Bersama dalam Fitri
Oleh: Drs. H. Alif Sarifudin, M. Hum
………….
Kulepas dengan rasa haru
Sebulan berpuasa
putihkan kalbu
kini hatiku merasa rinduu…
Berharap tahun depan bisa bertemu lagi
Dosa-dosa berguguran bagai daun menyentuh bumi
Hati jadi bersih tiada lagi berduri
Untuk bisa membuka pintu langit bertemu Rabbi
Allohu Akbar….
Allohu Akbar…..
Kumandang takbir
tuk hancurkan kikir
Tahmid menggelegar tuk bangun hati yang sabar bagai mercusuar
Tahlil penuhi suasana indah penuhi masa…..
Ramadhan pergi manusia terbagi
Tetap dan taat dalam kebaikan dan kebenaran
atau terjajah oleh syahwat dan maksiat
Berharap bersama fitri pintu hati terlindungi
Indra lahir dan bathin menjadi fitri
Melihat taat bukan maksiat
Mendengar ayat suci bukan fitnah hati
Itulah penggalan lirik nada dan dakwah terbaru karya penulis dalam rangka semarak 1 Syawal yang penulis upload ke youtube Ust. Alif Sarifudin In sya Alah tayang hari senin, 2 Mei 2022. Dalam nada dan dakwah itu mengandung pesan kemandirian dan keikhlasan setelah Ramadhan berlalu, yang apabila dilakukan dengan baik akan mampu menggerakkan perjuangan yang menimbulkan pencerahan dan berkemajuan. Ibadah yang melatih kemandirian dan keikhlasan adalah ibadah puasa yang kita lakukan berulang-ulang setiap tahun di bulan Ramadhan.
Nada dan dakwah ini tercipta dari perjuangan penulis di persyarikatan sehingga lahirlah juga yang bernama Pondok Pesantren Tahfidzul Quran Muhammadiyah Subulussalam Putri di kota Tegal yang di dalamnya ada kelas anak-anak, kelas unggulan 3 tahun 30 juz, dan kelas lansia. Untuk lebih mendekat kepada Allah, penulis mencurahkan segala isi hati, tenaga, waktu, bahkan perasaan sampai materi untuk sebuah mutiara PPTQ yang penulis sebut mutiara cinta. Hal ini dilakukan untuk menyayangi ibu-ibu lansia, anak tercinta, hingga remaja. Penulis tumpahkan segala perjuangan dan beban hidup ini hanya kepada Allah, bersimpuh penuh seluruh karena rindu ayat suci Al Quran pengisi kalbu untuk menemani di akhirat kelak.
Dosa yang banyak dan tak berdaya, harapannya ada jalan terang di sini untuk mengajak warga persyarikatan dan kaum muslimin belajar tahsin dan tahfidz bersama PPTQ Muhammadiyah Subulussalam putri Kota Tegal . Saat penulis kembali pada Allah, cukuplah ini kenangan untuk semua. Basah keringat dari penulis, akan menjadi saksi di akhirat kelak. Derita hidup dan ujian serta fitnahan mudah-mudahan menjadi pemicu untuk kita berjuang lebih aktif lagi, lebih ikhlas dan bermanfaat untuk semua. semoga amal shaleh kita semua menjadi mutiara cinta untuk menerangi jiwa orang –orang beriman
—
Ramadhan pergi manusia terbagi
Tetap dan taat dalam kebaikan dan kebenaran
atau terjajah oleh syahwat dan maksiat
Berharap bersama fitri pintu hati terlindungi
Indra lahir dan bathin menjadi fitri
Melihat taat bukan maksiat
Mendengar ayat suci bukan fitnah hati
Dalam lirik tersebut dipesankan bahwa orang-orang yang telah berpuasa mempunyai pilihan, apakah ia menjadi orang yang berhasil atau biasa-biasa saja. Kata kuncinya apabila ingin berhasil adalah terus bersama dalam fitri atau kesucian hati untuk menjadi yang terbaik.
Puasa Ramadhan yang Allah perintahkan kepada kita dan Insya Allah akan menyertai kita di Akhirat itu mempunyai beberapa rahasia. Begitu ditulis dan diteliti oleh Imam Ad-Dahlawi atau nama lengkapnya Al-Imam Asy-syaikh Ahmad Ibnu Abdurrohim Ad-Dahlawi dalam kitab Hujjatullohi Al Balighoh. Rahasia tersebut ada empat, yaitu sebagai berikut. Rahasia inilah yang menguatkan penulis untuk dituangkan dalam lirik nada dan dakwah.
- Lapar dan haus bagi orang yang berpuasa akan membantu untuk menyamakan dengan sifat-sifat malaikat yang sempurna
اَلْجُوْعُ وَالْعَطَشُ يَجْعَلَانِ سُوْرَةَ الطَّبِيْعَةِ لِلْمُلْكِيَّةِ
Perlu diketahui, manusia sebelum datangnya sebuah kebenaran pada dirinya, telah mengakar sifat-sifat hewani, seperti: sombong, rakus, ingin menangnya sendiri, egois, tidak mengenal halal haram, dan lebih mementingkan nafsunya. Kemudian datanglah kebenaran yang ia peroleh setelah proses pencariannya yang panjang seperti yang dimiliki derajat kesempurnaan para malaikat.
Akan tetapi, pencarian kebenaran itu tidak akan diperoleh kecuali dengan lapar dan haus yang akan membantunya. Pendeknya, dengan puasa yang berarti menahan lapar dan haus kita akan mendapat kesempurnaan sifat atau meniru sifat malaikat yang tidak makan dan tidak minum. Orang yang berpuasa mempunyai derajat yang sama dengan sifat malaikat dalam hal ini. Sifat inilah yang menguatkan kita dalam kemandirian dan keikhlasan dalam melakukan aktifitas apapun.
- Untuk membantu menyempurnakan akal yang sehat
اِنْقِياَدُ الطَّبِيْعَةِ لِلْعَقْلِ كَمَالَ لَهُ
Manusia kadang-kadang tersesat jauh dalam pemikiran dan nafsu serta cita-cita yang melampaui batas. Manusia tidak pernah merasa puas. Manusia mempunyai sifat selalu kurang atau Al Hirshu. Kalau sifat ini dibiarkan terus-menerus, tidak dikendalikan dan tidak dilatih dengan puasa, maka akan semakin jauh dalam kesesatan. Dengan puasa, manusia dibimbing untuk menyempurnakan fitrah akal yang telah dimilikinya. Dengan demikian puasa berfungsi untuk membantu kesempurnaan akal untuk kemandirian dan keikhlasan.
- Puasa dapat melebur dosa dari kesalahan yang dilakukan seperti sifat binatang
اَلصَّوْمُ يُكَفِّرُ مِنَ الْخَطَايَا بِقَدْرِ مَا اضْمَحَلَ مِنْ سُوْرَةِ الْبَهِيْمَةِ
Allah SWT sudah berjanji bahwa khusus ibadah puasa hanya Allah yang langsung akan memberi pahala atau balasan. Apabila kita berpuasa dengan sungguh-sungguh sehingga mampu mengalahkan sifat setaniyah dan hayawaniyah maka akan dibukakan pintu surga dan ditutuplah pintu neraka yang ada pada akal dan hati kita. Itulah makna puasa yang berarti akan melebur dosa. Dengan puasa, dosa-dosa akan dilebur dan dihapus oleh Allah SWT karena kita memohon ampun, beristighfar dan minta maaf kepada Allah. Allumma Innaka Afuwwun Tuhibbu Afwa Fa’fuanni. (Ya Allah sesunguhnya Engka Maha Pemaaf mencintai orang yang meminta maaf, maka maafkanlah aku)
Beberapa amalan yang dilakukan oleh seorang mukmin Ketika berpuasa sehingga diampuni dosanya di antaranya adalah 1. Melakukan Ibadah Puasa, 2. Melakukan Salat Tarawih, 3. Melakukan Ibadah di malam Lailatulqadar, 4. Memberi Ifthar (memberi buka puasa kepada orang yang berpuasa), 5. Beristighfar (mohon ampun kepada Allah), 6. Permintaan ampun dari para malaikat kepada Allah untuk orang-orang yang berpuasa (bagi orang yang suci lahir dan batin).
Semua inilah yang menjadika kita Ketika berpuasa untuk terus menumbuhkan kemandirian dan keikhlasan dalam berjuang.
- Manusia apabila melatih nafsu akan sampai kepada zat Sebelum kesucian yang diperoleh oleh manusia maka diperlukan ikhtiar. Ikhtiar tersebut diperoleh dalam ibadah puasa. Proses atau perjuangan dari usaha dalam melatih jiwa serta menghilangkan kejelekan-kejelekan merupakan jalan menuju kesucian. Dengan puasa, manusia termasuk dalam golongan makhluk yang suci.
الْاِنْسَانُ اِذَا قَهَرَ النَّفْسُ وَصَلَ اِلَى الذَّاتِ مِنْ قَبْلِ التَّنْزِيْهِ
Manusia apabila berusaha untuk terus berikhtiar melatih jiwa dan menghilangkan kejelekan-kejelekannya, maka itu semua termasuk bentuk penyucian dirinya. Upaya ini dapat mengantarkan kepada Dzat sebelum kesucian. Puasa yang demikian akan dapat mengantarkan kepada Allah yang Maha Suci. Usahanya adalah dengan pengosongan diri untuk ibadah (i’tikaf) di masjid.
Dengan i’tikaf yang benar dan bersungguh-sungguh akan diperoleh pelajaran dari tinta kebenaran yang disaksikan oleh hatinya sehingga mampu mengalahkan nafsu-nafsu di luar masjid yang berupa nafsu syaithoniyah dan hayawaniyah. Dengan puasa yang benar tidak akan melakukan lima hal. Yaitu mencaci, memfitnah, memakan harta yang haram, membunuh, dan memukul. Lima hal inilah yang akan menghancurkan nilai puasa. Sehingga dengan berpuasa yang benar diperluka kemandirian dan keikhlasan.
Dari keempat rahasia puasa tersebut, kita akan mendapatkan berbagai kebaikan. Nafsu dan emosi dapat dikendalikan, hati semakin bercahaya, malaikat akan terus menemaninya, dan kesalahan yang kita lakukan akan dihapus.
Singkatnya kesucian akan kita raih selama-lamanya setelah Ramadhan sehingga nada dan dakwah ini diharapkan bisa memberikan pencerahan. Demikianlah tulisan yang sederhana yang penulis sampaikan mudah-mudahan para pembaca berkenan untuk mengambil pesan kebaikan dari nada dan dakwah ini dan tulisan dari penulis. Nashrun Minallahi Wa Fathun Qarib Wa Bashshiril Mu’minin.
Drs. H. Alif Sarifudin, M. Hum, Ketua PDM Kota Tegal