RuBelMu, Kontribusi Nyata Pendidikan Muhammadiyah di Masa Pandemi

Merawat Asa Pendidkan

Foto Dok Ilustrasi

RuBelMu, Kontribusi Nyata Pendidikan Muhammadiyah di Masa Pandemi

Oleh: Azahra Andini Putri Rahardjo

Tidak asing lagi jika kita mendengar kata “Muhammadiyah” sebab sudah sering kita mempelajari tentang Kemuhammadiyahan di sekolah. Di mana edukasi yang diberikan guru kita yakni tentang sejarah Muhammadiyah, pendiri Muhammadiyah, dan lika-liku perjalanan disebarkannya Muhammadiyah. Pelajaran yang kita dapatkan bertujuan untuk menumbuhkan nilai-nilai Kemuhammadiyahan pada diri kita yang akan menjadikan kita sebagai masyarakat islam yang sebenar-benarnya.

Sejarah Berdirinya Muhammadiyah

Kyai Haji Ahmad Dahlan atau yang mempunyai nama asli Muhammad Darwis adalah seorang pendiri organisasi Muhammadiyah. Muhammadiyah dilahirkan di Yogyakarta, tepatnya di Desa Kauman pada tanggal 18 November 1912. Muhammadiyah merupakan gerakan islam dakwah amar ma’ruf nahi munkar dan tajdid (pembaharuan tentang pokok ajaran islam) yang bersumber pada Al-qur’an dan As-sunnah.

Sumber tersebut  akan menjadi pondasi dan inspirasi untuk membentuk Muhammadiyah yang tumbuh menjadi gerakan reformis-modernis. Tujuan didirikannya Muhammadiyah ialah menjunjung tinggi agama islam sehingga terwujud masyarakat islam yang sebenar-benarnya.

Dilansir dari situs resmi Muhammadiyah, setelah Kyai Haji Ahmad Dahlan menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci pada tahun 1890 dan 1902-1904, beliau mulai menyampaikan benih pembaruan di tanah air. Alasan lain didirikannya Muhammadiyah adalah untuk membersihkan Islam di Indonesia dari pengaruh dan kebiasaan yang bukan islam, reformulasi doktrin islam dengan pandangan alam pikiran modern, reformulasi ajaran dan pendidikan islam, dan mempertahankan Islam dari pengaruh dan serangan luar.

Gagasan pembaruan itu diperoleh Kyai Haji Ahmad Dahlan setelah berguru kepada ulama-ulama Indonesia yang bermukim di Mekkah. Melihat keadaan umat islam pada waktu itu dalam keadaan penuh dengan amalan-amalan yang bersifat mistik, Kyai Haji Ahmad Dahlan tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali kepada ajaran islam yang sebenarnya berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis. Maka dari itu Kyai Haji Ahmad Dahlan memberikan pengertian keagamaan dan juga pendidikan di rumahnya di tengah kesibukannya sebagai Khatib dan pedagang.

Fungsi Pendidikan dalam Muhammadiyah

Kelahiran Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi untuk mengaktualisasikan gagasan-gagasannya merupakan hasil interaksi Kyai Haji Ahmad Dahlan dengan teman-teman di Budi Utomo. Di mana teman-teman dari Budi Utomo tertarik dengan masalah agama yang diajarkan oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan.

Gagasan itu juga merupakan saran dari salah seorang siswa Kyai Haji Ahmad Dahlan yang sering datang ke rumahnya dan menyarankan agar kegiatan pendidikan yang dirintis Kyai Haji Ahmad Dahlan harus diurus dalam bentuk organisasi. Nama Muhammadiyah diputuskan oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan setelah melakukan shalat Istikharah. Artinya, untuk mendirikan Muhammadiyah, terdapat dimensi spiritualitas yang tinggi. Sebagaimana tradisi kyai atau dunia pesantren.

Pemberian nama Muhammadiyah oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan diharapkan warga Muhammadiyah dapat mengikuti langkah baik Nabi Muhammad SAW dalam segala tindakannya. Pendidikan Muhammadiyah memiliki empat fungsi, yaitu : sebagai sarana pendidikan dan pencerdasan, pelayanan masyarakat, dakwah ma’ruf nahi munkar dan sebagai lahan kaderisasi.

Misi pendidikan Muhammadiyah tersebut sekaligus menjadi solusi dan respon terhadap keringnya ruh keagamaan dalam pendidikan, Muhammadiyah memiliki ciri khas yaitu pendidikan Al-islam dan Kemuhammadiyahan. Dua hal itu menjadi ciri khas sekaligus solusi dalam mengisi kekeringan ruh spiritual dalam mengisi kekeringan ruh spiritual dalam pendidikan, baik pada pendidikan dasar dan menengah maupun pendidikan tinggi di Muhammadiyah.

Tujuan Pendidikan Muhammadiyah

Perjalanan waktu muhammadiyah hingga saat ini mengalami perkembangan yang signifikan. Baik perkembangan organisasi maupun pengembangan amal usaha. Seluruh Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) pendidikan harus divitalkan kembali fungsinya. Sehingga peran dan misi pendidikan Muhammadiyah dapat berjalan seperti yang dicita-citakan.

Revitalisasi AIK (Al-islam dan Kemuhammadiyahan) didasari oleh realitas yang menganggap kurang begitu pentingnya AIK di pendidikan Muhammadiyah. Semangat yang kian melemah dari masa ke masa perlu segera kita respon positif.

Revitalisasi berarti; pertama, mengadakan AIK bagi yang di perguruan Muhammadiyah belum ada; kedua, memvitalkan kembali fungsi AIK yang sudah berjalan dengan mempertimbangkan beberapa aspek. Tujuan pendidikan Muhammadiyah yang dalam grand design rencana yang akan mendorong terwujudnya Indonesia yang berkemajuan harus dimulai dengan revitalisasi AIK di perguruan Muhammadiyah.

Perkembangan organisasi Muhammadiyah terlihat dari pesatnya pertumbuhan cabang dan jumlah santri baru di seluruh tanah air. Hal ini membuat Muhammadiyah menjadi organisasi masyarakat yang paling merata penyebarannya di Indonesia. Tak hanya di provinsi tertentu, tapi juga kabupaten, dari Sabang hingga Merauke.

Muhammadiyah tidak hanya menjadi fenomena nasional, tapi sudah menjadi fenomena internasional dengan berdirinya cabang-cabang istimewa di 18 negara yang digerakkan oleh WNI yang sedang ada di mancanegara. Selain itu, juga berdiri organisasi-organisasi saudara atau sister organization, yang bernama Muhammadiyah maupun tidak.

Pandangan, sikap, dan kebijakan Muhammadiyah juga berdasarkan pada segala ketentuan organisasi yang berlaku dalam persyarikatan seperti Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, serta ketentuan-ketentuan lainnya yang menjadi koridor organisasi. Jadi bukan pada selera atau cara pandang orang-perorang.

Tugas pimpinan menjalankan, menerjemahkan, dan sampai batas tertentu “berijtihad” secara organisatoris. Manakala memerlukan langkah-langkah yang bersifat “khusus”, maka ditentukan berdasarkan musyawarah. Prinsip musyawarah sesuai dengan mekanisme organisasi menjadi salah satu kekuatan Muhammadiyah, yang berbeda dari organisasi yang hanya mengedepankan otoritas figur atau kehendak perorangan.

Permasalahan di Masa Pandemi

Dalam segala aspek permasalahan yang ada, kita sebagai generasi penerus bangsa haruslah menumbuhkan semangat dan positivisme dalam mempertahankan nilai-nilai baik dalam Muhammadiyah juga menyebarluaskan ajaran Muhammadiyah kepada khalayak banyak.

Seperti yang disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, empat pesan kebangsaan ketika menyambut Milad ke-109 Muhammadiyah yang jatuh pada tanggal 18 November 2021 lalu.

Pertama, Haedar berpesan agar seluruh warga bangsa terutama dalam masa pemulihan Covid-19 ini terus menjaga semangat optimisme, kebersamaan, menguatkan nilai-nilai yang memperkuat kebersamaan dan menghindari nilai-nilai yang merusaknya. Kedua, Haedar mengajak warga bangsa mengembangkan nilai-nilai utama dengan semangat ta’awun dan kebhinekaan.

Beliau berkata, “Bangsa Indonesia tidak akan pernah maju jika masing-masing berjalan sendiri. Jika setiap pihak menumbuhkan kepentingan sendiri. Maka kita harus mencari titik temu dan menggalang usaha-usaha bersama.”Ketiga, Haedar berpesan agar masyarakat Indonesia dan elit bangsa mengutamakan keutuhan dan persatuan dalam menghadapi berbagai permasalahan yang ada. Terakhir, Haedar berpesan agar semua pihak membangun nilai kemajuan sebagai komitmen kolektif.

Jangan sampai kita, bangsa Indonesia, disibukkan oleh berbagai hal yang membuat kita tidak produktif dan membuat kita tidak maju. Kemajuan adalah keniscayaan bagi bangsa modern. Kemajuan adalah ideologi progresif untuk membawa bangsa ini menjadi bangsa yang unggul.

Cara kita dalam menciptakan generasi unggul salah satunya adalah dengan giat belajar. Haus akan ilmu membuat kita menjadi selalu ingin tahu banyak hal baru. Maka, tidak mungkin kita bisa meraih keunggulan jika kita tidak punya potensi yang kita gerakkan untuk maju, maka dari itu kita harus menghilangkan berbagai hal yang membuat kita tidak bisa maju dan mengedepankan hal-hal yang membuat kita menjadi bangsa yang berkemajuan.

Peran Muhammadiyah dalam Bidang Pendidikan

Pendidikan dalam Muhammadiyah amatlah penting karena dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat Indonesia melalui corak Islam. Kedua, melalui sekolah-sekolah Muhammadiyah, lahirlah manusia yang religius dan humanis. Ketiga, pendidikan ini dapat meningkatkan penyebaran pengetahuan praktis yang modern.

Pergerakan Muhammadiyah dalam bidang pendidikan pun menggunakan pola pendidikan nasional, dimana pendidikan ini memberikan potret sebagai organisasi yang inklusif dan progresif dengan tidak melupakan maksud dan tujuan dalam pelaksanaan pendidikan Muhammadiyah.

Muhammadiyah memposisikan dan menyikapi masalah yang berkembang betapapun beratnya tentu didasari oleh pertimbangan-pertimbangan yang matang, cerdas, dan bijak. Tidak kalah pentingnya didasarkan pada karakter dirinya selaku organisasi kemasyarakatan yang mengemban misi dakwah dan tajdid.

Dalam menghadapi masalah keumatan dan kebangsaan, Muhammadiyah mengedepankan pertimbangan kemaslahatan dan kemudharatan. Sebagai organisasi islam yang besar, tentu pandangan, sikap, dan kebijakan Muhammadiyah berdampak luas bagi dirinya maupun bagi kehidupan umat dan bangsa.

Karenanya, segenap anggota persyarikatan harus benar-benar memahami posisi dan peran utama Muhammadiyah serta tidak terbawa dengan irama pihak maupun dalam melakukan langkah organisasi dan gerakannya. Dalam menangani permasalahan yang berkaitan dengan pendidikan, kita harus benar-benar memfokuskan tujuan untuk meningkatkan potensi sekolah dalam memperbaiki kualitas pelajar.

RuBelMu, Salah Satu Kontribusi Nyata

Saya akan mengambil satu contoh gerakan yang telah dilakukan Muhammadiyah yakni mendirikan Ruang Belajar Muhammadiyah (RuBelMu) yang menjadi salah satu solusi cerdas untuk memanfaatkan IT berbasis web untuk mengelola sistem pendidikan yang diantaranya adalah penyampaian kegiatan pembelajaran.

Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Lampung telah meluncurkan RuBelMu pada tanggal 5 Juli 2020. Pembukaan ini dihadiri unsur Pimpinan Wilayah, Majelis Dikdasmen Wilayah, dan Majelis Dikdasmen Daerah se-provinsi Lampung, serta kepala Sekolah Muhammadiyah yang tergabung dalam FKSM (Forum Kepala Sekolah dan Madrasah Muhammadiyah se-Lampung).

Sistem Pembelajaran Terpadu dan Terintegrasi dalam Jaringan berbasis Web dan Mobile Sekolah dan Madrasah Muhammadiyah. Dengan salah satu solusi tersebut, harapannya bisa meningkatkan kualitas pendidikan dan menumbuhkan minat bakat pelajar dalam berpotensi.

Azahra Andini Putri Rahardjo Peserta PKMTM 3 IPM DIY Tahun 2022 Asal PD IPM Sleman

Exit mobile version