Allah Memperkenalkan (68) Mensyukuri Kehidupan
Oleh: Lutfi Effendi
Ramadhan telah tiba, kembali kami tampilkan uraian singkat tentang Al Qur’an sebagai tadarus singkat selama bulan Ramadhan. Tadarus ini, meneruskan tulisan sejenis yang diupload Ramadhan tahun lalu. Moga Bermanfaat.
Pada tulisan kali ini, ditampilkan Qs Al Baqarah ayat 56 yang merupakan sambungan ayat 55 surat Al Baqarah:
ثُمَّ بَعَثْنٰكُمْ مِّنْۢ بَعْدِ مَوْتِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَṡ
umma ba’aṡnākum mim ba’di mautikum la’allakum tasykurụn
Kemudian, Kami membangkitkan kamu setelah kamu mati, agar kamu bersyukur. (Qs Al Baqarah 56)
Pada Qs Al-Baqarah ayat 55 diceritakan bahwa umat Nabi Musa menginginkan bisa melihat Allah, tetapi hasilnya malah mati karena tersambar halilintar. Dalam ayat 56 surat Al-Baqarah ini Allah menghidupkan kembali mereka.
Dihidupkannya kembali orang-orang pilihan dari Bani Israil ini agar mereka bersyukur. Mereka masih diberi kehidupan dan bisa berkumpul kembali dengan orang-orang Bani Israil yang tidak ikut rombongan Nabi Musa untuk mendengarkan Kalam Allah secara langsung agar mereka beriman. Meski kemudian tidak puas hanya mendengar dan ingin melihat Allah dan hasilnya tersambar halilintar.
Kehidupan adalah nikmat Allah yang diberikan kepada manusia. Nikmat yang patut disyukuri. Tetapi tentu saja tidak semua menyadari hal ini. Hanya orang yang ada di jalan lurus lah yang akan dapat menikmati kehidupan dan mau mensyukuri kehidupan ini.
Apa yang bisa kita ambil dari pelajaran di atas:
Kita harus mensyukuri kehidupan yang telah diberikan kepada kita oleh Allah SwT. Cara mensyukuri kehidupan kita adalah dengan melakukan ibadah kepada Allah. Ibadah khas yang bisa kita lakukan adalah dengan shalat.
Karenanya, jangan melupakan shalat di mana kita berada dan dalam keadaan apapun. Sebab shalat juga merupakan tiang agama.
Dari Mu’adz bin Jabal, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلاَمُ وَعَمُودُهُ الصَّلاَةُ
“Inti (pokok) segala perkara adalah Islam dan tiangnya (penopangnya) adalah shalat.” (HR. Tirmidzi no. 2616 dan Ibnu Majah no. 3973. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Dengan demikian jika kita melalaikan shalat berarti merobohkan agama. Bisa berarti juga merobohkan kehidupan kita.
Wa Allahu a’lam bish-shawab. (***)