata sambutan formal dilanjutkan tanya jawab interaktif.
Guru Penggerak diharapkan menjadi katalis perubahan pendidikan di daerahnya dengan cara, menggerakkan komunitas belajar untuk rekan guru di sekolah dan di wilayahnya. Menjadi Pengajar Praktik bagi rekan. Mendorong peningkatan kepemimpinan murid di sekolah.
“Membuka ruang diskusi positif dan ruang kolaborasi antar guru dan pemangku kepentingan di dalam dan luar sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong well-being ekosistem pendidikan di sekolah. SD Muh 1 sendiri, ada 3 guru penggerak yang lolos seleksi dan saat ini mengikuti kegiatan tahap berikutnya,” terangnya sambil tersenyum.
Eni Indarwati MPd SD N Wonosari 1 salah satu peserta studi tiru mengajukan pertanyaan apa bentuk dukungan yang diberikan Dinas Pendidikan terhadap Sekolah Penggerak dan komite sekolah?
Kontributor, Wakasek Humas Jatmiko.