Refleksi Implementasi Parenting Islami Orang Tua Kaum Milenial
BANTUL, Suara Muhammadiyah — Tim Dosen yang tergabung dalam Program Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) terus memberikan pelatihan-pelatihan di beberapa tempat. Kali ini, sasaran pelatihan tersebut ialah kepada para orang tua kaum milenial terkait Parenting Islami.
Bentuk pengabdian masyarakat di Desa Guwosari Pajangan Bantul tersebut ialah pelatihan dan sosialisasi “Parenting Islami” terhadap orang tua kaum milenial. Program Pengabdian kepada Masyarakat tersebut telah dilaksanakan sejak tiga tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 08 dan 09 Agustus 2019 serta 15 Agustus 2019, kemudian pada hari Rabu, 27 April 2022 berupa refleksi terhadap Program Pengabdian kepada Masyarakat terkait implementasi Parenting Islami di Desa Guwosari Pajangan Bantul Yogyakarta.
Dosen Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta yang tergabung dalam PPM di Desa Guwosari tersebut yakni: (1) Bapak Dr. Sutarman, S.Pd., M.Hum, dan (2) Bapak Ragil Kurniawan, M.Pd. Adapun kegiatan dihadiri juga oleh PCM Pajangan Bantul yaitu: Ustadz H. Arwan, A.Md., dan Unsur PCA Pajangan Bantul Yogyakarta Hj. Sukatiyah.
Selama empat kali pelaksanaan pelatihan Parenting Islami dan refleksi tersebut berada di rumah warga dan sekali di Masjid Syafinatu Karim Kalakijo Guwosari Pajangan Bantul Yogyakarta, rata – rata pesertanya mencapai 25 orang.
Hasil refleksi Program Pengabdian Masyarakat (PPM) yang diperoleh dari program pelatihan dan sosialisasi “Parenting Islami” bagi orang tua kaum milenial merunut dari hasil wawancara kepada peserta kegiatan menyatakan bahwa mereka (peserta pelatihan) menjadi lebih memahami terkait makna parenting Islami yang disampaikan oleh Tim Dosen dari UAD, dan peserta merasa beruntung karena mendapat ilmu yang sebelumnya belum mereka peroleh.
Beberapa materi tersebut meliputi: 1) pengetahuan cara mendidik anak secara Islami di dalam keluarga; 2) peserta memperoleh mottivasi dan pandangan dalam memilih tempat pendidikan yang Islami dan berkualitas, seperti: (a) anak dibiasakan berdoa pagi dan sore; (b) anak dibiasakan sholat Dhuha; (c) anak dibiasakan shalat berjamaah; (d) anak dibiasakan menjaga shalat sunnah rawatib; (e) anak dibiasakan tadarus al-Qur’an; (f) anak dibiasakan suka berbagi (empati) terhadap temannya; (g) anak dibiasakan selalu dalam kondisi berwudhu; dan (h) anak dibiasakan beristigfar kepada Allah, SWT.
Pendidikan agama Islam yang ditanamkan kepada anak sejak dini yaitu berupa mengajarkan ilmu tauhid, mengajarkan cara beribadah, mengajarkan akhlak yang mulia seperti Rasulullah SAW, selalu memberikan nasihat baik kepada anak. Dengan begitu akan tertanam ketaatan kepada Allah SWT yaitu dengan selalu menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Hal tersebut pula yang dapat memotivasi anak agar menuntut ilmu setinggi-tingginya dan menghindari perilaku yang tidak produktif.
Lebih lanjut, menurut salah satu peserta Program Pengabdian Masyarakat bahwa anak juga dibiasakan: (a) pandai bersyukur; (b) anak dibiasakan jangan berlaku syirik; (c) anak ditanamkan birrul walidain (berbuat baik kepada kedua orang tua); (4) anak dibiasakan mendirikan shalat; (d) anak dibiasakan jangan berlaku sombong di muka bumi (Sumiran, 2022).
Dampak positif adanya PPM yang dirasakan oleh orang tua di lingkungan masyarakat Guwosari terkait Parening Islami sangat bermakna bahwa dengan adanya kegiatan “Sosialisasi Parenting Islami untuk Orang Tua Millenial” masyarakat menjadi lebih faham bagaimana mendidik anak secara Islami, memberikan bimbingan kepada anak-anaknya agar taat menjalankan ibadah wajib maupun sunnah, seperti:melaksanakan shalat wajib lima waktu: Isya, Subuh, Dhuhur, asar dan Maghrib, ditambah pembiasaan shalat-shalat sunnah serta ibadah lainnya.
Masyarakat mulai sadar bahwa pendidikan anak itu sangat penting sehingga orangtua memiliki peran yang strategis dalam mendidik dan memotivasi anak agar semangat dalamberibadah dan belajar setinggi-tingginya, serta anak-anak ditumbuhkan rasa cinta terhadap agama Islam. (S/D)