Beranjangsana ke Masjid Punchboel New South Wales
Melihat bangunan ini dari luar, tampaknya Tidak ada yang terlalu istimewa. Kelihatan hanya bangunan biasa yang tidak dicat berwarna. Bahkan pagarnya cukup tinggi, sehingga terkesan sebagai bangunan yang dijadikan gudang.
Namun begitu ke bagian dalam, tanpak ada taman kecil. Ada juga ruangan terbuka pada bagian depan. Satu tenda besar berwarna putih terpasang, juga tikar dan beberapa kursi. Itu dipersiapkan untuk tempat buka puasa bersama selama Ramadhan.
Sebelum masuk ke masjid, di samping kiri ada tempat wudhu, lelaki dan perempuan. Untuk toilet, disediakan di lantai satu bawah tanah. Baik tempat wudhu maupun toiletnya terlihat cukup wah. Mirip dengan toilet di kelas hotel berbintang. Bersih, rapi, dan penerangannnya juga baik. Airnya jernih, mengalir lancar, tidak ada yang tergenang di pantai.
Dari segi luasnya, bangunannya tergolong kecil. Hampir sama luas bangunan dengan halaman terbuka di luar. Halaman tersebut pun digunakan untuk menampung jamaah yang tidak dimuat dalam masjid, terutama pada hari Jumat dan salat Tarwih. Tampak masih tersusun beberapa tikar dan sajadah yang baru dipakai tadi malam.
Sebagaimana masjid-masjid lainnya yang dikelola oleh Muslim Timur Tengah, pengurus masjid ini juga sangat memperhatikan kebersihan. Bahkan untuk lap kaki dan mesin pengering kali, pun disediakan. Ini dilakukan supaya air wudhu dari kali, tidak langsung membasahi karpet merah.
Memasuki masjid, suasana sangat sahdu, teduh dan nyaman. Jamaah sudah mulai berdatangan untuk salat Duhur. Tidak kurang dari lima belas orang duduk di kursi bagian belakang. Memang sengaja disiapkan untuk orang tua yang tidak kuat lagi berdiri. Jadi mereka salat sambil duduk di kursi.
Pada lantai dua disediakan ruangan salat untuk perempuan, dengan ukuran yang lebih kecil. Dari lantai bawah tanah ke ruang salat, disediakan tangga manual dan lift. Lantai bawah tanah satu dan dua adalah tempat parkir. Mampu menampung kendaraan sektar 70-80 unit.
Dilihat dari ruang parkir di bawah tanah, bisa dibayangkan bahwa Masjid ini dibangun dengan teknologi canggih dan biaya besar. Hal ini harus dilakukan sebagai persyaratan untuk mendirikan sebuah bangunan publik. Dimana setiap bangunan harus memiliki tempat parkir khusus. Pun harus sesuai dengan standar keamanan. Tidak boleh asal ada.
Masjid ini dikelola oleh Yayasan Australian Islamic Mission, sebagian besar adalah Muslim Keturunan Timur Tengah. Terletak di Jalan Matthews 25-27 Punchbowl, New South Wales (NSW). Sekitar 27 km dari pusat Kota Sydney. Kawasan ini memamg termasuk kawasan yang banyak dihuni umat Islam.
Saya tiba di masjid ini sedikit lagi masuk waktu dhuhur. Setelah mengantar kedua putriku masuk pesantren kilat Ramadan di Yayasan Ashabul Kahfi, Wille Park. Tadi berangkat bawa kendaraan sendiri dari Wollongong pukul 10 pagi. Jadi hampir perjalanan hampir dua jam.
Setelah salat Duhur tadi, masih banyak jamaah yang tinggal. Tadarrus dan silaturahmi sesama jamaah. Saya sempat kenalan dengan wartawan seorang warga asal Malaysia. Dia kenal saya dari peci hitam yang saya pakai. Setelah saling kenalan, rupanya di Malaysia, tinggalnya di kawasan Bangi, tak jauh dari kampusku dulu, UKM. Secara khusus dia menawarkan datang ke rumahnya lebaran nanti.
Haidir Fitra Siagian, Ketua PRIM NSW Australia