Puasa Mendidik Rasa Tolong Menolong
Oleh: Fathan Faris Saputro
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang sangat mulia dan bulan tarbiyah bagi umat Islam di seluruh dunia untuk mencapai derajat takwa. “Hai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah ayat 183).
Bulan Ramadhan bulan yang mendidik umat Muslim agar timbul rasa empati terhadap sesama. Dengan berpuasa kita belajar untuk ikhlas memberi dan peduli terhadap nasib golongan yang tidak sebaik kita. Dengan merasa keadaan demikian diharapkan akan membuat kita lebih bersungguh-sungguh secara ikhlas untuk menghulurkan bantuan kepada mereka yang membutuhkan serta memberikan ruang besar pada diri mereka untuk mengembangkan kepekaan sosial, tanggung jawab, dan mengedepankan kepentingan orang lain dan masyarakat.
Dengan demikian, seorang muslim yang benar-benar melaksanakan puasa, ia akan selalu berusaha mengembangkan simpati dan empati kepada sesama. Ia juga akan selalu menyebarkan kedamaian dan etika moral luhur yang lain. Jika ia bukan bagian dari mereka yang kelaparan, ia akan ikut ambil bagian untuk mencari jalan mengentaskan mereka yang kelaparan. Namun, jika di antara umas Islam kebetulan bagian dari mereka yang sedang kekurangan, ia tidak akan pernah berputus asa. Namun, ia selalu yakin, pertolongan Allah pasti akan datang.
Bila pertolongan Allah SWT telah datang dan kemenangan telah tercapai dan orang telah menerima agama ini dengan tangan dan hati terbuka, maka rasa sedih telah sirna dan rasa takut telah habis. Yang ada setelah itu adalah arasa gembiram suka cita dan syukur.
Puasa mendidik rasa empati atau tolong menolong, sikap peduli kepada orang lain dengan mencoba berada pada posisi orang lain. Dengan berempati maka kita menjadi lebih memiliki perasaan yang halus, peka dan peduli sesama. Sesama umat muslim diibaratkan bila ada satu anggota tubuh yang sakit maka anggota tubuh yang lain akan merasakan hal yang sama. Kepedulian kita terhadap kebutuhan orang lain supaya merasakan perasaan orang lain. Peduli atau empati bukan hanya bulan puasa saja tapi berusaha melalukan secara continue supaya selalu terjalin kasih sayang antara kita.
Tolong menolong sesama manusia merupakan sunatullah yang tidak dapat dihindari. Setiap manusia bebas dalam hal memilih mata pencarian yang dikehendaki dan akan memperoleh bagian atas usahanya. Seseorang tidak akan mendapat lebih daripada apa yang telah dikerjakannya. Kemampuan fisik dan mental setiap individu berbeda, demikian pula kemampuan mereka dalam mencari nafkah.
Banyak masyarakat Indonesia pada zaman ini yang mulai kehilangan budayanya. Salah satu budaya yang mulai pudar adalah budaya untuk peduli dan membantu orang lain. Sering sekali masyarakat Indonesia di zaman ini lebih memilih untuk bersikap apatis. Mementingkan kepentingannya sendiri tanpa berpikir itu akan menyakiti atau membawa dampak negatif ke orang lain dan juga enggan untuk membantu saudaranya yang kesusahan..
Beberapa penyebab mengapa rasa apatis bisa muncul dikarenakan kurang nya rasa persatuan yang ada. Sudah seharusnya sebagai warga negara Indonesia kita saling bantu membantu, tanda mendiskriminasi ras, agama maupun suku. Bukankah negara kita dapat merdeka dikarenakan adanya rasa persatuan dan saling bahu membahu untuk meraih kemenagan?
Sudah sebainya sebagai warga negara Indonesia kita harus menjadi satu, saling membantu, saling peduli, tanpa harus bertanya terlebih dahulu apa agamamu, apa rasmu, dari mana kamu berasal. Selama kita menjadi warga negara Indonesia, ini berarti kita masih satu, kita masih saudara. Jadi, mari kita menjadi warga negara yang saling peduli, menolong dan perhatian terhadap saudara sebangsa.
Tolong Menolong dalam Pandangan Islam di Indonesia
Di antara salah satu sifat yang terpuji adalah perbuatan tolong-menolong. Menolong orang lain yang membutuhkan pertolongan dari kita adalah ibadah dan diperintahkan oleh Allah SWT. Dengan menolong orang lain, suatu ketika jika kita membutuhkan pertolongan orang lain tentulah orang lain akan menolong kita. Oleh sebab itu, ajaran Islam menegaskan bahwa sebagai muslim kita harus senantiasa tolong-menolong dalam berbuat kebaikan dan ketakwaan dan janganlah tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan kesalahan. Sebagaimana Allah SWT menegaskan dalam Al-Qur’an QS. Al-Maidah ayat 2.
Selain tolong menolong Islam juga menyuruh umatnya untuk selalu saling berbuat baik antara yang satu dengan yang lain. Sebab, perbuatan baik apapun yang kita kerjakan, semua itu akan kembali kepada kita sendiri.
“Dan berbuat baiklah (kepada manusia) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah engkau berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qasas: 77).
Nilai pertolongan yang diberikan oleh seorang Muslim bukan pada besar kecilnya pertolongan, akan tetapi keikhlasan kita memberikan pertolongan. Pertolongan yanng diberikan kepada seseorang senantiasa harus dijaga agar orang yang dutolong tersebut tidak merasa dihina, direndahkan dan disakiti hatinya.
Dijelaskan bahwa bagi seorang mukmin yang suka menolong terhadap Mukmin lainnya, maka Allah SWT akan memberikan pertolongan kepadanya ketika ia membutuhkan. Sebaliknya, bila seorang Mukmin maka Allah SWT pun akan membiarkan bahkan tidak menyukai orang tersebut.
Perbuatan tolong-menolong besar pengaruhnya. Pertama, orang suka menolong akan selalu dicintai Allah SWT dan kehidupannya akan dipermudah oleh-Nya. Kedua, Disukai dan disayangi oleh sesama manusia. Ketiga, menghilangkan rasa permusuhan dan dendam yang pernah tertanam pada diri seseorang. Keempat, terciptanya lingkungan yang terntram dan harmonis. Kelima, memperbanyak persaudaraan dan kekeluargaan. Keenam, menumbuhkan rasa kasih sayang di antara orang yang menolong dan orang yang ditolong. Ketujuh, menjaga ikatan persaudaraan yang sudah terjalin. Kedelapan, menumbuhkan serta memupuk ikatan persaudaraan yang kokoh.
Intinya kita satu sama lain tentunya saling memerlukan pertolongan. Contoh sikap orang yang suka menolong dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam keluargam sekolah maupun lingkungan masyarakat, baik secara perorangan maupun secara kelompok, adalah orang kaya membutuhkan pertolongan orang tidak mampu, anak memerlukan pertolongan orang tua dan saudaranya. Di sekolah juga kita membutuhkan pertolongan guru dan teman-teman kita.
Menumbuhkan Sikap Tolong Menolong
Menumbuhkan sikap tolong menolong dapat dikondisikan seperti dialog sederhana berikut:
“Adek, Kakak boleh mintak tolong ambilkan baju di dalam lemari?” “Terima kasih ya.”
Happy people, sekecil apapun bantuan yang diberikan anak untuk Anda, selalu ucapkan terima kasih. Dengan demikian, anak tahu bahwa perbuatannya dihargai, dan ia pun tentu senang untuk melakukannya lagi.
Hal-hal sederhana seperti inilah yang dapat menumbuhkan semangat anak untuk saling menolong. Ya, meski terlahir sebagai makhluk sosial, bukan berarti kemampuan tolong-menolong dengan serta merta dikuasai anak.
Anak tetap perlu diajarkan dan dilatih. Untuk itu, orangtua juga harus menciptakan kondisi yang merangsang semangat tolong menolong pada anak. Tanamkan hal-hal positif dalam kesehariannya, misalnya dengan menggunakan kata-kata positif saat memintanya melakukan sesuatu.
Cara lain, Anda juga harus bisa mengajak anak ke lembaga sekolah atau memberikan bantuan kepada fakir miskin. Kegiatan-kegiatan positif seperti inilah yang akan terus diingatnya.
**
Pertama, tolong menolong antar umat beragama dalam pandangan Islam juga terkait dengan persoalan konsep toleransi. Toleransi berarti sabar dan menahan diri sebagai upaya hukum diskriminasi dalam Islam. Toleransi juga dapat berarti suatu sikap saling menghormati dan menghargai antar kelompok atau individu dalam masyarakat atau dalam lingkup lainnya. Sikap toleransi dapat menghindari terjadinya diskriminasi, walaupun banyak terdapat kelompok atau golongan yang berbeda dalam suatu kelompok masyarakat.
Kedua, sebagai orang yang beriman kita harus selalu menolong orang lain yang memerlukan pertolongan, baik itu saudara maupun bukan. Suatu saat jika membutuhkan pertolongan, maka Allah akan memudahkan datangnya pertolongan kepada kita, siapapun yang menjadi perantaranya.
Ketiga, wajiblah kaum Muslimin menggalang persatuan yang kokoh dan janganlah janji setia kawan dengan mereka atau mempercayakan kepada mereka pengurus urusan kaum Muslimin. Kerena hal itu akan membawa kepada kerugian besar atau malapetaka.
Sikap tolong menolong dapat di tumbuhkan melalui beberapa cara, misalnya mendidik anak dengan terbiasa mengucapkan terima kasih ketika kita minta tolong atas bantuannya, kemudian membawa anak ke tempat-tempat tertentu untuk memberikan bantuan atau kegiatan-kegiatan positif lainnya.
Kita sebagai mahasiswa atau mahasiswi baiknya ikut dalam kegiataan-kegiatan sosial atau ikut organisaso seperti Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Hal ini agar kepedulian kita terhadap sesama lebih terpupukkan lagi.
Fathan Faris Saputro, Ketua Bidang Komunikasi dan Teknologi Informasi Kwartir Daerah Hizbul Wathan Lamongan