Isra Mikraj Menginspirasi PAUD Percontohan Aisyiyah Takerharjo Lamongan Menggerakkan TK PCM Puri Mojokerto
LAMONGAN, Suara Muhammadiyah – Terinspirasi isra mikraj, Senin (28/2/2022) saya melakukan perjalanan naik mobil dari Takerharjo ke Mojokerto saat duha sampai magrib. Tujuannya menggerakkan sekolah non formal yang berdiri tahun 2003. Lebih dari itu saya bermaksud mengangsu alias menambah ilmu.
Pada hari itu bertepatan 27 Rajab 1443 yang diperingati sebagai isro mikraj. Is·ra adalah perjalanan Nabi Muhammad saw. pada malam hari dari Masjidilharam di Mekah ke Masjidilaksa di Baitulmukadas dengan kendaraan burak. Sedangkan mikraj adalah peristiwa perjalanan Nabi Muhammad saw. dari Masjidil haram ke Masjidilaksa, langsung ke Sidratul-muntaha pada malam hari untuk menerima perintah salat lima waktu.
Salat adalah tiang agama. Salat mengajarkan nilai semangat spiritualisme dan humanisme. Salat teguhkan semangat beragama dan bernegara. Salat menjaga kerukunan dan keharmonisan. Salat memiliki kandungan nilai ketuhanan yang harus diseimbangkan dengan nilai kemanusiaan. Karenanya jangan dilalaikan.
Saya berangkat bersama Drs.H.Amirul Mu’minin, M.Si (PRM), Hj. Maghfiroh (PRA), dan Mar’atush Sholihah, S.Ag.S.Pd (kepala PAUD Percontohan Aisyiyah). Kami keluar dari rumah pukul 06.30 atau pas matahari sepenggalah naik. Pukul 8.30 mobil kami berhenti di SPBU. Kami kebelet pipis, bersuci dan merapikan pakaian.
Sejam kemudian kami sampai di PAUD Kuncup Melati Tangunan Puri Mojokerto. Kami cuci tangan, disambut ucapan salam dan disodori buku tamu serta dipersilakan duduk di hamparan permadani biru. Lalu dua anak putra dan putri menyanyikan beberapa lagu diiringi pemain piano.
Kami terkesan kepada PRM Tangunan yang rajin puasa sunah, dan keliling dunia kecuali Eropa. PCM Puri pun sangat ramah.
Kami juga kagum atas prestasi PAUD Kuncup Melati. Di antaranya juara drumband, tahfiz, dan dongeng. Lagian kepala TK begitu santun berbicara, mampu mengupayakan tempat yang memadai, dan hidangan tercukupi serta menghasilkan lulusan yang mandiri.
Kami semakin takjub diajak salat berjamaah duhur dan asar. Salatnya khusyuk. Kami menjamaknya, karena hujan deras. Apalagi kami adalah musafir. Seseorang yang dikategorikan musafir adalah mereka yang bepergian dalam jarak sekitar 80,6 km.
Lebih dari itu tuan rumah menyantuni anak yatim. Mereka jua membekali kami dengan camilan khas Mojokerto. Yakni krupuk kentang udang, tahu stik, oyen, dan stik balado. Setiba di rumah qabla magrib, jajan tersebut dinikmati seluruh anggota keluarga. Sungguh kami terinspirasi dengan liburan isra mikraj Nabi Muhammad Saw.
Mushlihin, Pengurus PAUD Percontohan Aisyiyah Takerharjo Solokuro Lamongan