Pameran Kaligrafi Ecoprint, Tiga Perempuan Kreatif Menghijaukan Ramadhan
BANTUL, Suara Muhammadiyah – Pada saat pandemi beberapa pemeran kaligrafi tingkat internasional dan nasional diselenggarakan secara virtual dan ada gairah dari para seniman kaligrafi khususnya di Indonesia untuk terlibat di dalam berbagai pameran tersebut. Ada banyak hal yang menarik dalam beragam pameran kebudayaan Islam ini karena sejak berabad-abad lalu sudah kaum muslim mengembangkan seni kaligrafi dan ornamen Islam.
Suami istri mengabadikan dalam karyanya buku atlas kebudayaan yaitu Ismail Raji Al Faruqi dan dan Louislamya Raji Al Faruqi. Maestro Kaligrafi alm Amri Yahya, pengurus Muhammadiyah, masih menginspirasi hingga hari ini khususnya bagi Rifatul Anwiyah yang akrab dipanggil Rifah. Rifatul tidak sendirian, dia berkolaborasi dengan Runi Imanushofi dan Rossa Kusuma Azhar (the Ocha) membikin pameran bertajuk green Ramadan dan pemeran seni Kaligrafi Ecoprint. Ketiganya merupakan alumni IPM dari daerah yang berbeda-beda dan uniknya ketiganya tidak sengaja juga sama-sama alumni Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Acara yang digelar sejak 10 April sampai 24 April ini merupakan putaran pertama pameran sebelum berpindah ke Masjid Jogokariyan tanggal 25 April pekan depan sampai bulan syawal dengan karya-karya sahabat Ummida Jogokariyan. Ada kurang lebih 50 karya ditampilkan dalam pameran kali ini dengan beragam khat dan kombinasi warna. Kalau pembaca penasan silakan meluncur saja ke lokasi.
“Kalau pameran kaligrafi kanvas tentu saja itu sudah lazim dan kadang terkesan itu berbiaya mahal cara memproduksinya. Kalau kertas, ini tentu saja memicu generasi muda berani berkarya dan itu yang saya lakukan sejak dua tahun terakhir ini”, tutur Rifatul Anwiyah.
Anwiyah yang awalnya menggunakan beragam media ramah lingkungan mengaku merasa senang bisa dipertemukan dengan Runi yang merupakan pengrajin batik ecoprint sejaka beberapa tahun lalu khususnya menggunakan bahan kain sebelum kolaborasi dengan kaligrafi ini.
Belum lama juga ada pelatihan ibu-ibu Aisyiyah di Magelang menggunakan media daun untuk ekoprint sebagai kreatifitas ramah lingkungan. Sda beragam daun yang bisa direspon jadi motif di kertas atau kain kanvas yang kemudian siap disematkan kaligrafi di atasnya. Pilihan ekoprint sangatlah cocok untuk menjadi media kampanye Ramadan hijau dan kreatifitas anak muda.
Kerja kolaborasi makin keren karena keterlibatan The Ocha atau mbak Rosa yang menyediakan ruang apresiasi karya di Hiland Café yang lokasinya ada di Jl Kartini Kota Bantul, DI Yogyakarta. Ajang gelar karya ini bisa menemani berbuka puasa keluarga dan teman-teman tentunya.
Runi menceritakan setahun lalu lihat postingan Rifatul Anwiyah di facebook lalu secara spontan mengajak kolaborasi dan Rifah pun mengiyakan secara antusias. “ya saya lihat kaligrafinya bagus-bagus, kepikiran kalau diaplikasikan di ekoprint sepertinya bagus’, aku Runi mengenang awal mula kolaborasi.
Rifah awalnya banyak memakai bahan plastik bekas, pasir, kayu bekar, kain bekas, dan lainnya untuk didayakreasikan ke dalam frame dua dimensi. Kertas ekoprint telah mengakselerasi karya kaligrafi sehingga dalam waktus etahun lebih dari 60 karya dihasilkan dan sebagian sudah dibeli penikmat seni dan dilelang untuk beberapa kegiatan termasuk untuk dana solidaritas Palestina di Masjid Jogokaryan.
Selama ini karya ekoprint kaligarfi Rifatul Anwiyah diminati oleh lingkar pertemanan dan beberapa lembaga pendidikan. “yang penting kan berkarya, kalau ada yang minat membeli itu bonusnya”, aku ibu rumah tangga dari 3 anak yang tinggal di Jogokariyan ini. Rifah sejak setahun lalu juga mengajarkan kaligrafi ke anak-anak dan juga ibu-ibu di Masjid jogokariyan serta membuka rumah untuk siapa saja yang mau belajar secara gratis.
“Ya tentu ya, tujuan utama kami untuk mengenalkan kaligrafi pada generasi baru yang mungkin semakin kurang mendapatkan informasi atau pengalaman melihat kaligrafi dari dekat dan lainnya itu kita menunjukkan kepada dunia bahwa Islam itu indah, damai dan ramah lingkungan, makanya Ramadan kita mustinya hijau dan berkarya dengan minim sampah”, tambah Rifah. (yk)