Rektor UMSU Terima Penghargaan Kejuangan 9 Windu Kemerdekaan RI
MEDAN, Suara Muhammadiyah – Rektor UMSU Prof. Dr. Agussani M.AP menerima Penghargaan dan Penyematan Medali Kejuangan 9 Windu Kemerdekaan RI. Penghargaan diserahkan langsung oleh Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi di Aula Tengku Rizal Nurdin, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Jumat (11/3).
Penghargaan dari Dewan Harian Daerah Badan Pembudayaan Kejuangan 45 (DHD 45) Sumut ini merupakan wujud perhatian dan ucapan terima kasih pada seluruh pejuang kemerdekaan dan para tokoh setelah kemerdekaan. Para tokoh dari lintas profesi dan latar belakang ini dinilai layak karena telah memberikan sumbangsih perjuangan dan konttibusi positif ikut membangun Sumatera Utara.
Penghargaan dan Penyematan Medali Kejuangan 9 Windu Kemerdekaan Republik Indonesia, selain diberikan kepada Rektor UMSU, Prof. Dr. Agussani, MAP, juga kepada para Mantan Gubernur, Walikota, Bupati, Rektor Universitas, dan Tokoh Masyarakat Sumut..
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mengatakan kepada penerima penghargaan agar dapat terus menginspirasi dan menjadi panutan yang positif bagi generasi muda kita untuk tetap semangat dalam memajukan Sumatera Utara.
“Ini merupakan bentuk terima kasih kami pada senior, guru dan orang tua kami atas segala bentuk pengorbanan telah dilaksanakan oleh para pejuang, dan kami hanya meneruskan perjuangan dari para senior kami,” katanya.
Lebih lanjut, Gubrrnur Sumut menyampaikan keinginannya agar Sumut bermartabat dan menjadi nomor satu dari 34 provinsi lainnya di Indonesia. Kami berharap para Dewan Kehormatan DHD 45 yang berpengalaman dapat membantu saya membangun Sumut yang lebih bermartabat,” ucap Edy yang juga Ketua Dewan Kehormatan DHD 45 Sumut.
Sementara Ketua DHD45 Sumut Mayjen TNI (Purn) Muhammad Hasyim dalam kesempatan itu mengatakan, merawat semangat perjuangan harus selalu digelorakan pada seluruh masyarakat, dengan membudayakan jiwa semangat kemerdekaan. Semangat dan rasa nasionalisme ini harus terus dipupuk dan dijaga demi menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Saat ini, menurutnya, semangat perjuangan yang harus dilakukan adalah merawat situs perjuangan sebagai bentuk memori kebangsaan hasil dari perjuangan tersebut. Hal ini penting mengingat tantangan yang dihadapi semakin besar sejalan dengan perubahan dan perkembangan yang begitu cepat dari berbagai aspek kehidupan. (Syaifulh)