Memenuhi Panggilan Jihad

Lazismu

Perjuangan Lazismu, Berjalan ke Pedalaman Desa Mualaf Antar Sapi Kurban

Memenuhi Panggilan Jihad

Oleh: Mas’ud HMN

Asbabu nuzul berhenti berarti mundur bermakna tidak boleh berhenti. Maju terus jangan sampai stop. Pantang mundur. Asalnya dengan kata lain onward no rettreat. Maju terus jangan mundur.

Asal mula ungkapan di atas adalah kalimat doktrin prajurit militer dalam perang. Tidak ada atau tidak popular kata-kata mundur. Kalau mundur berhenti, berarti menyerah kalah. Intinya bersemangat terus. Memenuhi panggilan jihad.

Kalimat di atas, sejalan dalam pandangan Islam. Dalam Islam kata perang itu digunakan kata jihad. Jihad di jalan Allah, Jihad fii sablililah, Berjuang fisabilillah berperang berjaung di jalan Allah.

Pantang kalah adalah spirit perjuangan yang dipegang teguh oleh para mujahid. Ia menjadi gagah perkasa di medan jihad. Karena selalu siap untuk maju.

Bahkan ada kisah dalam sejarah yang mau syahid di medan perang, ketimbang mati di atas tilam atau Kasur yang empuk. Mereka ingin mati dalam perang menegakkan agama Allah.

Adakah kesulitan dan hambatan? Tentu saja ada padi atau tanaman ada siangan. Ada penyakit padi ada hama. Namun semua itu tidak menjadikan para mujahid menjadi takut. Malahan dengan ada tantangan para mujahid menjadi berkualitas. Punya tekad yang kuat. Satu semangat yang luar biasa.

Para pejuang Islam senang dengan kata Subu lana jalan engkau. Jalan yang dibentangkan Allah, Yang sesunguhnya dalam jalan dalam surat al Ankabut ayat 79 akhir Allah berfirman itu selalu diberikan jalan mengatasi kesulitan atau solusi.

Alalazi anaamanuu subulanaana innahum humul mufilhuunn

Artimya ; 0rang orang yang beriman yang berjalan di jalan Kami, akan kami tunjukkan jalan. Mereka sesumgguhmya adalah orang yang beruntung.

Maksudnya ayat ini menjanjikan jalan keluar dari kesulitan yang dihadapi. Menjadikan orang yang berjijihad di jalanNYa akan dapat keberuntungan. Inilah jaminan ayat tersebut.

Tokoh Islam seperti Muhammad Natsir (l906-1993) dengan sengaja menulis di ruang kerjanya, ayat itu dengan cat tulisan arab yang bagus. Ini menjadi spirit berjuang dalam seagala bidang. Yaitu berjuang di jalanNya, jalan sabilliah.

Sehingga tema berjuang di jalan Allah itu menjadi isnpirasi bagi orang yang membaca ayat itu. Memang tokoh Muhamad Natsir bukan hanya mengajak orang untuk ikut bersama dalam berjuang di jalan Allah, termasuk juga beliau sendiri. Ditampilkan dirinya dalam kehidupan sejari hari. Sederhana dari muda sampai tua.

Seperti diucapkannya pada tahun 1968 di stadion Dwikora Pekanbaru Riau. Antara lain bahwa banyak orang yang berjanji menjadi berjuang untuik rakyat, Tetapi setelah masa damai mereka ingin membagi bagi hasil kemerdekaan. Mereka berubah tidak; lagi menjadi pejuang rakyat, tapi ingin mendapat hasil perjuangan. Demikan Muhamad Natsir.

Pada akhirnya marilah kita camkan bahwa perjuang sabilillah adalah jalan yang di mana setiap orang harus mengikutnya. Di bidang masing masing tentunya. Jangan sampai berhenti.

Marilah kita menjadi mujahid di jalan Allah, bila ada kesulitan Allah akan memberikan jalan keluar Jangan stop tangan berdayung. Jangan takut karena Allah akan memberi solusi. Semoga.

Masud HMN, Dosen Pasksarjana Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta

Exit mobile version