Penguatan Kader Berkemajuan di Muhammadiyah Wiyung
SURABAYA, Suara Muhammadiyah – Bersama Ferry Yudi Antonis Saputro, SHI, MPdI Wakil Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bidang Kader, ORTOM dan Pembinaan Ranting Wiyung kota Surabaya, Kamis, 17 Maret 2022 di masjid At Taqwa SD Muhammadiyah 15 Surabaya.
Kaderisasi Anggota Muhammadiyah merupakan salah satu bagian inti dalam dinamika perjalanan organisasi yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan sejak tahun 1912.
Muhammadiyah adalah gerakan Islam yang mengemban misi dakwah dan tajdid. Muhammadiyah punya tujuan yang harus diwujudkan yaitu menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam sebenar-benarnya.
Ungkap Ferry, panggilan akrabnya,”untuk itu diperlukan orang-orang yang akan menjadi pelaku gerakan Muhammadiyah yaitu anggota Muhammadiyah dan kader, dengan sepirit gerakan berkemajuan menjadi landasan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Wiyung.”
Sebagaimana yang disampaikan Prof.Dr. Abdul Munir Mulkan (Cendekiawan Muslim) bahwa Muhammadiyah itu dibagi menjadi empat bagian/golongan, pertama Al-Ikhlas yang merujuk pada tradisi puritan yang fundamentalis, kedua KH Ahmad Dahlan yang merujuk pada islam inklusif, ketiga MUNU (Muhammadiyah- NU, yaitu organisasinya Muhammadiyah, tradisinya Nahdotul Ulama (Neo-tradisionalis) sedangkan keempat, Marmud (Marhaenisme Muhammadiyah) yang mendekati abangan yang sebagian besar dari kalangan agraris dan petani.
Ferry, juga menambahkan, jenis kader Muhammadiyah ada beberapa bagian, pertama kader Biologis: orang yg lahir dari keluarga yang sudah menjadi Warga Muhammadiyah. Secara ideologis aktivis belum tentu sesuai harapan Orang tuanya. Kedua, kader Ideologis dan aktivis : Orang-orang yang bermuhammadiyah karena sejak lama ikut dalambkegiatan dan pendidikan kader Muhammadiyah, hal itu ditandai tergabungnya dirinya dalam struktur oranisasi Muhammadiyah mulai dari Ortom Muhammadiyah hingga Majelis Muhammadiyah yanhg mampu menggerakan Roda Persyarikatan.
Ketiga, kader Honoris : adalah orang yang berMuhammadiyah dikarenakan dia bekerja di AUM tapi tidak mau bergabung dalam kegiatan dan struktur organisasi Muhammadiyah, termasuk orang yang mendadak mendapatkan NBM tapi demi kepentingan pribadi. Keempat, kader Simpatik : krang yg menyukai kegiatan Muhammadiyah tapi belum mengenal Muhammadiyah secara mendalam. inilah kader potensial agar dapat menjadi kader ideologis dan aktivis. Termasuk pula para Pelajar dan mahasiswa Muhammadiyah.
Kelima, kader keartisan atau numpang tenar : adalah orang yg mengaku dan bangga bermuhammadiyah karena merasa memiliki kepandaian Intelektual yang baik sehingga dapat menangkap pergerakan Muhammadiyah yang dianggap realistis, tapi untuk ikut berjuang dalam persyarikatan Muhammadiyah mereka banyak argumen.
Sedangkan keenam, kader penghianat : Mereka adalah orang-orang yang berangkat dari kader honoris di lembaga pendidikan Muhammadiyah, tapi setelah sertifikasi dan menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil) mereka berbalik memusuhi Muhammadiyah.
Sehingga diharapkan karakteristik kader Muhammadiyah harus terbentuk dengan jalan: kader harus paham Islam dan Muhammadiyah, Ikhlas, bekerja dengan sebaik-baiknya, Al a’malu, mengamalkan islam untuk pribadi, keluarga dan maayarakat. Al jihad, mempunyai semangat jihad.
Selanjutnya, mengoptimalkan yang dimilikii. Bersedia berkorban waktu, tenaga, harta. Al jamaah, kebersamaan. At ta’at, loyalitas kepatuhan. Ukhuwah persaudaraan Istiqomah konsisten (asyafaat) teguh pendirian. Produktif, dimanapun berada selalu produktif dalam berdakwah. Tidak menyembunyikan identitas Muhammadiyah. Serta dimanapun tampil sebagai kader Muhammadiyah.
Terakhir yang disampaikan Ferry, Watak Kader Muhammadiyah, 4 “er” adalah bener (nawaitu dan perilakunya benar), pinter (ilmu luas dan cerdik menguasai persoalan), kober (menyediakan waktu untuk berjuang), seger (badan dan kantongnya sehat).
“Serta 3 “an” adalah Nyopoan (suka tegur sapa atau ramah), Entengan (ringan tangan untuk bekerja), Lomanan (dermawan).” Ungkapnya sambil tersenyum bangga menutup pembinaan kader, karena diikuti oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah, Aisyiyah, Ortom dan seluruh guru karyawan perguruan Muhammadiyah Wiyung. (Ali Shodiqin)