Bercengkrama dengan Al-Qur’an
Oleh: Cristoffer Veron P
Detak-detik waktu terus berputar. Tak terasa kita telah berada di penghujung bulan Ramadan. Datangnya disambut gegap gempita, perginya diliputi kegundahan mendalam. Mayoritas gundah karena takut tidak bisa lagi berjumpa. Di satu sisi, berbangga diri karena telah sukses melewati kompetisi melawan musuh (baca: hawa nafsu) hingga termanifestasi pada manusia takwa yang paripurna.
Momentum sakral penghujung Ramadan ini, potret pemandangan kehidupan umat Muslim selalu dihiasi dengan kegiatan spiritual sebagai pendakian kerohanian menuju puncak makrifat tertinggi. Melalui kiprah membaca dan bercengkrama dengan Al-Quran, sangat memberikan dampak besar bagi kehidupan di dunia dan akhirat.
Al-Quran merupakan kalam Ilahi yang memuat pelbagai ragam kehidupan umat manusia, untuk diikuti dan dijalankan guna meraih keselamatan yang hakiki. Keberadaan Al-Quran niscaya akan memberikan petunjuk hidup bagi seorang hamba agar tidak tergelincir dalam dunia miopik: selalu berbuat menyimpang dari tuntunan Ilahi. Dengan berpijak pada Al-Quran, kita tidak akan pernah tersesat, terjebak, dan terninabobokan oleh pesona duniawi yang bercorak hitam-putih, bias, dan parsial.
Al-Quran mengantarkan kita pada pintu gerbang kejayaan di masa depan. Coba kita saksiksan, sudah berapa banyak para hafidz Indonesia di Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) yang diberikan kelebihan oleh Allah memiliki daya ingat yang luar biasa. Mereka bisa tampil di TV nasional, dan utamanya dapat mengantarkan keluarganya terbang ke Arab Saudi (Makkah dan Madinah) untuk melaksanakan ibadah haji dan umroh.
Mereka tentu setiap hari membaca dan bercengkrama dengan Al-Quran. Tidak pernah terpikirkan oleh persoalan duniawi. Jika ada, itupun hanya sedikit, tidak sampai menjadi pemburu dunia yang melampaui takaran. Artinya, duduk persoalan disini ketika kita membaca dan bercengkrama dengan Al-Quran, niscaya kita akan memperoleh kebahagiaan hakiki dunia dan akhirat.
Jika demikian, alangkah eloknya kita bijak dalam memanfaatkan momentum penghujung akhir Ramadan untuk lebih sensitivitas membaca dan bercengkrama dengan Al-Quran. Paling tidak kita baca satu dan dua halaman surah. Lebih baik lagi jika dapat mengkhSatamkan satu juz per hari. Semua ini tentunya tergantung pada niat kita. Ingat dengan petuah Nabi akhir zaman,
إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ
Artinya: “Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Bilamana niat kita serius dan sungguh-sungguh untuk membaca dan bercengkrama dengan Al-Quran, niscaya kita dapat memaksakan diri dari hawa ‘kantuk’ yang menghalangi untuk bergelora dalam menjalankan misi agung ini. Karenanya, Allah akan memberikan balasan besar kelak di kemudian hari bagi orang yang konsisten menjalankan misi tersebut.
عن أَبي أُمامَةَ رضي اللَّه عنهُ قال : سمِعتُ رسولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يقولُ : « اقْرَؤُا القُرْآنَ فإِنَّهُ يَأْتي يَوْم القيامةِ شَفِيعاً لأصْحابِهِ » رواه مسلم
Artinya: Dari Abu Amamah ra, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya ia akan menjadi syafaat bagi para pembacanya di hari kiamat”. (HR. Muslim).
عن عائشة رضي اللَّه عنها قالتْ : قال رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « الَّذِي يَقرَأُ القُرْآنَ وَهُو ماهِرٌ بِهِ معَ السَّفَرةِ الكرَامِ البررَةِ » متفقٌ عليه .
Artinya: Dari Aisyah ra, berkata; bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang membaca Al-Qur’an dan ia mahir membacanya, maka kelak ia akan bersama para malaikat yang mulia lagi taat kepada Allah”. (HR. Bukhari Muslim).
Mari bersama pacu diri kita untuk menajamkan sensitivitas dalam membaca dan bercengkrama dengan Al-Quran. Sungguh merupakan momentum menyedihkan jika kita gagal memanfaatkan detik-detik akhir Ramadan. Belum tentu tahun depan kita bisa berjumpa. Karenanya sedari sejak sekarang mumpung masih ada beberapa hari. Sekali lagi kita buka mata hati dan pikiran jernih untuk meresapi tetesan percik-percik ajaran Ilahi agar hidup kita kian berwarna dan bermakna.
Kota Batik Dunia, 28 April 2022 M / 27 Ramadan 1443 H