Filosofi ‘The Right Man On The Right Place’ Lazismu

Lazismu

Filosofi ‘The Right Man On The Right Place’ Lazismu

JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Filosofi “The Right Man on The Right Place” kerap menjadi standar untuk menempatkan seseorang dalam bekerja di sebuah lembaga. Filosofi ini memiliki pengertian yaitu menempatkan seseorang sesuai dengan kemampuan atau keahliannya. Penerapan filosofi ini dipandang penting, dengan harapan dapat meningkatkan kinerja para pekerja dan untuk meningkatkan produktivitas dalam bekerja.

Untuk menerapkan filosofi tersebut, Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah memandang perlu untuk melakukan pemetaan sumber daya manusia yaitu para amil yang bekerja di Lazismu. Bertempat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih, Lazismu PP Muhammadiyah menggelar kegiatan Re-Assessment Amil.

Kegiatan ini diikuti oleh seluruh jajaran Eksekutif Lazismu PP Muhammadiyah, mulai dari jajaran Manajer hingga Staf yang berjumlah 39 orang. Pelaksanaan Re-Assessment Amil ini dilakukan bekerjasama dengan Assesor Profesional, yang dimaksudkan untuk menjaga objektivitas dalam memberikan penilaian terhadap eksekutif. Rangkaian kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, mulai dari Senin (07/03) hingga Rabu (09/03).

Direktur Kelembagaan, Operasional, Keuangan, HRD, dan Wakil Manajemen Lazismu PP Muhammadiyah, Edi Suryanto menyebutkan, kegiatan Re-Assessment ini diharapkan dapat memetakan berbagai potensi amil. Hal ini akan berpengaruh dalam penempatan amil di dalam struktur. Muaranya, filosofi “The Right Man on The Right Place” dapat tercapat di Lazismu.

“Dengan mengetahui berbagai potensi amil, maka penempatan dalam mengisi struktur akan lebih tepat. ‘The Right Man on The Right Place’ semoga dapat tercapai dengan ikhtiar ini,” harap Edi.

Pada pelaksanaan Re-Assessment Amil hari pertama dan kedua, pakar HRD memberikan penilaian tentang hal-hal sederhana yang harus dikuasai oleh seorang amil. Penguasaan tentang Regulasi Zakat, Kelembagaan, Fiqih Dasar, pemahaman terhadap pembagian tugas dan sebagainya menjadi materi penilaian. Setelah pengisian berbagai kuisioner pada hari pertama, dilanjutkan dengan proses wawancara hingga hari kedua. Tujuannya adalah untuk melihat kompetensi dari masing-masing amil.

Hari ketiga, proses Re-Assessment Amil dilanjutkan dengan psikotes untuk mendapatkan penilaian tentang kepribadian, minat, bakat, potensi, dan kompetensi dari masing-masing amil. Tahapan yang dilalui pun sama dengan hari sebelumnya. Setelah mengisi berbagai kuisioner yang rata-rata berisikan “Jebakan Batman” itu, dalam proses ini terlihat berbagai respons dari amil yang mengikuti. Ada beberapa amil terlihat tenang, namun tidak sedikit yang terlihat tegang. Kemudian dilanjutkan dengan wawancara untuk mengonfirmasi dan menggali lebih dalam karakter dan potensi dari setiap amil.

Hasil penilaian dari Re-Assessment Amil ini diharapkan akan mempermudah pembagian kerja berdasarkan kemampuan, mendorong amil agar dapat melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab, serta dapat meningkatkan keahlian amil tersebut. Pada akhirnya, dengan penempatan posisi amil yang tepat, kinerja lembaga pun akan semakin meningkat. (rpd)

Exit mobile version