‘Aisyiyah Pelopor Arsitektur Gerakan Perempuan Berkemajuan
YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Arsitektur sebagai manifestasi dari proses perencanaan dalam bangunan, konstruksi yang kokoh dan artistik yang menunjunkkan kemajuan. Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah menganggap relevan bahwa bangunan gerakan perempuan muslim yang kedepan diharapkan menjadi calon para pemimpin. Demikian yang disampaikan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Dr Hj Siti Noordjannah Djohantini, MM., MSi dalam Seminar Pra Muktamar yang bertajuk “Arisetektur Gerakan Perempuan Berkemajuan” di Kampus Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta pada Kamis 14 April 2022 M.
Dalam pemaparannya, misi perempuan yang berkemajuan bagi Noordjannah dapat dimaknai secara luas sebagai alam pikiran dan kondisi kehidupan perempuan yang maju dalam segala aspek tanpa mengalami hambatan dan diskriminasi baik secara struktural maupun kultural. Baginya, ‘Aisyiyah hadir ditengah umat dalam menjadi pelopor rangka mengaktualisasikan kehidupan perempuan berkemajuan dalam seluruh aspek kehidupan yang memiliki martabat yang sama mulia dengan kaum laki-laki tanpa diskriminasi yang berbasis pada nilai-nilai ajaran Islam.
“Ini penting. Jadi, keseteraan atau kesamaan (kemuliaan) laki-laki dengan perempuan itu atas dasar ajaran Islam. Ini secara teologis yang mendasari bagaimana perempuan itu harus maju untuk kepentingan apa”, katanya.
Islam memandang keberadaan perempuaan memiliki posisi dan peran yang adiluhung dalam mengejawantahkan misi kerisalahan Nabi akhir zaman sebagai pelanjut dakwah Islam sebagaimana yang termaktub di dalam Al-Quran surat ali-‘Imran [3]: 104, 190, dan 195 110, al-Hujurat [49]: 13, at-Taubah [9]: 71, an-Nisa [4]: 3, 124.
Perempuan dalam menjalankan fungsi utama yang senapas dengan laki-laki yang menjalankan ibadah dan kekhalifahan di muka bumi tersematkan di dalam QS adz-Dzariyat [51]: 56, al-Baqarah [2]: 30, dan Hud [11]: 60. Menjalankan kehidupan dengan nilai-nilai akhlak yang utama (QS al-Qalam [68]: 4 dan an-Nur [35]: 34).
“Oleh karenanya penting landasan teologis di dalam gerakan perempuan berkemajuan agar para perempuan di dalam menjalankan aktivitas kehidupan dan dakwah memiliki landasan yang kokoh pada agama Islam dan menjalankan perannya sebagai panggilan keagamaan menuju kehidupan yang hayyatan thayyibah sesuai dengan ajaran Islam,” pungkasnya.
‘Aisyiyah sebagai organisasi keagamaan sebagai gerakan Islam yang menjalankan misi dakwah tajdid berlandaskan pada Al-Quran dan As-Sunnah Makbulah untuk terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. ‘Aisyiyah dengan identitas gerakannya, sejak awal kelahirannya terus menggali dan mengembangkan nilai-nilai teologis dan praksis Islam dalam membangun umat terbaik (khairu ummah) sebagaimana QS ali-‘Imran [3]: 110. Juga sebagai pijakan bagi manusia dalam hal ini termasuk perempuan untuk mendapatkan atau menuju kebahagiaan sejati di akhirat dengan hayyatan thayyibah.
“Jadi kehidupan yang baik itu menjadi orientasi keyakinan bagi semuanya, tidak pada salah satu jenis kelamin apakah laki-laki atau perempuan. Allah memberikan tanda begitu rupa kasih sayang penghargaan kepada baik laki-laki maupun perempuan untuk berbuat amal saleh. Sebagaimana yang selama ini juga diyakini oleh ‘Aiysiyah dan para aktivitas dan anggota perempuan-perempuan mendasarkan gerakan amal salehnya untuk mendapatkan kehidupan yang baik dalam seluruh aspek amal saleh dalam seluruh aspek kehidupan,” ujarnya.
“Gerakan ‘Aisyiyah berdakwah dalam semua aspek kehidupan dan kepada semua lapisan masyarakat untuk kepentingan masyatakat, umat, dan kemanusiaan semesta. Dengan demikian, aristektur gerakan perempuan berkemajuan bagi ‘Aisyiyah memiliki fondasi nilai, bingkai, orientasi dan cita-cita yang kuat dalam perspektif ajaran Islam yang secara khusus dalam pandangaan keagamaan Muhammadiyah merujuk pada perspektif Islam berkemajuan,” tambahnya. (Cris)