Ranting Istimewa Muhammadiyah – ‘Aisyiyah Pandan Kuala Lumpur Gelar Halal bi Halal

Ranting Istimewa Muhammadiyah - 'Aisyiyah Pandan Kuala Lumpur Gelar Halal bi Halal

Ranting Istimewa Muhammadiyah – ‘Aisyiyah Pandan Kuala Lumpur Gelar Halal bi Halal

KUALA LUMPUR, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah dan Pimpinan Ranting Istimewa ‘Aisyiyah (PRIM-PRIA) Pandan Kuala Lumpur menggelar acara halal bi halal Syawal 1443. H. Halal bi halal yang berlangsung di Kem Raket Hulu Langat, Selangor itu menghadirkan Wakil Ketua PCIM Malaysia, Ustadz Muhammad Ali Imran Lc MA sebagai penceramah.

Kem Raket Hulu Langan, Selangor adalah sebuah lokasi rekreasi di atas sungai yang mengalir jernih. Tempat ini sungguh sangat mengasikkan. Puluhan warga persyarikatan Ranting Pandan hadir dengan rasa sukacita.

Ustadz Muhammad Ali Imrah Lc MA pada ceramahnya menegaskan bahwa, Marah, adalah perbuatan yang dilarang dalam islam. Karna marah bisa merugikan diri sendiri dan orang lain. Al Quran menganjurkan agar umat islam untuk senantiasa bisa menahan marah. Rasulullah saw. mewanti wanti para sahabat agar senantiasa bisa menahan marah.

Ketua Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah (PRIM) Pandan Sutrisno dalam sambutannya mengungkapkan rasa syukur alhamdulillah dan terima kasih kepada Ketua PCIM Malaysia Prof. Dr. Sonny Zulhuda bersama jajaran para Pimpinan, dan Ketua PCIA Malaysia Ibu Nita Nasyithah bersama jajaran para Pimpinan. Serta terima kasih yang tak terhingga kepada perwakilan dari PRIM-PRIA yang hadir.

Tempat ini kami pilih sebagai tempat halal bi halal untuk suasana yang berbeda dan lebih kekeluargaan. Di mana tempat ini kami sewa dua hari satu malam Sabtu 21- Ahad 22 Mei. Selepas pengajian kami bisa isi dengan aktifitas keorganisan dan kekeluargaan. Karena acara ini banyak juga di hadiri dari teman-teman PRIM dan PRIA lain Maka saya bisa katakan ini adalah halal bi halal PRIM-PRIA se-MALAYSIA tuturnya dengan bangga.

UMAI (panggilan dari Ustadz Muhammad Ali Imran) memberi pencerahan tentang halal bi halal. Dia menjelaskan halal bi halal ini pernah di ganti dengan silaturahmi idul fitri dalam Muhammadiyah. Sehinggalah di temukan sebuah dokumen dalam majalah Suara Muhammadiyah bahwa halal bi halal ini sudah ada sejak dulu dengan kata “Halal Ba Halal.

” Idul fitri adalah kesempatan kita untuk menyambung silaturrahmi dan bermaafan sesama. Kita ini mempunyai karakter yang berbeda-beda dan tidak luput dari melakukan kesalahan dan menyinggung orang lain.

Ada tiga hal yang perlu dilakukan kala kita di singgung atau disakiti orang yaitu:

1. menahan marah (al-kaziminal ghaiz)
Rasulullah mewanti wanti para sahabat agar senantiasa bisa menahan marah.

2. memaafkan + berlapang dada /membuka lembaran baru) (al-aafina anin-naas, fa’fu wasfahu)

Memaafkan dalam bahasa arab disebut al’afu (menghapus). Di sebut dalam Alqur’an 30 kali dan kebanyakan berkaitan dengan memberi maaf/memaafkan bukan meminta maaf.

Selepas kita bisa menahan marah saling memaafkan kemudian ke 3 yaitu Membalas keburukan dengan kebaikan (wallaahu yuhibbul muhsinin) ” kata Umai.

Warga PRIM Pandan memberi apresiasi terselenggaranya halal bi halal dengan konsep silaturrahim yang penuh kekeluargaan itu. (Mundziri/Syaifulh)

Exit mobile version