YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Humas perguruan tinggi perlu aktif memantau isu yang sedang berkembang. Demikian pula Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) juga harus rajin memantau isu yang berkembang. Pemantauan ini bisa dilakukan dengan melihat percakapan yang terjadi di media sosial.
Hal ini disampaikan Yamadipati Seno, redaktur Mojok dalam pelatihan pengembangan humas PTMA yang digelar oleh Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan Muhammadiyah, bersama Asosiasi Pendidikan Ilmu Komunikasi Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, Jumat (1/7/22). Pelatihan yang digelar di Yogyakarta ini diikuti lebih dari 50 humas PTMA.
“Di media sosial isu viral jadi shortcut mencari solusi. Ini berlanjut dengan koneksi platform media sosial seperti Twitter, Instagram, TikTok dan Facebook,” jelasnya. Seno menambahkan bahwa humas harus rajin memantau isu dan melakukan kurasi dari isu yang terjadi untuk dicari solusi terbaik.
Perlu Sediakan Konten Video
Humas Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) wajib aktif menyediakan konten video untuk para jurnalis. Ini terutama akan bermanfaat bagi konten audio – visual yang diperlukan jurnalis televisi.
Hendrawan Setiawan, reporter senior CNN Indonesia, menyampaikan hal ini dalam pelatihan humas bagi (PTMA) yang digelar oleh Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan Muhammadiyah, Bersama Asosiasi Pendidikan Ilmu Komunikasi Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, Jumat (1/7/22). Pelatihan yang digelar di Yogyakarta ini diikuti lebih dari 50 humas PTMA.
“Ketika membuat rilis, sediakan rilis dalam bentuk teks, foto dan video. Ini akan memudahkan jurnalis dalam membuat berita,” jelasnya. Hendrawan menambahkan bahwa video tidak perlu diberi watermark dan durasinya jangan terlalu pendek. “Berita tentang penemuan dari dosen dan mahasiswa, dan respon terhadap isu oleh pakar akademis dari kampus menjadi bahan yang menarik yang seharusnya diolah oleh humas kampus,” pesannya. (riz)