Nana Firman: Berhijrah Menuju Keadilan Iklim

Nana Firman

Nana Firman: Berhijrah Menuju Keadilan Iklim

CALIFORNIA, Suara Muhammadiyah – Kehidupan masa kini tengah dibayang-bayangi rasa kecemasan. Adalah niscaya perubahan iklim menjadi kian nyata terjadi dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Kita tidak bisa menafikkan akan hal tersebut, karenanya dari diri sendiri seyogianya harus menjadi pejuang penyelamat bumi agar tidak mengalami kerusakan besar di masa depan.

Perubahan iklim saat ini berupa naiknya permukaan air laut, suhu bumi semakin panas, dan lain sebagainya. Cukup surat ar-Rum ayat 41 sebagai renungan bersama bahwa segala kerusakan yang terjadi berasal dari tangan-tangan manusia itu sendiri. Demikian yang disampaikan oleh Nana Firman, MSUD dalam Seminar Pra-Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Ke-48 yang diselenggarakan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah berpusat di Universitas Muhammadiyah Pontianak Kalimantan Barat secara zoom dari California, USA (Sabtu, 9/4/22).

Nana menyatakan bahwa suhu bumi dari hari ke hari kian mengalami peningkatan. Dan sampai saat ini belum jua menunjukkan eksistensi penurunan. Dan inilah yang mengkhawatirkan. Jika hal itu hanya diabaikan begitu saja, maka dapat dipastikan ada berbagai spesies-spesies tidak dapat bertahan hidup.

Sehingga, krisis ekologi dan perubahan iklim sebagai wujud dari krisis moral dan spiritual. Bukan sekadar isu ekonomi, politik, saintifik. Tapi, ini sebenarnya adalah tanggung jawab moral dan spiritual kita bersama.

Terdapat ada tiga opsi, yakni Kiamat Ekologi (Eco-Apocalypse), Diskriminasi Ekologi (Eco-Apartheid), dan Keadilan Ekologi (Eco-Equity). Bagi Nana, tentu memilih Keadilan Ekologi sebagai muslim kita diwajibkan untuk mengadilkan keadilan. Itulah bagian dari kesalehan ekologi sendiri.

Karena umat manusia sedang berada di persimpangan jalan, karena itu muncul pertanyaan, mulai dari mana? Kata Nana, dimulai dari Iqra (membaca). Membaca Al-Quran sebagai ayat kauliyah dan membaca alam sebagai ayat kauniyah. “Di abad modern ini, agak mengalami keolengan antara ayat kauliyah dan kauniyah,” pungkasnya.

Oleh karena itu, kita harus mulai kiprah sebagai manifestasi dari berhijrah menuju keadilan iklim. Tentunya di mulai dari mengubah diri sendiri. Tidak akan ada perubahan kecuali diri kita yang melakukan perubahan. Sama halnya dengan mengatasi perubahan iklim. Kemudian bisa melakukan menjaga keseimbangan. Saat ini kita melihat keseimbangan kita sudah jomplang karena yang diciptakan oleh Allah semuanya sudah terukur dan seimbang. Karena saat ini jomplang, tak pelak terjadilah perubahan iklim.

Selanjutnya mendukung energi bersih dan terbarukan. Meningkatkan penggunaan energi bersih dan terbarukan. Dan yang terpenting adalah kita sebagai khalifah. Khalifah sebagai pemimpin, padahal lebih dari itu, bagi Nana sebagai manajer. Menjaga yang memiliki tanggung jawab terhadap yang diamanahkan, berupa menjaga alam dan lingkungan. (Cris)

Exit mobile version