Pengalaman Sarat Makna Rustamadji dengan Papua
KUPANG, Suara Muhammadiyah – Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke-48 yang diselenggarakan Universitas Muhammadiyah Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu (25/5) menghadirkan pembicara dari Rektor Universitas Pendidikan Muhammadiyah (UNIMUDA) Sorong, Dr Rustamadji, MSi. Dalam menyampaikan materinya, mencitrakan pengalaman selama tinggal di Papua.
Sejak 20 Januari 1972 sampai detik sekarang atau 50 tahun lima bulan, Rustamadji telah tinggal di Papua. Dan sejak tahun 80-an, telah mengajar di berbagai sekolah, khususnya sekolah Muhammadiyah. Pada saat itu, dia mengajar di SMP dan SMA Muhammadiyah, dan juga di sekolah negeri. Pada waktu itu memang, sekolah-sekolah Muhammadiyah mayoritas anak-anak Papua sekaligus beragama Kristen. Menurutnya, anak-anak yang diajarkannya sudah tampil sebagai Bupati, Wali kota, tokoh agama, dan sebagainya.
“Muhammadiyah sudah betul-betul masuk ke wilayah yang semua masyarakat ini ikut bernapas dan berpikir tentang Muhammadiyah,” katanya.
Sejak tahun 2006, sudah mengejawantahkan UU Sistem Pendidikan Nasional. Dengan memberikan mata kuliah sesuai keyakinan para siswa dan mahasiswa. Ini semua sudah dilakukan dengan memadukan para pengajar sesuai dengan mata pelajaran yang diampu, juga berdasarkan keyakinan dari sang pengajar tersebut.
Selain daripada itu, dia juga mengatakan bahwa di sekitar Kampus UNIMUDA terdapat gereja yang molek. Dikatakannya bahwa jika kegiatan belajar-mengajar kampus libur, maka gereja selalu kosong. Hanya segelintir jemaat yang hadir di gereja tersebut. “Mayoritas jemaatnya adalah jemaat Mahasiswa UNIMUDA. Jadi kalau kampus ini libur, kegiatan gereja hanya diisi oleh orang-orang kampung. Inilah bukti bahwa gereja sangat menghormati kami, dan tentu kami sangat baik dan bersinergi dengan gereja tetangga kami,” pungkasnya.
Rustamadji juga mengungkapkan bahwa pihaknya melaksanakan kegiatan kemanusiaan semesta. Dengan mewabahnya Covid-19, pihaknya telah membuka shelter-shelter penampungan bagi warga dan masyarakat yang terpapar virus. Dengan dibukanya apartemen 3 lantai, warga dan masyarakat yang terpapar virus, dipersilahkan untuk menggunakan fasilitas yang telah disediakan.
“UNIMUDA hadir pada orang yang hidup dan orang yang mati. Ini penting sekali yang bisa memberikan inspirasi,” terangnya.
Dalam konteks kearifan lokal, UNIMUDA juga dilibatkan dalam serangkaian acara. Menurutnya, kemampuan kreativitas anak-anak Papua sangat luar biasa. Dengan kemampuan inilah, mereka memiliki potensi berkembang maju di masa depan. Tersendatnya mereka untuk berkembang, karena minimnya wadah dan tidak pernah terlatih untuk bertindak.
Semuanya terajut dalam tenun keindonesiaan yang kuat dan utuh, sehingga menjadikan Papua tetap terjalin rukun, damai, dan adem ayem tanpa terjadinya konflik yang berjaling-berkelindan dengan perpecahan, perseteruan, dan permusuhan. Oleh karenanya, pengalaman sarat makna dari Rustamadji ini bisa kita jadikan sebagai mata air keteladanan bersama. (Cris)